Song Review : Obat Macan – ‘’Kumpul ga Kumpul Asal Makan’’

Song Review : Obat Macan – ‘’Kumpul ga Kumpul Asal Makan’’

‘pondasi’ adalah yang utama, karena seperti kata iklan, “lo rese kalo lagi laper”. Hal tersebut cukup memberi gambaran jika orang dalam keadaan lapar bisa jadi begitu beringas seperti macan

Perihal penulisan lirik lupakan nama-nama musisi seperti Fiersa Besari yang seringkali membuai dengan bualan, dan membual dengan buaian. Bahkan, hingga titik ingin berorasi sekalipun dirinya hanya sanggup di level penulisan kritik banal lewat bandnya, Sukamaju. Untungnya dari tanah Sukabumi lahir seorang musisi (atau hampir jadi musisi) bernama Obat Macan. Sebuah proyek musik yang menuhankan keisengan sebagai pemantik nyala kreasinya, hingga semua hal yang berhubungan dengan ‘kaidah bermusik dengan baik dan benar’ segera dia tampar, sampai akhirnya dengan segenap keberaniannya mendapuk diri sebagai musisi, dia perdengarkan barisan syair serampangan yang anehnya terasa ‘relate’ dengan banyak pendengar (minimal saya lah).

Kita bisa menulis apapun, dari yang puitis, kritis, atau bahkan nihilis layaknya Sir Dandy yang diam diam sering mencium adik temannya di dapur setiap hari (Teenage Death Star – I Kiss Your Sister In The Kitchen -red). Namun pertanyaan berikutnya adalah, apakah lirik lagu itu bisa terasa relate dengan pendengar? Obat Macan menjawab itu dengan menggaris bawahi kondisi tahun 2020 dengan teriakan bangsaaat, disela-sela iringan gitar akustiknya di lagu “Kumpul ga Kumpul Asal Makan”.

Perihal judulnya pun Obat Macan lagi-lagi menampar warisan peribahasa yang kadung dianggap benar, namun sebenarnya keliru. Ada berapa banyak peribahasa menyesatkan yang dianggap indah, padahal sebenarnya total moron, jika diaplikasikan dalam kehidupan. Dari mulai peribahasa “Sambil menyelam minum air”, hingga “Makan ga makan asal kumpul”. Padahal ‘pondasi’ adalah yang utama, karena seperti kata iklan, “lo rese kalo lagi laper”. Hal tersebut cukup memberi gambaran jika orang dalam keadaan lapar bisa jadi begitu beringas seperti macan. Pun begitu dengan sejumlah kasus kriminal yang dilatari karena rasa lapar, hingga dihadapkan pada pilihan untuk membunuh atau dibunuh, dalam artian sebenar-benarnya, bahkan hanya karena uang 10 ribu rupiah. Anda yang gajinya di atas 10 juta tidak akan bisa related dengan ini.  

Obat Macan hanya perlu gitar akustik untuk menemaninya merapalkan lirik dalam lagunya, bahkan di satu kesempatan, Malik, orang dibalik proyek musk Obat Macan pernah berujar kepada saya “mang saya mah acapella ge hayu” (bro, gua mah acapella juga ayo-red). Sejatinya Obat Macan sedang tidak bermusik, karena lepas dari itu dirinya hanya sedang merayakan hidupnya dengan sesuatu yang akrab dengannya, di mana untuk hal ini musik menjadi pilihannya. Jadi ketika dihadapkan pada pertanyaan apakah Obat Macan bisa merayakan hidupnya dengan medium lain selain musik, saya pikir dia bisa, apakah dengan kanvas atau bahkan ketika dihadapkan pada laptop butut yang hanya berfungsi untuk menulis.

Jika Baskara Putra dianggap terlalu pretensius kala menulis bersama .Feast, hingga terpeleset lidah kala menganggap lagunya lebih keras dari musik metal, maka Obat Macan adalah jawaban dari apa yang dimaksud Baskara dengan yang 'lebih keras' dari metal itu. Obat Macan lebih keras dari obat keras manapun, karena alih-alih menyembuhkan, Obat Macan malah membuat pendengarnya kecanduan. Obat Macan tidak menganjurkan kita untuk mencari penawar dari rasa sakit yang kita derita, karena sejatinya menikmati rasa sakit adalah obat sakit itu sendiri.

Malik dan Obat Macan tahu jika dirinya hanya figuran dalam skenario besar semesta. Namun alih-alih memikirkan bagaimana caranya jadi pemeran utama, Malik lebih memilih mengacak-acak skenarionya itu sendiri. Kali ini lewat musik, lima atau sepuluh tahun lagi siapa tahu dia datang mengacak-acak lewat lukisan atau mural bertuliskan “Pemerintah Ngompol” (karena tulisan pemerintah k****l sudah sama Amenkcoy) hehehe.

BACA JUGA - Song Review : Iga Masardi – ‘’Krisis Hiburan’’

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner