Single Review: Post Human -

Single Review: Post Human - "Lost"

Foto dan artwork didapatkan dari rilisan pers yang dikirimkan oleh Post Human.


(Mari) Tersesat bersama Post Human, unit pengusung progressive metal asal kota Bandung. Angkat topi untuk segala hal yang mereka suguhkan, setidaknya lewat single ini.


Post Human

Mengusung progressive metal sebagai jalurnya, Post Human berkarya dari hasil perenungan mereka pada perubahan serta kesempurnaan hakikat manusia. Hibrida. Setengah manusia, setengah program. Setengah binatang, setengah robot. Tidak sepenuhnya satu keutuhan. Non-biner. Tapi bukan soal gender. Hal itulah yang melatari tercetusnya Post Human tahun 2017, lalu aktif bergerilya merancang karya-karyanya pertengahan 2018 di Bandung sebagai kota kelahirannya.

Sebuah kehormatan bagi kami untuk dipercaya mengkritisi single yang direkam dan diramu masteringnya dengan kualitas musik yang baik hasil olahan Rutter Studios, sehingga menjadi layak. Sedangkan sisi materi instrumen, turut dibantu dan dikritik oleh Tubaghus Pandu (gitaris klasik) dan Robi Trianda (drummer -El Karmoya). Angkat topi untuk bagian ini!

Cukup sudah ramah tamahnya, langsung saja review single ”Lost”nya. Secara materi dan komposisi musik, mereka berani menyajikan dualitas musik. Tidak monoton. Alurnya seperti film pendek thriller misteri. Berakhir twisted dengan sang aktor terus menerus berputar di labirin (anak tangga dalam klip musik). Tersesat seperti kebanyakan anak cucu adam hawa saat ini, sibuk dengan dunianya masing-masing. Tutup mata dengan hal-hal sekitarnya. Acuh. Dibentuk karakternya menjadi seperti itu. Oleh media, pola asuhan, lingkungan, sekolah, teknologi, kultur pop, pemerintah dan tetek bengek globalisasi nan optimal. Semaksimal mungkin dikurangi sifat manusiawinya, perlahan tapi pasti. Berlomba menjadi terdepan, tetapi entah untuk jadi apa? Untuk apa dan siapa? Dan tujuannya? Ah sudahlah, memang terbukti semakin pudarnya sifat memanusiakan manusia. Sudah begitu adanya bukan?! Capnya adalah modern(isasi) atau kemunduran. Sila tuk menilai. Tema masa kini atau kekinian begitu digandrungi, dipuja dan diagungkan. Sebegitunya kah? Telaah lagi hakikatmu “Tuan Terpelajar”. Realita yang Post Human suguhkan lewat single 4.10 menitnya adalah rusak sudah kompas hakikat seorang anak manusia. Begitu nyata, “Sehingga jika pendengar menggandrungi musik-musik keras, maka nuansa kemarahan dalam lagu ini akan memuaskan mereka. Tapi jika kamu bukanlah penyuka musik keras, maka ratapan dalam lagu inilah yang akan menyentuhnya.” Kutipan di akhir saya catut, dari press kit dari Post Human diatas karna memang begitu adanya yang dirasa indera pendengaran ini. Menjadi penggambaran bagaimana single ‘Lost” sangat sahih didapuk sebagai amunisi pembuka album mini Nothing To Be Done yang siap edar pada penghujung tahun 2018.

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner