Song Review : Cracked Eggs -

Song Review : Cracked Eggs - "The Sinner"

Sumber foto : Dok.pribadi Cracked Eggs

Lagu ini punya dinamika menarik untuk dinikmati, hingga menghasilkan sensasi tersendiri kala didengarkan, dimana setiap bagian detil suara musiknya sangat memungkinkan menghasilkan klimaks yang menarik. 

Lepas dari musik mereka yang menyajikan Southernrock berbalut Rock N Roll sebagai identitas karyanya, Cracked Eggs hadirkan lagu “The Sinner” sebagai sebuah lagu dengan ritmis yang solid. Meskipun setiap bunyi instrumen seperti sedang berlarian, namun semuanya tidak saling mendahului, dan ditampilkan dengan porsi yang pas mengisi ruang-ruang yang ada dalam bangunan musiknya. Komposisi drum dan bass di awal lagu jadi bangunan yang kokoh, dengan ditingkahi layer-layer distorsi yang terbilang kasar pada babak selanjutnya.

Dengan bangunan ritmis kokoh, pada penerapannya hal itu berhasil mengawal distorsi gitar yang seakan menjadi hantu disetiap bar lagu tersebut. Kadang dia menyalak, kadang dia ikut larut dengan ketukan drum dan bass lagu itu. Kemudian sang vokalis yang bernyanyi dengan karakter kuat, yang jika didengarkan lagi lebih detil, tingkah olah suara efek delay ikut jadi pelengkap menarik sepanjang durasi lagu ini berjalan.

Menariknya lagi, mereka memberi suguhan yang terbilang ‘jomplang’ secara ritmisnya, dari yang tadinya dibungkus dengan ketukan yang terbilang cepat, kemudian berpindah dengan ritmis pelan, yang lagi-lagi, masih dihantui distorsi gitar raw, seperti di awal lagu. Perpindahan ketukan yang cukup siginifikan tersebut kemudian mendapatkan hook menarik, kala sang vokalis ‘memamerkan’ kepiawannya menyalak pada bagian chorus lagu ini.

Melanjutkan perjalanan lagu ini, babak kedua ditingkahi pula oleh suara gitar mengawang, yang membuat hal itu seperti sebuah teror. Jika merunut pada isian lagu ini, teror tersebut jadi berbanding lurus dengan cerita tentang pendosa yang menyadari jika kesempurnaan itu bukanlah milik manusia. Sebuah sudut pandang yang mungkin dirasakan banyak orang tentang polemik akan hidup, dimana salah dan benar adalah wilayah yang susah dijabarkan, mengingat manusia kerap berada di wilayah abu-abu.

Segala polemik itu seakan dimuntahkan oleh sang vokalis kala dia ‘menyalak’ di chorus lagu ini. Seperti sedang berperang dengan diri sendiri, dimana diri sendiri menjadi musuh terbesar seseorang, ketika dia mengkaji ulang apa yang sebenarnya harus dia lawan. Menarik, mengingat banyak lagu tentang kemarahan seringnya bersumber dari apa yang di luar dirinya, seperti saat dia melihat kebijakan negara yang tidak berpihak pada rakyat misalnya. Namun lagu ini berisikan kemarahan akan perang batin dari dalam diri sendiri.

Bisa dibilang lagu ini jadi refleksi saat seorang manusia melihat lebih dalam dirinya, dan dia tidak menemukan jawaban mutlak, namun hanya beberapa sangkaan seperti misalnya sudut pandang tentang salah dan benar, atau dosa dan pahala. Beberapa variasi ritmis yang kerap berpindah-pindah dalam lagu ini juga seakan menegaskan jika sang penulis lagu ada dalam kegamangan, yang setiap bagiannya menyiratkan saat dia merenung, marah, sangat marah, dan mencoba berdamai dengan dirinya sendiri.

Lagu ini punya dinamika menarik untuk dinikmati, dan hal itu menghasilkan sensasi tersendiri kala didengarkan dengan pengeras suara atau pun earphone, dimana setiap bagian detil suara musiknya sangat memungkinkan menghasilkan klimaks yang pol pada telinga pendengarnya. Mungkin bukan yang pertama sebagai band dengan karakter musik seperti ini, tapi Cracked Eggs berhasil meneruskan apa yang mungkin band-band sejenis, seperti The S.I.G.I.T misalnya sajikan dalam musiknya. Ritmis yang solid, distorsi kasar, serta vokal yang menyalak sekaligus mengawang, juga menghantui pendengarnya. Satu lagi, permainan gitar di akhir lagu ini jadi bagian paling ‘nendang’, yang sebaiknya jangan dilewatkan sampai mereka menyudahi lagunya. Atau, jika dirasa kurang kalian bisa tekan tombol replay, untuk kembali mendengarkan lagu ini.   

BACA JUGA - Song Review : Grrrl Gang - "Pop Princess"

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner