Pentingnya Reissue Album-Album Lama Indonesia

Bukan bermaksud untuk terjebak pada klise romantisme dan nostalgia, namun beberapa waktu kebelakang tampaknya ada fenomena untuk melakukan reissue album-album lama yang terhitung penting di dunia musik Indonesia. Beberapa waktu ke belakang saja, album-album penting seperti debut album The Sigit, Komunal, dan dua album awal Sajama Cut dirilis ulang. Kemudian indie label Lamunai Records yang juga merilis ulang album Philosophy Gang dari Harry Roesly. Upaya-upaya itu tentu saja sangat penting. Berikut beberapa alasan kenapa reissue dari album-album lama di Indonesia sangat penting untuk dilakukan:

Albumnya Sudah Sangat Langka

Kalau diperhatikan, album-album yang direissue oleh beberapa label rekaman itu merupakan album yang sudah sangat langka. Album-album itu kalau ada pun harganya sudah sangat mahal di pasaran. Apalagi pada awal rilisnya yang mungkin album itu hanya dirilis sedikit dan cuma dimiliki segelintir orang. Upaya untuk me-reissue album-album lama di Indonesia sangat penting agar bisa meraih pasar yang lebih luas lagi.

Upaya Dokumentasi

Album-album lama yang di-reissue sangat penting sebagai upaya dari pendokumentasian khazanah musik di Indonesia. Coba saja berapa kali album lama dari The Beatles yang terus menerus di-reissue dan diperkenalkan kepada para pendengar barunya dari masa ke masa. Selain alasan pasar, tentu saja dokumentasi merupakan alasan sangat penting agar bisa melacak kembali album-album yang mewarnai industri musik di Indonesia.

Sebagai Bentuk Edukasi

Hal yang penting selain upaya memperlebar pasar, album reissue mampu memberikan edukasi kembali ke pendengar. Upaya ini menjadi sangat penting karena dapat memberikan pengetahuan tentang konteks ketika album itu dirilis. Album-album penting pada 1970-an perlu diperkenalkan kembali ke pendengar sekarang agar bisa memberikan referensi dan edukasi tentang fenomena musik yang berkembang pada masa itu.