Selain Garang Dalam Bernyanyi, Aries Rafly Juga Tak Terkalahkan Dalam Adu Panco

Selain Garang Dalam Bernyanyi, Aries Rafly Juga Tak Terkalahkan Dalam Adu Panco

Keseruan makin bertambah dengan permainan adu panco, yang melibatkan Aries Rafly sebagai algojonya. Aries tampil unik dengan kostum yang dipakainya, dan siap menantang para coklat friends yang datang di gelaran DCDC Shout Out! Ngabuburit di Cianjur.  

Pujasera Cipanas, Jalan raya Cipanas, Cianjur, menjadi pemberhentian berikutnya DCDC Shout Out! Ngabuburit. Sekitar pukul tiga sore hari, acara diawali dengan penampilan dari dua band Shout Out, Melodrama dan Dope Centre Foundation, yang memainkan musik alternatif, dengan sentuhan british-pop dan sedikit nuansa shoegaze pada olah tata suara gitarnya. Musik semacam ini ketika disajikan dengan format akustik jadi terasa lebih intens, terlebih jika dilihat dari isian notasi lagunya, maupun cara mereka mempresentasikan karyanya dengan komposisi musik menarik. Band-band dengan musik semacam ini sedikit mengingatkan pada era 90an ketika musik alternatif menginvasi dunia, dengan grunge dari dataran Amerika, dan gelombang british invasion dari tanah britania raya.

 

Kemeriahan gelaran DCDC Shout Out! Ngabuburit tidak berakhir pada penampilan Melodrama dan Dope Centre Foundation saja, namun juga keseruan itu makin bertambah dengan permainan adu panco, yang melibatkan Aries Rafly sebagai algojonya. Aries tampil unik dengan kostum yang dipakainya, dan siap menantang para coklat friends yang datang di gelaran ini. Diantara sekian banyak pengunjung yang datang, ada empat orang yang memberanikan diri untuk bertanding panco melalui dua babak penyisihan, sampai akhirnya tersisa satu orang di babak final untuk menghadapi Aries sang algojo.

Perbedaan postur tubuh diantara sang algojo dan si penantang yang terpaut jauh seakan cukup menjelaskan jika sang algojo adalah lawan yang berat. Dan benar saja, karena si penantang tidak bisa mengalahkan sang algojo.  Namun si penantang diberi kesempatan dua kali untuk mengalahkan algojo dengan cara yang lain, seperti lomba adu tahan nafas. Masing-masing dari mereka memijit hidung lawannya, dan jika salah satunya tidak kuat lagi menahan nafas, maka dia dinyatakan kalah. Dan lagi-lagi sang penantang kalah.

Tapi untungnya si penantang diberi kesempatan mencari cara lain lagi untuk mengalahkan sang algojo, dan si penantang yang bernama Iqbal itu pun punya cara cukup pintar dengan menantang algojo untuk jongkok. Benar saja, karena postur tubuh algojo yang besar iitu dia kesulitan untuk jongkok, hingga dia terjatuh. Dengan terjatuhnya sang algojo maka sang penantang dinyatakan menang, dan berhak mendapatkan hadiah salah satu produk yang dijual di DCDC Frirends Trade Market, dari mulai topi, t-shirt, tas, dari produk-produk dari Bloods, Eastern Wolves, Anti-Class, Hellfrog, Fat Free City, dan beberapa merchandise band-band dari mulai Burgerkill, Rosemary, The Panas Dalam, Jasad, Forgotten, Injected Sufferace, sampai Beside. Menariknya lagi, kemeriahan DCDC Frirends Trade Market tidak hanya menjadi milik Iqbal sang penantang tadi, namun juga bagi siapapun coklat friends yang hadir dalam gelaran ini, lewat penawaran harga special hingga diskon sampai 50%.

 

Setelah rahang pegal tertawa karena keseruan permainan adu panco bersama sang algojo, acara diteruskan dengan sesi sharing bersama Agung "Hellfrog", Balum, Gan Gan, dan Hin Hin, empat orang gitaris ciamik, yang merupakan pengajar dari AGC Music School. Selain berbagi pengalaman seputaran musik, khususnya gitar, masing-masing gitaris juga membawakan lagu dari para guitar hero nya masing-masing, seperti Yngwie Malmsteen, Joe Satriani, sampai Steve Vai. Gan Gan yang tampil pertama, membawakan lagu dari guitar hero nya Yngwie Malmsteen, lewat sebuah lagu berjudul "Far Beyond The Sun". Selain itu mereka juga memberi kesempatan para pengunjung untuk berpartisipasi dalam sesi tanya jawab. Sampai akhirnya setelah bergiliran memainkan solo gitarnya masing-masing, mereka menutup penampilannya lewat sebuah kolaborasi yang keren.

Mendekati waktu berbuka, empat orang presiden yang kehadirannya selalu menjadi magnet tersendiri itu dipanggil satu persatu oleh host Soni Bebek. Dr Zastrow dari Republik Jalanan menjadi presiden pertama yang tampil di atas panggung, dan memperkenalkan negaranya kepada pengunjung yang datang. Pun begitu dengan ketiga presiden lainnya, dari mulai Man Jasad dengan Republik Gaban (Garut Bandung) nya, Budi Dalton sang Presiden Republik Pacantel, hingga Imam Besar The Panas Dalam, Pidi Baiq, yang selain mengemban sebagai pimpinan tertinggi republik The Panas Dalam, dia juga mengaku sebagai ketua front pembela Islam, Kristen, Budha, Hindu, dimana menurutnya agama yang baik adalah yang mau mentraktirnya makan. Sebuah candaan namun sarat makna dan sejalan dengan semangat berbeda-beda namun tetap bersama-sama.

 

Keriuhan di atas panggung bersama ke empat presiden semakin bertambah dengan sesi cerdas cermat, yang melibatkan coklat friends di gelaran ini. Ragam pertanyaan absurd dan jawaban semaunya itu jadi perdebatan yang seru, dan diwarnai dengan berbagai argumen menarik dan mengundang gelak tawa. Misalnya saja ketika Pidi Baiq melontarkan pertanyaan apa perbedaan antara dia dan Dr Zastrow. Pidi menjawab jika dirinya dilindungi Allah dan Mas Zastrow dilindungi WWF, karena dia panda. Tak pelak hal itu mengundang gelak tawa, yang saling dibalas oleh ke empatnya. Hingga keriuhan itu ditutup oleh tausiyah dari mas Zastrow, dan setelahnya diadakan bagi-bagi takjil gratis bagi orang-orang yang ada di sekitaran Area Pujasera Cipanas, Jalan raya Cipanas, Cianjur.

 

BACA JUGA - Kuartet AGC Music School Suguhkan Permainan Guitar Hero

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner