Peran Lagu Dalam Sebuah Film Horor

Peran Lagu Dalam Sebuah Film Horor

Kuatnya sangkaan tentang lagu-lagu semacam “Lingsir Wengi” dan “Boneka Abdi” sebagai sesuatu yang mistis, makin menguatkan anggapan jika lagu dalam sebuah film horor perannya begitu kuat dalam membangun narasi ‘kengerian’

Seorang teman pernah memberikan saran kepada saya untuk nonton fim film horor namun dengan volume 0 alias tanpa suara. Ketika dicoba ternyata saya menemukan sesuatu yang lain, di mana film film horor yang tadinya mencekam ini mendadak jadi tidak seseram itu ketika ditampilkan tanpa suara. Teman saya yang mendengar cerita itu tertawa, karena sebelumnya dia mengalami hal yang serupa. Kami berdua menjadi saksi jika film horor tanpa suara hanyalah sekumpulan orang yang sedang pesta kostum dalam sebuah film. Berdasarkan pengalaman itu, kami berdua kemudian menyimpulkan jika suara dalam sebuah film horor merupakan elemen utama, termasuk scoring music, hingga soundtrack untuk flm tersebut.

Dari ranah lokal ada band Koil yang beberapa kali mengisi soundtrack untuk film horor, salah satunya untuk film “Kuntilanak 2”. Satu hal yang kemudian mereka lesatkan sebagai bagian dari film itu adalah lagu berjudul “Semoga Kau Sembuh Part II”. Lagu tersebut terasa begitu kawin dengan film karena secara penulisan lirik J.A Verdijantoro alias Otong (penulis lirik lagu ini) jeli menangkap intisari cerita ke dalam lagunya.

Simak lirik berikut ini ; “Dalam tangis dan tawa kurawat jasadmu, mencintai diriku. Beberapa jiwa yang aku jaga, terbaring tak berdaya...”. Hal tersebut kemudian berkaitan erat dengan sebuah mitos tentang arwah penasaran yang bermukim di dalam tubuh-tubuh yang dia sukai. Beberapa menyebutnya dengan istilah ketempelan atau kerasukan. Tidak jarang juga beberapa orang mengartikan ini sebagai cara si kuntilanak ‘menjaga’ tubuh yang dia sukai. Secara musik, sang adik, Donijantoro menghadirkan gaya baru dalam lagu-lagu Koil, hingga lagu “Semoga Kau Sembuh Part II” ini punya kedalamannya sendiri, sebagai sebuah lagu dengan bangunan musik 'gelap' dalam ambience nya.   

Bicara tentang hantu atau setan, seorang pemuka agama asal Malaysia bernama Wan Dazrin menuliskan jika lagu “Lathi” dari Weird Genius dan Sara Fajira merupakan sebuah lagu pemanggil setan. Dugaan tersebut makin bertambah kuat kala lagu “Lathi” juga masuk di platform TikTok lewat #LathiChallenge. Sangkaan Wan Dazrin tentu saja salah, karena dia tidak mengerti lirik lagu tersebut, namun berani mengartikannya dengan perspectif sendiri, yang mungkin dilandasi hanya karena riasan horor di video klipnya.

Berbeda dengan lagu Koil di atas yang memang merespon cerita sebuah film horor, lagu “Lathi” meski disajikan dengan visual yang menyeramkan, namun sebenarnya tidak mengetengahkan cerita horor, melainkan tentang ‘toxic relationship’. Lathi yang dalam bahasa jawa berarti lidah, kemudian direspon Reza Arap (penulis lirik lagu “Lathi”) jadi sebuah petuah yang menyoroti tentang ‘toxic relationship’ itu tadi. Selain itu, ada beberapa orang yang beranggapan jika lagu “Lathi” punya kemiripan dengan lagu “Lingsir Wengi” yang konon dipakai sebagai alat pemanggil setan. Namun, anggapan lagu “Lingsir Wengi” sebagai lagu pemanggil setan pun keliru, karena sangkaan tersebut dibangun oleh narasi sebuah film.

Jika dilihat dari sejarahnya, lagu “Lingsir Wengi” amat jauh dari kisah mistis atau hal-hal yang berbau horor, dan bisa dibilang sangat kontras karena lagu ini berisikan doa-doa kepada Tuhan, dan bahkan dibuat oleh seorang wali, Sunan Kalijaga. Beliau lah yang menciptakan lagu atau kidung “Lingsir Wengi” tersebut. Lagu ini dibuat Sunan Kalijaga sebagai sarana dakwah dalam menyebarkan agama Islam ke nusantara. Sunan Kalijaga yang sangat menyukai kesenian akhirnya menggunakannya sebagai alat untuk menyebarkan agama Islam pada masa itu. Selain lewat lagu, Sunan Kalijaga juga menggunakan seni lainnya seperti ukiran, wayang, gamelan, serta nyanyian dalam dakwahnya.

Lalu sampai kemudian ada seseorang yang membuat film “Kuntilanak” dan menjadikan lagu “Lingsir Wengi” sebagai alat pemanggil setan, hal itu kemudian menjadi seolah dipatenkan dan menjadi urban legend, tanpa mengindahkan hal-hal esensial di dalamnya, termasuk tentang syair berisikan doa-doa kepada Tuhan yang dibuat oleh Sunan Kalijaga. Apakah mungkin lagu berisikan syair berupa doa kepada Tuhan kemudian dihubungkan dengan setan, yang nota bene nya kebalikan dari itu? Bukan hanya tidak mungkin, namun hal tersebut juga tidak masuk akal, namun anehnya yang melekat justru narasi tentang lagu pemanggil setan.

Balik lagi tentang peran soundtrack untuk film horor. Kuatnya sangkaan tentang lagu-lagu semacam “Lingsir Wengi” dan “Boneka Abdi” sebagai sesuatu yang mistis, makin menguatkan anggapan jika lagu dalam sebuah film horor perannya begitu kuat dalam membangun narasi ‘kengerian’, hingga tidak jarang beberapa diantaranya membawa itu tertanam dalam pikirannya dalam waktu yang lama.  Jadi, apa lagu favorit coklatfriends yang bisa dijadikan soundtrack untuk film horor? Tulis di kolom komentar ya.

BACA JUGA - Rekam Aja Dulu, “Musik Aing Kumaha Aing!”

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner