Tentang Olegun Gobs, Barbershop, dan Jatinagor Waves

Tentang Olegun Gobs, Barbershop, dan Jatinagor Waves

Olegun Gobs pada awalnya berjumlah lima orang personil, hingga kemudian mereka merasa butuh tambahan instrumen, dan mulai merekrut personil-personil lainnya, dari mulai pemain brass section sampai perkusi.

Berdiri pada Oktober 2012, Olegun Gobs mengaku jika nama bandnya tersebut tidak punya makna khusus, dan hanya berdasar pada keisengan saja, mengingat kata Olegun sendiri merupakan kebalikan dari kata nugelo, yang mempunyai arti orang gila dalam bahasa sunda. Sedangkan Gobs sendiri diambil dari bahasa ‘slank’ yang sering diucapkan para personilnya sehari-hari.

Ditemui disela-sela syuting untuk program DCDC MusikKita, Olegun Gobs bercerita tentang perjalanan mereka selama lebih kurang tujuh tahun berkarir di dunia musik. Sampai saat ini Olegun Gobs telah menghasilkan satu buah album berjudul Gobs Collection, yang dirilis pada tahun 2018 lalu. Album ini sendiri diakui mereka terinspirasi dari apa yang biasa menjadi ornamen di barbershop, yakni Top Collection (hingga hal itu mereka plesetkan menjadi Gobs Collection). Seperti halnya ragam potongan rambut yang terpampang di barbershop, musik yang Olegun Gobs sajikan dalam albumnya pun lebih kurang punya hal yang sama secara esensi (terdapat ragam warna musik yang mereka padukan), hingga hal itu mereka anggap sebuah analogi yang pas dan sesuai.

Olegun Gobs pada awalnya berjumlah lima orang personil, hingga kemudian mereka merasa butuh tambahan instrumen, dan mulai merekrut personil-personil lainnya, dari mulai pemain brass section sampai perkusi. Hingga kini Olegun Gobs mempunyai personil berjumlah sembilan orang. Terbilang banyak untuk ukuran sebuah band. Satu hal yang menurut mereka punya nilai plus minus nya sendiri dengan jumlah personil sebanyak itu. Seperti mengumpulkan para personil ketika hendak latihan. Diakui mereka jika tidak mudah mengumpulkan personil komplit untuk latihan. Atau contoh unik lainnya ketika break latihan, para personil Olegun Gobs malah saling berganti instrumen, sehingga yang terjadi malah melanjutkan jamming.

Olegun Gobs yang merupakan salah satu band dari ‘Jatinangor waves’ seperti halnya The Panturas dan banyak lagi lainnya, menuturkan jika ranah musik Jatinangor rata-rata berasal dari tongkrongan kampus di sana, dan karena letaknya yang seperti terisolasi dari kota-kota besar lain, seperti -katakanlah- Bandung, akhirnya mereka membangun sendiri alternatif space untuk mereka bekreasi. Hal tersebut membuat band-band dari ranah musik Jatinangor menjadi mandiri dan banyak melahirkan pola-pola kreasi seru yang dilakukan secara kolektif, hingga hal itu berbuah manis ketika band-band asal sana bisa menginvasi ke kota yang jauh lebih besar seperti Bandung, dan memunculkan namanya ke permukaan.

Lebih jauh tentang perjalanan musik dan banyak hal menarik lainnya dari Olegun Gobs akan banyak diulas di program DCDC MusikKita, yang bisa disaksikan pada hari Sabtu, 27 Juli 2019 di GTV, pukul 23.00. Olegun Gobs juga akan tampil bersama Monkey Boots, yang tentunya sayang jika dilewatkan ya coklatfriends!

BACA JUGA - Pencapaian 15 Tahun Berkarir Hingga Peran Big Monkey Bagi Monkey Boots

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner