Song Review : Diskoria, Isyana Sarasvati, Ardhito Pramono – “Yth : Naif”

Song Review : Diskoria, Isyana Sarasvati, Ardhito Pramono – “Yth : Naif”

Naif memang tidak tergantikan, begitu pun dengan musik yang mereka torehkan. Bertambah menyenangkan ketika ada musisi lainnya yang memberi penghormatan untuk Naif, dengan musik yang juga jempolan

Bubarnya Naif membawa lamunan saya ke belakang, ketika grup musik Semakbelukar dan Daramuda juga memutuskan hal yang sama. Bedanya, dua grup musik tersebut berusia lebih pendek jika dibanding Naif yang mencapai umur 25 tahun. Namun meski begitu, ketiganya sama-sama mengamini apa yang mas Chairil Anwar katakan tentang "Sekali Berarti Sesudah Itu Mati", karena alih-alih memaksa hidup dengan ketidakjelasan, mereka memilih ‘mematikan rumahnya’ agar lenteranya tetap menyala, meski penghuninya sudah tidak tinggal disana.

David, Emil, Pepeng, dan Jarwo (oh iya Chandra juga), mungkin sudah meninggalkan rumahnya yang bernama Naif, namun bangunannya masih ada, membekas dan monumental, seperti halnya lagu-lagu mereka yang sampai di hati pendengar. Lagu mereka hadir kala kita dan sang kekasih kerap bertengkar, lalu saling sindir lewat lagu “Air dan Api”, atau justru kita kemudian mengingat manisnya kisah “Johan & Enny”, sampai akhirnya kita tahu Naif adalah “Rumah Yang Yahud” bagi para penikmat karyanya.

25 tahun bermusik bersama, dan mungkin jika dihitung usia pertemanan mereka akan jauh lebih lama lagi. Mungkin jauh melampaui usia para pendengarnya yang kemudian mendadak retro di usianya yang besar pada era milenium baru. Saat itu Naif seperti membawa gerbong band-band IKJ lainnya untuk muncul ke permukaan, dengan gaya yang senada dengan musik-musik vintage dan kekhasan masing-masing, yang jujur saat itu terbilang unik di industri musik tanah air. Ketika banyak musisi/band berlomba-lomba mengejar sound modern dalam lagunya, Naif sekonyong-konyong melempar pendengar pada masa ayah dan ibunya melakukan pendekatan saat remaja. Namun anehnya mereka suka dengan apa yang Naif tawarkan. Sampai titik itu kita bisa bilang jika musik dapat menembus batasan tren dan usia, selama lagunya mengena di hati rasanya semua lagu sah-sah saja dihadirkan dengan warna seperti apapun.

Seperempat abad bermusik tentu hal itu kemudian jadi sesuatu yang berbeda jika dibanding pertama kali mereka iseng buat ngeband di kampusnya dulu. Musik kemudian jadi hidup buat mereka yang ada di tubuh Naif, maka ketika salah satu atau mungkin semua personil Naif sudah merasa jika musik sudah bukan bagian dari hidupnya lagi, keputusan buat bubar jadi jalan yang terbaik. Alih-alih memaksakan bermusik hanya untuk menyenangkan penggemar, mereka memilih untuk ‘mematikan’ Naif. Namun seperti yang dikatakan David dalam pernyataannya, "Naif memang sudah tidak ada, namun karyanya masih ada". Tidak berlebihan rasanya jika Naif kemudian menjadi "Pusaka Sejuta Umat Manusia yang Ada di Seluruh Dunia" dengan semua karya-karya yang berhasil menarik hati banyak orang. Karena bagaimanapun Naif "Selalu" ada dan satu-satunya.

Mengamini  empat paragraf di atas dengan menggaris bawahi tentang Naif yang kemudian mengena di telinga dan hati banyak orang, kolektif Suara Disko meresponnya dalam proyek eksperimental musik berseri bernama Studio Pop Show. Suara Disko mencoba berkolaborasi dengan beberapa musisi untuk membuat proyek penghormatan bertajuk "Yth: NAIF". Dilihat dari judulnya, seakan mengingatkan kita pada lagu "Yts: Ibu" yang dirilis Naif pada tahun 2002, melalui album Titik Cerah.

"Yth: Naif" ditulis oleh Ricky Surya Virgana (White Shoes and The Couples Company) bersama dengan Arif Fauzan (Irama Pantai Selatan) yang membantu dalam penulisan lirik. Isyana Sarasvati dan Ardhito Pramono dipercaya untuk membawakan lagu ini. Kemudian untuk posisi produser diisi oleh Diskoria bersama Ricky, yang juga turut melibatkan Gilang Gombloh dan Adjis Doaibu sebagai perwakilan KawaNaif.

Dalam proses produksi musik, Ricky juga turut melibatkan John Navid (White Shoes And The Couples Company) pada drum, Warman Nasution pada gitar, Doni Joesran pada keys, Harry Winanto pada flute, dan Rolanda Sasongko pada violin. "Yth: NAIF" dirilis pada 22 Oktober 2021 lalu dan sudah dapat dinikmati di seluruh platform musik digital. Untuk pengerjaan Video Musik, Narpati Awangga atau yang lebih dikenal dengan sapaan Oom Leo dan Dian Tamara dipercaya untuk mengerjakan bagian ini. Sedikit hal menarik, pemilihan tanggal 22 Oktober sendiri dipilih karena tanggal tersebut bertepatan dengan hari ulang tahun Naif.

Sekarang kita beranjak pada lagunya

Lagu dengan warna dan musik yang selaras dengan apa yang biasa Naif sajikan ini mendapat sentuhan musikal rasa White Shoes And The Couples Company di dalamnya. Mungkin karena ada dua personil band tersebut dibalik kemudi musik lagu ini, Ricky dan John Navid. Lalu keputusan mengajak Isyana Sarasvati sebagai pengisi vokal di lagu ini cukup menyegarkan, terlebih pendengar kaget dan sedikit menerka-nerka apakah benar itu suara Isyana (saya tadinya mengira jika nona Sari dari White Shoes And The Couples Company yang mengisi vokal di lagu ini). Ternyata memang mojang Bandung satu ini punya talenta yang melimpah ruah, karena setelah berhasil tampil progresif di lagu-lagu barunya, Isyana sanggup menyajikan vokal retro yang melenakan di lagu ini. Bersahutan dengan Ardhito Pramono yang memang berada di zona nyamannya, bernyanyi ‘jazzy’ nan (terdengar) effortless dengan irama upbeat dari Diskoria, yang lagi-lagi sukses melahirkan catatan penting di ranah musik tanah air.

Naif memang tidak tergantikan, begitu pun dengan musik yang mereka torehkan. Secara kemampuan bermusik mungkin David, Emil, Pepeng, dan Jarwo mungkin bisa digantikan atau bahkan ditandingkan dengan musisi lainnya, tapi apa yang sudah melekat susah untuk beranjak. Seperti lagu-lagu Naif yang memorable. Bertambah menyenangkan ketika ada musisi lainnya yang memberi penghormatan untuk Naif, dengan musik yang juga jempolan. Sebuah penghormatan yang layak untuk Naif.   

BACA JUGA - Song Review : Impromptu – “I Love You, I Said”

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner