Song Review : Abe Hoed – “Gorgeous”

Song Review : Abe Hoed – “Gorgeous”

Foto didapatkan dari rilisan pers Abe Hoed

Lagu “Gorgeous” bisa menjadi begitu related dengan orang yang juga sedang merasakan jatuh cinta, di mana dari judulnya saja kita tahu jika si pujaan hati terasa begitu menawan, dan semua yang tertera pada dirinya terasa begitu sempurna.

Menilik nama belakang ‘Hoed’ dari Pria Bernama Hoed atau akrab disapa Abe Hoed ini, banyak diantara kita yang langsung menghubungkannya dengan nama besar sang ayah, Anto Hoed. Abe yang memang lahir ditengah keluarga musisi, Anto Hoed dan Melly Goeslaw agaknya tidak bisa menghindari takdirnya untuk terjun juga di dunia musik. Pernah tampil bersama sang kaka, Anakku Lelaki Hoed atau akrab disapa Ale Hoed lewat band Goodbye Felicia, Abe lalu menapaki karir solonya dengan merilis beberapa single hingga album, dari mulai “Thought” (Single 2018), “For Real” (Single 2019), “I'm Low” (Single 2020), Carnation (Full Album 2020), hingga “Gorgeous” (Single 2020).

Mengerucutkan bahasan pada lagu “Gorgeous”, Abe dengan semua sensitivitas musikalitasnya menerjemahkan perasaan jatuh cinta dengan cara cool, dan bisa dibilang sejalan dengan mood orang jatuh cinta yang penuh warna. Secara musik, lagu ini mengetengahkan ritme bossa nova di mana olahan pianonya cukup kentara, hingga mampu membuat pendengar mengangguk pertanda larut dalam musiknya. Ditingkahi nuansa hip hop yang juga cukup kental, Abe bernyanyi dan nge-rap di waktu bersamaan. Terasa ‘kekinian’ dan bisa dibilang single paling menyenangkan Abe Hoed sejauh ini.  

Lagu semacam ini bisa menjadi begitu related dengan orang-orang yang juga sedang merasakan jatuh cinta, di mana dari judulnya saja kita tahu jika si pujaan hati terasa begitu menawan, dan semua yang tertera pada dirinya terasa begitu sempurna. Sanjung puji bagi yang terkasih dalam versi kekinian, karena untuk perkara rayuan Abe jauh meninggalkan puisi pujangga kelas kambing dengan gambaran rembulan malam, sebagai metafora dari wajah cantik si pujaan hati.

Setiap orang bisa merasakan jatuh cinta, namun pertanyaan berikutnya adalah berapa banyak yang bisa menggambarkannya? Abe bisa menggambarkannya, dan dengan musikalitas yang dia punya, hal tersebut kemudian menjadi ‘peluru’ yang tepat untuk dilesatkan pada alam bawah sadar sang gadis, hingga merasa jika dirinya berarti bagi seseorang, yang dalam hal ini bagi Abe.

Perkara lagu cinta agaknya memang sudah menjadi jaminan mutu bagi keluarga ‘Hoed’, di mana duet orang tua Abe, Melly dan Anto Hoed pernah merajai tangga lagu Indonesia lewat album soundtrack Ada Apa Dengan Cinta, dengan semua dinamika naik turun perasaan Rangga dan Cinta (nama tokoh dalam film tersebut-red). Abe dan sang kakak, Ale pernah membuktikan itu lewat lagu “Bimbang”. Meskipun dirilis ulang lebih kurang 20 tahun sejak dirilis pertama kali, lagu “Bimbang” versi Abe dan Ale masih diterima banyak pendengar, dan mendatangkan pasar baru, remaja millenials.

Jika di ranah musik cadas kita akan menemui Seringai sebagai band yang membawakan rock kadar tinggi dan langsung menghajar pendengaran lewat distorsinya, maka yang dilakukan Abe pun demikian. Bedanya Abe menggunakan amunisinya lewat permainan keyboard dan drum machine (or sampling? whatever you named it) yang konstan membawa pendengar dengan ritmis dance-able. Cukup sederhana sebenarnya jika menilik pada ornamen musik di dalamnya, namun justru hal tersebut membuat olahan aransemennya straight to the point. Mungkin menggambarkan juga karakter Abe yang kurang suka berbasa basi kala menyatakan perasaan suka kepada ‘gebetannya’. Mungkin. Tapi yang jelas lagu “Gorgeous” yang dibawakannya terasa jujur dan personal.

BACA JUGA - Song Review : Iga Masardi – ‘’Krisis Hiburan’’

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner