Song Review : Sore -

Song Review : Sore - "Woo Woo"

Sumber foto : Diambil dari official Facebook Sore

Sore masih konsisten menyuguhkan lagu-lagu yang jika dikaji lebih jauh lagi berisikan ‘reka adegan’ yang tersusun runut, meski dengan pemilihan diksi yang memancing tafsir lain dari yang mereka maksud.

Sore adalah sekumpulan penggemar The Beatles yang memutuskan membuat band. Hal tersebut sedikit banyaknya berpengaruh pada olahan musik yang mereka buat, namun tentunya dengan 'rasa' dan karakter khas dari Sore itu sendiri. Musik dan lirik yang mereka buat tidak jarang terdengar surealis dan begitu memanjakan pendengar dengan interpretasi yang dibebaskan oleh Sore.

Sampai akhirnya Sore menjadi Sore ‘hari ini’, tanpa tuts piano, dan mencoba bermain-main dengan distorsi, meski tipis dan tidak begitu mendominasi, namun justru malah memunculkan satu hal yang magis. Tidak berlebihan kiranya jika itu ditujukan untuk band yang baru-baru ini merilis lagu berjudul “Woo Woo”. Satu lagi lagu mereka dengan judul dan isian lirik yang memaksa pendengar mencari korelasinya, seperti lagu “Sssst...” (dengan tiga huruf s, dan tiga buah tanda titik)

Lagu “Woo Woo” diambil dari mini album terbaru mereka berjudul Mevrouw (Vrouw = Perempuan dalam bahasa Belanda), yang lebih spesifik pada artian Perempuanku atau My Lady, dalam bahasa Inggris. Mini album ini diakui mereka sebagai cara mereka menerjemahkan ‘keperempuan-an’ dalam diri mereka di banyak aspek. Tak heran jika hal tersebut diaplikasikan Sore dengan menggaet beberapa musisi perempuan untuk jadi kolaboratornya di mini album ini. Salah satunya Leanna Rachel, yang ikut sumbang suara di lagu “Woo Woo”, dan ‘dipaksa’ Sore (atau Sore Ze Band) untuk bernyanyi dengan aksen orang Indonesia, meski Leanna Rachel bukan asli orang Indonesia.

“Kita jangan sampe inferior”, ujar Ade Paloh dalam sebuah kesempatan wawancara. “Kalo ada orang asing yang mau nyanyiin lagu kita, dia yang mesti menyesuaikan dengan aksen Indonesia, dan lewat lirik Indonesia. Jangan sampe -istilahnya-bakso jadi meatball, hanya karena kita ngerasa inferior dengan bule”, tambah sang penabuh drum, Bembi. Hasilnya? Leanna Rachel mampu menjawab tantangan itu, dengan tutur nada manis aksen ‘pribumi’ yang menarik hati.

Secara musik, intro lagu ini terdengar begitu ear catchy, dengan olah suara gitar yang renyah di ‘gigitan’ pertamanya. Ada campuran Beatles dan Weezer bisa dibilang. Selain itu, pada departemen ritmis, Bembi sanggup menghadirkan bunyi drum yang ‘empuk’ terdengar, hingga Awan mengimbangi itu dengan permainan bas nya, yang juga senada seirama dengan mood yang ingin Sore hadirkan dalam lagu ini.

Secara lirik, Sore masih konsisten menyuguhkan lagu-lagu yang jika dikaji lebih jauh lagi berisikan ‘reka adegan’ yang tersusun runut, meski dengan pemilihan diksi yang memancing tafsir lain dari yang mereka maksud. Potongan lirik lagu ini yang berbunyi “Ayah dirapikan Bunda”, yang dilanjutkan dengan verse kedua yang berbunyi “Bunda dirapikan malam”, mungkin bisa menjadi petunjuk kenapa pada akhirnya Sore mengajak pendengarnya merayakan ‘keperempuan-an’ dalam diri mereka (para personil Sore), atau kita (para pendengarnya).

Bunda (perempuan) disini menjadi sosok sentral dan punya peranan penting lewat kata ‘merapikan’, yang mana ayah akan selalu ‘kusut’ jika tidak ‘dirapikan’ oleh Bunda. Singkatnya, sosok lelaki manapun akan selalu bergantung dengan perempuan, dan lewat lagu ini Sore membuat semacam ‘tribute’ untuk itu. Lagu ini menyanjung segala bentuk ‘kekuatan’ perempuan lewat laku lembut tutur halus bahasa yang menyimpan ketegaran luar biasa, hingga hanya malam yang bisa 'merapikan' bunda. Seharian bergelut dengan tugas mengurus si “Ayah” dan anaknya, maka tinggal malam yang bisa membantunya beristirahat.

“Musik Video 'Woo Woo' merupakan potongan berbagai adegan dalam film pendek berjudul serupa. Bercerita tentang,  Ali yang berusia 19 tahun, tidak memiliki keluarga maupun teman kecuali sepi yang pada akhirnya meneror dirinya dan orang-orang disekitarnya”.

Deskripsi singkat di atas diambil dari video klip lagu “Woo Woo”, yang jika kembali ditelisik lebih jauh, dalam video klip tersebut tidak menampilkan sosok perempuan, hingga kamera mengarah pada Ali yang selalu terlihat kusut dari awal durasi hingga video klip ini berakhir. Sekali lagi, Sore menguatkan Mevrouw secara tersirat, namun menarik untuk ‘diulik’ lebih jauh lagi. Menyenangkan, karena untungnya musik dan notasi lagu yang mereka buat menarik untuk diikuti. Terdengar melodius dan misterius di waktu yang bersamaan.

BACA JUGA - Song Review : Jason Ranti - "Pulang Ke Rahim Ibunya"

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner