Review: Upaya Secret Meadow “Naik Kelas” via "Of One’s Desire"

Artwork didapatkan dari siaran pers.

Lagu yang mengajak setiap pendengar-nya untuk tetap mencintai diri sendiri dan orang-orang terdekat, serta berusaha mengingatkan bahwa sekalipun dihadapkan dengan segala kesulitan dalam hidup, selalu ada sesuatu atau seseorang yang dapat menjadi penghibur. Menyadarkan (kita semua) bahwa dunia tidak sepenuhnya buruk.

Meninjau singkat karya terbaru dari grup musik asal Jakarta ini, ada banyak perubahan dari segi aransemen yang dikupas lebih dalam oleh Ricardo Taufano (gitar/vokal), Jaro Petang W. (gitar), Rayindra Djoko Wisaksono (synth/vokal latar), Arief R. Wijaya (bass), dan Mulyana Achmad Viqry (drum).

Hal paling signifikan terekam jelas pada bagian dominasi kocokkan ritem gitar yang kasar dengan sentuhan overdrive yang kental, ditimpali dengan tempo drum yang begitu cepat. Gelombang sonic khas musik shoegaze - sedikit bising - tapi tidak terlalu mengganggu. Ukuran wall of sound-nya rata-rata saja, cukup nyaman di telinga. Mungkin, tepat jika mengatakan musik Secret Meadow lebih condong ke arah dreampop. Sedikit mengawang tapi tidak terlalu kentara. Masih "manis". Ruh-nya tetap punk, minus jaket kulit. Analoginya, seperti memakai anorak dipadukan dengan jaket dufflecoat, tetapi tak lupa sepatu boots Dr. Martens dan hanya sesekali saja menunduk ke bawah.

Bagi mereka para pendengar lama yang mengenal Secret Meadow dengan ciri suara khas bernuansa manis-nya tidak akan dikecewakan. Secret Meadow seakan mengukuhkan diri pada jalur ini. Tidak dihilangkan begitu saja, karena hal ini adalah bagian dari identitas karya-karya Secret Meadow. Terbukti dengan adanya sisipan petikan-petikan gitar halus dan bebunyian tuts dari instrumen synthesizer yang mengena di telinga. Saling dukung. Begitu halnya dengan departemen vokal, pada lagu "Of One’s Desire" karakter lembut memunculkan nuansa melankoli bagi siapapun yang mendengarkan. Sesuai dengan pesan utama dari isi pada lagu-nya sendiri.