Tentang Hip Hop dan Folk yang Akan Menjamur Tahun Ini

Tentang Hip Hop dan Folk yang Akan Menjamur Tahun Ini

Disaat musik pop masih sibuk berkutat perihal cinta-cintaan pada lagunya, folk dan hip hop sudah bisa merespon apa yang terjadi di televisi hari ini. Dari mulai isu politik, perseteruan artis, drama disinformasi, hingga perkara selangkangan 80 juta, yang sepertinya lebih nyaman jika dibalut dengan musik folk dan hip hop. Mengingat tahun 2019 ini disinyalir akan ada banyak cerita menarik untuk diangkat ke permukaan, maka hip hop dan folk sepertinya akan menjadi tren musik yang bisa mengimbanginya.

Regular Kid 98 memulai tren tersebut dengan merespon ketimpangan yang dilihatnya di televisi, lewat lagu berirama hip hop berjudul “Adegan”. Bukan tidak mungkin lagu-lagu seperti itu akan terus bertambah mengingat ada banyak sekali bahan yang bisa dijadikan lagu. Misalnya saja soal “korupsi yang tidak seberapa”, yang dilontarkan salah satu capres dalam sebuah acara debat, lengkap dengan tarian penahan amarah karena dimarahi sang moderator. Bayangkan kejadian itu ditulis seseorang jadi sebuah lagu berirama hip hop atau folk. Kemungkinan besar akan menjadi viral, dan juga bisa menjadi penanda peristiwa yang terjadi tahun 2019 ini.

Hip hop dan folk akan meneruskan episode barunya tahun ini, setelah sebelumnya kedua genre ini cukup banyak dibicarakan, namun masih sedikit yang punya kemampuan menulis lagu dengan baik. Dari folk saja misalnya hanya menyisakan Tigapagi, Jason Ranti, Silampukau, dan Semakbelukar (RIP). Selain dari itu folk hanya diisi penyanyi-penyanyi yang menyendu-nyendu kan diri, padahal sang pendengar tidak segitu hanyut dalam ekspresi sendu yang mereka tawarkan. Atau sebaliknya. Penyanyi-penyanyi folk banyak juga yang menghadirkan optimisme tentang hidup, dengan pembawaan lagunya yang riang. Tidak salah, hanya saja hal itu dapat dengan mudah ditampar oleh David Hersya dari ‘almarhum’ grup musiknya, Semakbelukar, atau pun detil menarik dari Silampukau. Lagu-lagu bernada riang tersebut akan nampak seperti iklan yang durasinya ingin segera disudahi, jika dibanding lagu-lagu dari Silampukau atau pun Semakbelukar.

Sementara untuk hip hop, rasanya Morgue Vanguard sudah terlalu nyaman ada di kasta tertinggi sebagai penulis hip hop dengan ketajaman lidah bak katana tersebut. Hip hop harus lebih banyak melahirkan nama-nama seperti Joe Million, Pangalo!, atau bahkan rapper seangkatannya, Doyz untuk bersanding bersama, sebagai para rapper yang mampu mengeja aksara jadi barisan senjata yang siap ‘menghabisi’ telinga pendengarnya tanpa ampun. Bukan hanya sekedar kalimat “kalian semua suci aku penuh dosa”.  Tahun 2019 ini bisa jadi momentum untuk para rapper lebih bersuara, mengingat lima tahun lalu, lewat momentum yang sama, Bars Of Death pernah memobilisasi kemuakan dengan single berjudul “A.C.A.G”, yang berhasil menampar doktrin pola demokrasi perwakilan di negeri ini.

Jadi, sepertinya tahun 2019 ini kita bisa cukup mudah menemukan unggahan di sosial media dengan kutipan dari lirik-lirik lagu hip hop dan folk, karena dinilai paling relate dengan kondisi ‘Indonesia hari ini’. Tapi dengan satu catatan. Bukan hip hop yang bersumber dari si pelantun “O Aja Ya Kan", dan bukan folk yang bersumber dari kopi dan senja.   

BACA JUGA - Siapa Solois Pria yang Akan Bersinar Tahun 2019?

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner