Selekta Pop: Cipta Nada Perjalanan Dua Dekade Club Eighties

Selekta Pop: Cipta Nada Perjalanan Dua Dekade Club Eighties

Club Eighties menemukan konsep yang menjadi ciri khasnya hingga kini, secara tidak sengaja. Terbentuk dari keisengan personelnya menyajikan sesuatu yang berbeda pada ajang pentas seni bertajuk ‘Bakar-bakaran’ pada Oktober 1998 di kampus IKJ, selain ide nyeleneh, personelnya wajib tampan menjual. Sosok Henry ‘Betmen’ Foundation (Goodnight Electric) dan Dendy Mahendra Desta adalah dua orang yang menginisiasi. Potongan cerita tentang awal mula pendirian Club Eighties langsung dari mulut Henry ‘Betmen', dapat disaksikan di kanal YouTube dan postingan @myclubeighties.

Jauh sebelum berkumpul di IKJ, kakak beradik Cliff dan Vincent berteman sejak kecil dengan Desta karena bertetangga di sekitar kawasan Kelapa Gading Barat, Putih Melati. Vincent sebelumnya juga terkenal dengan grup cover version bernama Parklife. Band ini sering manggung di era Poster Cafe dengan membawakan lagu-lagu dari Blur. Era ini, Britpop sedang menginvasi Indonesia. Vincent salah satu yang terjangkiti. Cliff dan Desta juga sempat tergabung dalam satu band yang mengusung alternative rock a la Smashing Pumpkins, bersama Ricky Siahaan (Seringai), bernama Chapter 69 yang juga sama sering wara-wiri di tempat legendaris Jakarta Selatan, tongkrongan remaja indie '90-an itu. Lembu sendiri senior Desta di kampus, sedangkan Yton mengenal personel lain, karena ia teman sekelas Vincent.

Selain lima personel dan sekarang bersisa tiga yang dikenal saat ini, pun selain Henry ‘Betmen’, ada juga sosok lainnya. Seorang perempuan lansiran Jerman Barata bernama Dorte yang di awal Club Eighties berbagi mic bersama Lembu bernyanyi. Muda-mudi yang menonton mereka di tahun 1997-1998 di beberapa panggung sederhana sekitaran Jakarta, seperti Marimba, Gueni Classic Rock Stage di Blok M mungkin pernah menyaksikan ada cewek bule, nyaris seperti Marie Frederiksson-nya Roxette, dengan potongan rambut a la Arnold Schwarzenegger. Namun, mereka berdua tidak bisa bergabung di perjalanan Club Eighties.

Alasan Dorte adalah karena dia WNA dan status itu akan membuatnya kesulitan dengan proses birokrasi saat masuk dunia bekerja (di Indonesia). Sedangkan Henry ‘Betmen’ memilih untuk fokus dengan karirnya sebagai seniman dan proyek musik lainnya. Kala itu, sewaktu membentuk Club Eighties, Henry sudah tergabung dalam band hardcore yang juga bandnya Jimi (The Upstairs), yaitu Bequiet.

Akhirnya pada tahun 1999, alumnus D3 Seni Rupa angkatan ’95 ini terpaksa hengkang dari Club Eighties. Posisinya diganti oleh Cliff pada gitar. Desta pun kemudian bergeser menjadi drummer. Hubungan Henry ‘Betmen’ dengan Club Eighties kembali terjalin ketika Henry yang saat itu bersama Anggun membentuk The Jadugar, rumah produksi kreatif asal Jakarta yang bertugas membuat video musik “Lagu Terakhir” yang diambil dari album 1982.

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner