Single Hits yang Berawal Dari Sebuah Kecelakaan

Single Hits yang Berawal Dari Sebuah Kecelakaan

Dua single hits tadi bisa dibilang sebuah kecelakaan, atau ketidak sengajaan. Namun pada nyatanya malah mampu membuat Pas band dan Sindentosca dikenal luas, dan memunculkan namanya ke permukaan.

Richard Mutter, drumer, yang juga salah satu pendiri Pas band, pernah menuturkan fakta tentang single Pas Band yang berjudul Impresi. Single yang melambungkan nama Pas band itu nyatanya adalah “pesanan” dari pihak label. Richard menjelaskan jika sebelumnya Pas sudah siap dengan materi lagu untuk albumnya. Namun karena satu dan lain hal, pihak label meminta Pas membuat satu lagu baru lagi yang berbahasa Indonesia, untuk dijadikan single di albumnya, dan lahirlah lagu Impresi tersebut.

Pada akhirnya lagu itu menjadi melekat dengan nama Pas Band sebagai sebuah keidentikan, jika berbicara Pas Band berarti kita akan berbicara lagu mereka yang berjudul Impresi tersebut. Padahal menurut Richard lagu Impresi tidak cukup kuat mewakili karakter musik yang ingin Pas Band citrakan sebagai karakter musiknya. Namun karena seringnya diputar (ditambah Pas Band sendiri pada dasarnya memang bagus), dan momen Pas Band merilis album juga tepat, maka lagu Impresi pun menjadi perbincangan dimana-mana, dan membuat nama Pas Band muncul ke permukaan.

Selain cerita menarik dari Pas Band tadi, ada satu nama dari belantika musik Indonesia yang mencuat namanya lewat sebuah single yang berjudul Kepompong. Sindentosca. Band dengan satu orang personil bernama Jalu ini “sialnya” harus dikenal lewat satu-satunya singlenya yang berjudul Kepompong itu. Menjadi sedikit disayangkan mengingat Sindentosca sendiri sebenarnya sebuah band yang bisa dikatakan bagus (dilihat dari estetika bermusiknya), namun hanya dinilai lewat satu-satunya single Kepompong itu. Padahal ada begitu banyak lagu dari Sindentosca yang jauh lebih bisa mewakili karakter musiknya. Bahkan menurut Jalu tidak adil rasanya jika menilai musik Sindentosca hanya dari satu single Kepompong saja.

Lagu Kepompong sendiri tadinya dikirm oleh seorang teman Jalu untuk dimasukan dalam sebuah kompilasi album suatu radio, tanpa diketahui oleh Jalu. Yang terjadi ternyata lagu itu disukai dan cepat sekali nempel di telinga setiap orang yang mendengarnya. Mungkin karena lagunya ringan dan mudah untuk dinyanyikan. Namun ada satu hal yang membuat Jalu sedikit kecewa dengan single Kepompong yang dilempar di album kompilasi itu, dikarenakan aransemen musiknya yang diubah pihak label. Memang tidak membuat lagunya menjadi jelek, hanya saja menurut Jalu “rasa” Sindentosca nya seakan hilang dengan aransemen barunya itu. Dirasa lagunya sudah terlalu di blow up media, Sindentosca akhirnya memilih mundur dari industri, dan kembali merasa nyaman dengan menjadi seorang musisi kamar, lepas dari kepopulerannya lewat lagu Kepompong itu.

Dua single hits tadi bisa dibilang sebuah kecelakaan, atau ketidak sengajaan. Namun pada nyatanya malah mampu membuat Pas band dan Sindentosca dikenal luas, dan memunculkan namanya ke permukaan, dan diapresiasi dengan cukup baik. Namun lepas dari itu, pada akhirnya apakah sebuah single bisa atau tidaknya mewakili karakter musik si musisinya itu sendiri, rasanya memang tidak adil jika menilainya hanya dari satu lagu saja. Sampai kemudian ini menjadi sebuah istilah “one hit wonder”, yang kebanyakan musisi yang mendapat gelar tersebut menjadi tenggelam dengan kepopulerannya sendiri yang hanya lewat satu single itu saja.

BACA JUGA - Dua Band Ini Menangkap Estetika Lagu Daerah Dalam Musiknya

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner