Song Review : Navicula – Z | Artikel Musik Indie

Navicula memang dikenal dengan lagu-lagunya yang concern terhadap isu-isu lingkungan. "Zat Hijau Daun" salah satunya, lagu yang lantang menyuarakan tentang isu penebangan liar.

“Tanpa pohon bisa ku bayangkan, hanya tiang besi dan bangunan, zat hijau daun untung kau ada, ayo ambil racun di udara”, itu adalah penggalan lirik yang selalu tergiang dari lagu ini. Penggalan lirik itu seharusnya jadi tamparan keras bagi kita, yang merasa acuh tak acuh akan keberadaan pohon-pohon disekitar kita. Padahal jelas-jelas dengan bantuannya lah kita masih bisa menghirup udara yang segar.

Bukan hanya acuh akan keberadaan pohon yang tumbuh di sekitar kita, namun yang lebih ironis adalah, kita seakan tak peduli dan bersikap biasa-biasa saja, dengan aksi penebangan yang dilakukan secara membabi buta, atas nama pembangunan, tanpa pernah terpikirkan oleh kita, usia dari benih untuk kemudian tumbuh menjadi pohon yang memakan waktu lama. Pohon yang dahulu ditanam oleh pendahulu kita dengan doa, dan disirami dengan kasih, agar terwujudnya hubungan saling menguntungkan.

Tapi dewasa ini, hal yang berkaitan dengan isu-isu kerusakan lingkungan tidak menjadi hal yang menarik untuk dibahas, dan diperjuangkan oleh kita. Bahkan sebagian dari kita dengan semena-mena memperlakukan pengrusakan terhadap ekosistem lingkungan, dengan aksi tebang pohon misalnya. Tanpa memikir dampak buruk di kehidupan yang akan datang, jika pohon-pohon dihilangkan secara paksa demi kepentingan yang tidak esensial.

Padahal kalau dilihat dari sejarah penciptaan, usia manusia itu jauh lebih muda dari alam semesta, dengan berbagai macam isinya, termasuk pohon. Maka sepatutnya sebagai “adik”, kita harus bisa lebih menghormati “kakak” kita, dengan tidak seenaknya melakukan pengrusakan. Melihat fenomena ini, Navicula menjadi salah satu motor penggerak bagi anak muda khusunya untuk lebih peka terhadap isu-isu pengrusakan lingkungan, dan bersama berjuang melawan ini.

Maka lewat lagu "Zat Hijau Daun" ini Navicula mengingatkan kita untuk selalu berterimaksih kepada pohon karena telah payungi kita dari panas dan abu, sampai meredam polusi yang menggila. Dan sebagai wujud rasa syukur kita karena telah dibantu olehnya, sudah selayaknya kita bisa ikut membantu memelihara keberlangsungan hidup “kakak-kakak” kita.