Polka Wars Mengumpulkan Kepingan Orang Hilang Lewat

Polka Wars Mengumpulkan Kepingan Orang Hilang Lewat "Rekam Jejak"

Sumber foto : Diambil dari video klip Polka Wars - "Rekam Jejak"

Polka Wars menangkap suasana mencekam lewat petikan gitar dengan nada-nada miring, rampak ritmis pada bunyi drum yang perlahan namun pasti menuju klimaksnya berbarengan dengan bunyi terompet di lagu ini.

Mendengarkan intro awal lagu Polka Wars seperti dejavu tentang sebuah lagu yang pernah dipopulerkan Efek Rumah Kaca berjudul “Di Udara”. Sebuah lagu yang bahkan masuk dalam jajaran lagu protes terbaik versi Morgue Vanguard, atau yang lebih dikenal dengan nama Ucok Homicide. Hal ini makin dikuatkan juga oleh tema lagu yang Polka Wars bahas dalam lagunya, tentang orang-orang yang namanya “hilang” (atau sengaja dihilangkan) dalam pustaka buku sejarah Indonesia.

Nama-nama yang “hilang” karena kalah pamor oleh para pahlawan di lembar uang rupiah yang lebih bersinar dan membutakan mata. Nama-nama dalam sudut gelap yang kalah oleh warna-warna pelangi, dan tak terlihat ketika gelap. Karena itulah mungkin nama-nama itu dianggap tak berwarna. Nama-nama itu seakan menjadi gradasi setelah senja, yang seakan tak begitu indah untuk disaksikan pasang mata yang memandang.

Seperti sebentuk wujud yang tak terlukis karena terkikis teori bentuk. Padahal isi hati tak seharusnya simetris dan bergaris. Namun sejauh apapun buku sejarah berasumsi tentang ini, nyatanya nama-nama itu adalah ruang gelap yang sering dikalahkan cahaya yang membutakan mata. Padahal gelap adalah teman setia, peneduh setelah terik yang dibuat oleh cahaya. Gelap itu bukan sebuah diksi yang bisa disamakan dengan kata ganti kosong. Karena kosong itu berarti tak ada. Sesuatu yang tak ada tak akan bisa dirasakan. Padahal peran mereka nyata dan bisa dirasakan.  

Dalam artian sebenarnya, gelap bukan berarti tak ada cahaya, namun kurang cahaya. Pun begitu dengan sunyi yang masih bisa didengar bisikannya. Dalam lagu Polka Wars, “mereka” seperti terjebak dalam keramaian bersama cahaya dan kebisingan, sehingga nama “mereka” menjadi senyap, karena terlalu banyak yang berkata nyaring, sehingga kita butuh ruangan hening untuk mencari tahu “Rekam Jejak” mereka.

Polka Wars lewat lagunya menangkap suasana mencekam saat proses “hilangnya” nama mereka, dengan petikan gitar bernada miring, rampak ritmis pada bunyi drum yang perlahan namun pasti menuju klimaksnya, berbarengan dengan bunyi terompet di lagu ini. Seraya menyanyikan lirik “Aku bergerak Untuk harapanmu”, lagu ini seakan menguatkan lirik lagu “Di Udara” yang berbunyi “Tapi aku tak akan mati”. Sehingga lagu ini seperti episode baru lagu “Di Udara”, dengan nyawa dan kekuatan yang sama besar, tentang perjuangan yang tidak pernah mati, meskipun namanya dihilangkan dengan dibakar, dibunuh, atau dikursi listrikan. Seperti apa yang Polka Wars utarakan dalam lagu ini, “Rekam Jejak” mereka dapat kau telusuri dalam pustaka, yang tentunya tidak ada dalam "buku" cetakan pemerintah.   

BACA JUGA - Sajian Nada Atmosferik Menuju Dunia Baru

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner