Peran Passer di Mata Yukie Pas Band

Peran Passer di Mata Yukie Pas Band

Sumber foto : http://sidomi.com

Sebagai barisan terdepan yang mengapresiasi musik Pas band, keberadaan penggemar ini menjadi saksi yang tumbuh dengan berbagai fase, dari era awal Pas berdiri sampai sekarang.

Alternatif media, baik itu dalam format webzine, podcast, atau pun video dalam kanal Youtube, menjadi satu ‘pelarian’ menyenangkan bagi siapapun yang membutuhkan informasi lebih, selain dari televisi atau surat kabar konvensional pada umumnya. Hal itu pula lah yang disadari oleh gitaris Burgerkill, Eben, saat dirinya mengajak drumer sejuta band, Gebeg, untuk menyajikan sebuah acara talk show dengan gaya santai nan ‘urakan’, namun berisikan informasi menarik, khusunya seputaran musik arus pinggir.

Dalam salah satu episodenya (tepatnya episode ke 13) dengan bintang tamu Pas Band (yang saat itu diwakili oleh Yukie dan Richard), menyuguhkan satu bahasan menarik, seperti salah satunya tentang penggemar, dan bagaimana Pas Band (atau dalam hal ini, mengerucut ke sang vokalis, Yukie) memaknai penggemar. Menurut Yukie selama lebih kurang 25 tahun Pas band berdiri, dia dan bandnya, Pas, mengalami empat fase perihal keberadaan penggemar Pas band yang bernama Passer. Sebagai barisan terdepan yang mengapresiasi musik Pas band, keberadaan penggemar ini menjadi saksi yang tumbuh dengan berbagai fase, dari era awal Pas berdiri sampai sekarang.

Fase pertama, ketika Pas baru berdiri, adalah era dimana Yukie bersama bandnya tumbuh jadi seorang yang rebel, tidak peduli dengan keberadaan penggemarnya, dan hanya fokus pada musiknya saja. Pada era ini, Pas baru membentuk bangunan musiknya menuju formula ideal dalam meramu musik yang mereka inginkan. Sehingga era ini Pas menjadi band yang anti kritik, dengan idealisme yang begitu besar. Hal ini cukup terwakili lewat apa yang dituturkan oleh Yukie dalam kalimat “sia dahar weh musik aing” (kamu makan saja musik gua). Typical anak muda dengan segala “kesombongannya” yang indah.

Fase kedua, adalah ketika Yukie menyadari jika musik yang Pas hasilkan nyatanya disukai banyak orang. Sehingga ada semacam kebanggaan yang berujung star syndrome, dimana ketika itu dia menganggap barisan penggemar bandnya adalah “umat”, yang bisa dengan mudah dia kendalikan. Diakui pula olehnya jika pada era ini dia terlalu menganggap rendah penggemarnya. Para penggemar tidak dipandang sebagai teman, yang padahal perannya sangat penting untuk “menghidupi” bandnya.

Fase ketiga, Yukie dan bandnya mengalami proses pendewasaan, baik secara musikalitas maupun pemahamannya tentang arti dari penggemar itu sendiri. Di fase ini, barisan penggemar Pas tidak lagi dipandang rendah olehnya, melainkan menjadi teman yang kehadirannya menjadi penting, dalam perjalanan karir bermusiknya bersama Pas. Dia menuturkan jika pada era itu Yukie seperti menemukan banyak teman karib dari berbagai tempat, dimana setiap tempatnya menyajikan “rumah” untuknya. Fase ini diakui pula oleh Yukie adalah fase yang menyenangkan, dimana setiap dentingan gelas kopi dan rokok, jadi penanda keakraban dia dan penggemarnya, berbagi cerita di tiap tempat dia berada.

Di fase  ketiga ini, dia hadir sebagai pribadi yang lepas dari atribut seorang vokalis band rock yang diperhitungkan di tanah air. Mengingat apa yang ditorehkan oleh bandnya menjadi cetak biru dalam sejarah pergerakan musik independen di Indonesia. Dengan torehan sebesar itu mungkin akan sah-sah saja andai dia ingin menyombongkan diri, dan jumawa akan perannya yang menjadi pencetak sejarah di tanah air. Namun tidak bagi dia, fase ketiga ini jadi semacam proses pendewasaan dia bersama bandnya, yang di fase sebelumnya pernah merasakan star syndrome, lewat suksesnya Pas band meraih pasar yang besar saat itu. 

Sampai akhirnya Pas mengalami fase keempat sebagai sebuah band yang tumbuh dengan penggemarnya. Di fase ini, Pas merasa ada tanggung jawab moral tersendiri, dengan barisan penggemar yang terus bertambah dan membesar, di seperempat abad lebih band ini berdiri. Potensi yang begitu besar dari barisan penggemar yang berjumlah ribuan ini, pada akhirnya membuat Yukie berpikir untuk mengarahkan penggemarnya jadi orang-orang yang punya nilai lebih, dengan potensi yang mereka miliki. Tidak hanya sebagai orang yang menggemari musik Pas saja, namun juga bisa mengembangkan diri lewat wadah yang difasilitasi Pas band bernama Passer tersebut.

Hal senada juga pernah diutarakan oleh band-band lainnya seperti Efek Rumah Kaca, Seringai, ataupun HMGNC misalnya, saat sekali waktu para penggemarnya turut andil dalam proses kreatif band idolanya. Misalnya video musik HMGNC yang berjudul “Sedikit Waktu” yang dikerjakan oleh seorang Savior (sebutan untuk penggemar HMGNC) bernama Dwiki Amanda. Hal-hal semacam itu jadi contoh nyata seorang penggemar mengapresiasi karya idolanya lewat potensi yang mereka miliki. Menjadi seorang penggemar yang aktif, dimana keberadaannya juga jadi penting, tidak hanya sebagai orang yang membuat band idolanya “hidup”, namun juga tumbuh bersama dengan kreativitas yang dia kembangkan bersama idolanya. Dan untuk hal ini, baik itu Pas band ataupun band-band lainnya, yang pada akhirnya ada dalam fase tumbuh berkembang bersama penggemarnya, menjadi gambaran ideal tentang bagaimana memaknai musik yang lebih dari sekedar musik. Musik yang got something to say.

BACA JUGA - Marcell & Che Bicara Tentang Satu Dekade Konspirasi Berdiri

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner