Resensi Lagu Murphy Radio  - “Sandy”

Resensi Lagu Murphy Radio - “Sandy”

Foto didapatkan dari hasil tangkapan layar video klip Autumn/ Sandy

Diantara lagu-lagu yang pernah dibuat oleh Murphy Radio, ‘’Sandy’’ terdengar lebih ‘bersuara’ karena pendengar pada akhirnya menjadi satu frekuensi dengan cerita yang mereka bawa.

Bicara soal math rock maka kita akan bicara sesuatu yang teknikal, penuh hitungan, dengan semua ‘kejlimetan’ teknis dalam musik. Karakternya yang seperti adik kandung progresif rock ini kemudian menjadi tercitrakan dengan sesuatu yang ‘rumit’ dan membuatnya berjarak dengan pendengar. Awam khususnya. Namun bagaimana ketika itu ditampilkan dengan kedekatan personal, atau yang lebih jauh dari itu, melibatkan ‘hati’ di dalamnya? Maka musik semacam ini menjadi terasa dekat dan hangat. Seperti halnya lagu ‘’Sandy’’ milik band asal Samarinda, Murphy Radio.

Diantara lagu-lagu yang pernah dibuat oleh Murphy Radio, ‘’Sandy’’ terdengar lebih ‘bersuara’ karena pendengar pada akhirnya menjadi satu frekuensi dengan cerita yang mereka bawa di dalamnya. Adanya olah suara vokal yang diemban oleh sang gitaris, Wendra, membuat Murphy Radio seakan perlu mengerucutkan pesan, serta tidak lagi membiarkan pendengar menerka seperti di beberapa lagu mereka lainnya yang tidak menyertakan lirik dan vokal di dalamnya.

Kali ini Murphy Radio ingin lebih ‘bercerita’, dan untunglah cerita yang mereka angkat bukan perihal picisan drama remaja atau kisah asmara dengan kebanalannya. Meski sama-sama menyuguhkan cinta secara benang merah, namun dengan segala kepekaan mereka dalam menulis, bentuk cinta itu kemudian membawa pendengar menyelami lebih jauh dunia adik-adik kita yang mengidap down syndrome.

Menariknya, lagu ‘’Sandy’’ dirilis berbarengan dengan lagu Murphy Radio lainnya berjudul ‘’Autumn’’ dalam format video klip, bertepatan dengan Hari Down Syndrome Sedunia, pada tanggal 21 Maret lalu. Baik ‘’Sandy’’ maupun ‘’Autumn’’, keduanya bisa dibilang menjadi representasi Murphy Radio dalam melihat kondisi down syndrome yang dimiliki oleh sebagian orang. Satu hal yang juga digambarkan dengan apik lewat video klipnya, yang juga melibatkan seorang penyandang down syndrome bernama Sandy.

Menarik untuk dicatat, daripada memberikan rasa kasihan dan menulis musik mellow, Murphy Radio nyatanya menghadirkan musik yang penuh semangat, di mana hal tersebut kemudian menjadi sejalan dengan pesan yang ingin mereka sampaikan, bahwa walaupun dalam kondisi yang berbeda, para penyandang down syndrome dan disabilitas lainnya juga mampu melakukan hal yang sama, bahkan bisa lebih karena mereka dapat melihat cerita dan warna mereka sendiri. ‘’You may be smart, You may be fast and I may be not. But don't you realize? That I see what you can't see. That I hear what you can not hear’’, begitu ujar mereka dalam lagunya.

Kutipan lirik tersebut cukup punya daya pikat dan pintar membungkus substansi yang ingin ditampilkan, karena jika didengarkan lebih ‘dalam’ bisa mengusik saya atau pun pendengar lainnya yang awam dengan dunia adik-adik special tersebut. Beberapa diantaranya mungkin akan menyesali akan satu hari dalam hidupnya, yang mungkin pernah memandang down syndrome sebagai suatu ‘kesalahan’. Sama seperti hal lainnya yang terjadi dengan semua rencana indahnya, maka kondisi special dari adik-adik tersebut pun merupakan cerita yang ditulis dengan happy ending di halaman terakhirnya.

Perkara musik, sebenarnya sudah terbukti apik sejak saya mendengar mereka untuk pertama kalinya di lagu “Sports Between Trenches”, yang hadir dengan teknik taping menarik dalam permainan gitarnya. Apa yang dimainkan Wendra kala itu terdengar berbeda jika dibanding parade dewa gitar dengan pola arpeggio nya, yang menurut saya terasa datar, karena hanya berupa pamer skill tanpa kesan yang membekas. Selang beberapa tahun sejak mereka merilis lagu tersebut, dan sempat merilis album di Jepang, kemudian kekaguman itu masih ada dan makin menebal, ketika dalam karya terbarunya mereka melengkapi ‘amunisinya’ dengan cerita yang kuat dan membekas. Atau yang lebih jauh dari itu, punya hati di dalamnya. Setidaknya menurut saya, ‘’Sandy’’ lebih menyentuh dan menginspirasi dibanding para influencer youtuber yang malah jarang menginspirasi dengan gelar influencer nya tersebut.

BACA JUGA - Resensi Lagu Efek Rumah Kaca - “Normal Yang Baru”

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner