Song Review : Morfem – ‘’Binar Wajah Sebaya’’

Song Review : Morfem – ‘’Binar Wajah Sebaya’’

Foto didapatkan dari akun instagram @morfem_band

Kita masih bisa menemukan ciri Morfem di lagu ‘’Binar Wajah Sebaya’’. Pola ritmis dan melodinya masih sanggup berkejaran di ‘arena’ bermain yang menyenangkan di beberapa bagian dalam lagu ini.

Sebelum beranjak pada musik, kurang lengkap rasanya jika bicara lagu Morfem tanpa membahas liriknya terlebih dahulu. Dengan Jimi yang bertanggung jawab untuk urusan penulisan lirik, sosoknya dan Morfem kemudian menjadi berbahaya. Jimi berbahaya dengan kepekaannya membuat hal biasa yang dilihat dari sudut pandang yang berbeda. Bagaimana ketika dia masih bisa bersenang-senang dengan disko daruratnya, sampai ketika dia tidur di manapun dan bermimpi kapanpun dia mau.

Lebih dari itu, Jimi bisa memadukan dua sampai tiga kata biasa menjadi luar biasa dalam sebuah kalimat di lirik lagunya, seperti halnya "Disko Darurat", atau yang kali ini dia buat bersama Morfem, ‘’Binar Wajah Sebaya’’. Jimi adalah pujangga jalanan yang berpuisi dengan asap knalpot yang mengepul dan membuat awan menjadi hitam mengotori angkasa. Dia "mengotori" khasanah berbahasa yang digambarkan oleh sederet potret jalanan yang dia rekam dalam lagunya. Apa yang dia tulis adalah apa yang bisa digambarkan dari semua yang terekam dan tak pernah mati. Salah satu yang tak pernah mati adalah tentang romantisme masa muda, seperti halnya yang dituliskannya di lagu ‘’Binar Wajah Sebaya’’.

Bicara tentang masa muda maka kita akan berbicara tentang masa yang berapi-api. Begitu kata bang haji Rhoma. Dalam konteks lagu Morfem, masa berapi-api anak muda tersebut digambarkan dengan sound gitar fx fuzz dari Pandu Fuzztoni. Kita akan menemukan keliaran itu di banyak lagu Morfem. Satu hal yang pernah dituturkan oleh Jimi jika permainan dan eksplorasi sound gitar Pandu cukup bisa merepresentasikan seperti apa anak muda jika diberi ‘senjata’, hingga kemudian fx fuzz dan Pandu jadi seperti satu paket. Dan ingat, ada kata Fuzz di nama Pandu Fuzz-toni.

Secara notasi lagu, sayangnya lagu ini tidak menawarkan sesuatu yang baru. Jika harus kembali menyimak lagu ‘’Roman Underground’’ atau ‘’Rayakan Pemenang’’ misalnya, notasi di lagu-lagu ini begitu familiar dan para pendengar seperti dejavu kala menyimak lagu ‘’Binar Wajah Sebaya’’. Namun kemiripan notasi tersebut kemudian termaafkan dengan cara mereka menghadirkan nostalgia ria remaja di lagu ini. Kisah yang diangkat lagu ini cukup membuat pendengar tersenyum simpul mengingat seseorang di masa remajanya.

Secara musik, sama seperti notasi lagunya, kita masih bisa menemukan ciri Morfem di lagu-lagu sebelumnya. Pola ritmis dan melodinya masih sanggup berkejaran di ‘arena’ bermain yang menyenangkan di beberapa part dalam lagu ini. Selain itu, interlude gitar di lagu ini juga cukup menyenangkan untuk disimak, dan mungkin bisa dikatakan masuk kategori guitar based song, di mana permainan gitar menjadi krusial karena menjadi ‘tokoh utamanya’.

Lagu guitar based semacam ini bisa dikatakan sudah jarang ditemui kala pola membuat lagu sudah dibuat serba digital, tidak berdasar pada ocehan tongkrongan yang kemudian diaplikasikan di gitar kopong si empunya lagu. Namun, karena Morfem bicara tentang romantisme masa muda dengan semua keliaran dan nostalgia yang dibawanya, nuansa yang dibawanya pun harus sejalan dengan kisah yang mereka ketengahkan. Karena dilatari spirit of youth yang menyala, maka secara esensi dan estetikanya kurang bisa ditangkap andai itu diolah dengan pola digital yang robotik dan kurang dinamis. Maka dari itu Morfem lebih memilih meraung dengan Fx Fuzz nya di lagu ini. Lalu apakah mereka berhasil? silakan simak video klip lagu ‘’Binar Wajah Sebaya’’, yang dibalut animasi keren dari ilustrator Dwiky KA melalui tautan di bawah ini.

BACA JUGA - Song Review : .Feast - "Tarian Penghancur Raya"

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner