Sarah Saputri : “Saya Harus Terus Bergerak Untuk Musik”

Sarah Saputri : “Saya Harus Terus Bergerak Untuk Musik”

Sarah menuturkan tentang alasannya menempuh jalur solo karir. “karena saya hidup untuk musik, jadi saya harus terus melanjutkan walaupun saya sendirian”, ujar Sarah.

Namanya dikenal pertama kali lewat nama Sarah N’ Soul, duo yang didirikan olehnya dan Nissan Fortz sekitar tahun 2011. Kemampuannya dalam bermain harmonika serta karakter vokal yang khas berpadu apik dengan kemahiran Nissan Fortz dalam bermain gitar. Doodles Sarah N’ Soul berhasil dirampungkan sebagai album perdana mereka pada tahun 2016. Berbagai respon positif diraih oleh Sarah N’ Soul, termasuk pencapaian mereka menembus nominasi AMI Awards 2016 untuk Karya Produksi Folk Terbaik lewat lagu “I Don’t Wanna Know”.

Sarah Saputri kemudian memutuskan untuk menjalankan proyek solo. Ia kemudian menggarap beberapa single atas kerja sama dengan MD Music, di antaranya “Aku dan Kamu Satu”, “Kamulah Mimpiku Cintaku”, juga “Harapku” yang didaulat sebagai original soundtrack dari film Ayat-Ayat Cinta 2.

Kini, pada tahun 2019 Sarah Saputri bergerak di bawah bendera indie label SS Music. Bersama SS Music, ia melepas album penuh perdana sebagai solois bertajuk “Pengikut Hati”. Dalam album ini, terdapat sembilan buah lagu, delapan di antaranya adalah karya dari Sarah dan satu lagu dari Tantan Nugraha berjudul "Siap (Lagi)". Semua lagu dalam album ini ditulis sendiri oleh Sarah, namun untuk aransemennya Sarah bekerjasama dengan teman-teman musisi lainnya, seperti Dida Heart dan Rizqi Alif, Dede Kumala, Harry Budiman, Iday Adhya, Indra Octiana, Ijay Irawan, Yuhka, Iir Danur dan Sandi Cakung. Album ini direkam di tiga tempat yang berbeda, yaitu Escape Studio, Nama Studio dan Garputala Studio.

Ditemui disela-sela syuting DCDC Musikkita, Sarah mengakui jika album Pengikut Hati bisa dibilang menjadi karya yang bersifat personal untuk dirinya, karena seluruh materinya merupakan representasi dari pengalaman yang ia hadapi. Lewat medium musik, ia merasa bisa berekspresi sejujur-jujurnya untuk menceritakan peristiwa yang menurutnya berkesan. Untuk itulah dominasi pop jadi pilihan untuk ditonjolkan di album Pengikut Hati, di mana hal tersebut berbeda dengan citra Sarah yang biasanya tampil “garang” bersama isian nada blues di panggung-panggung sebelumnya. Dipaparkan oleh Sarah bahwa proses realisasi album ini melibatkan perasaan yang mendalam untuknya. Meski begitu, isian harmonika dari Sarah tentu tak hilang di tiap materi dalam Pengikut Hati.

Selain itu dia juga menuturkan tentang alasannya menempuh jalur solo karir, di mana hal tersebut merupakan keputusan yang tidak mudah. “karena saya tidak bisa terus menunggu. Saya hidup untuk musik, jadi saya harus terus melanjutkan walaupun saya sendirian”, ujar Sarah. Ketika disinggung kenapa tidak memilih format band untuk merealisasikan karya-karyanya, dengan sedikit berseloroh Sarah menuturkan “dua kepala saja sudah ribet ya, apalagi format band. jadi mending saya sendiri saja”.

BACA JUGA - Menilik Sensibilitas Vira Talisa Dalam Berkarya

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner