Pelita Groove dan Nuansa Nostalgia di Setiap Karyanya
Sumber Foto : Diambil dari rilisan pers Pelita Groove
Secara keseluruhan, Pelita Groove sukses memberikan ‘perasaan’ dan pengalaman terbaik ketika pertama kali mendengarkan karya-karyanya. Di sisi lain, mereka mampu memberikan alternatif mendengarkan musik di masa kini
DCDC hingga detik ini masih terus mengangkat musisi/band yang memiliki potensi, dan kemudian diberikan ruang apresiasi dalam rubrik DCDC Rocka Rockie. Di rubrik ini, DCDC mengkurasi banyak sekali rilisan terbaru yang muncul dari ragam band. Kemudian dalam rubrik ini, mereka yang kiranya memiliki banyak poin menonjol, akan dibahas lebih lanjut. Dan dari banyaknya rilisan yang sudah masuk ke meja redaksi DCDC, muncul nama Pelita Groove yang sangat mencuri perhatian. Mulai dari warna musik, konsep, dan hal-hal lainnya mereka kemas dengan apik. Oleh karena itu, DCDC Rocka Rockie bulan Oktober ini akan mengupas tentang Pelita Groove!
Pelita Groove adalah unit musik yang berbasis di Kota Mataram, Lombok, yang ditenggarai oleh Olan (vokal), Angger (keyboard), Eky (drum), Feby (bass), dan Rafi (perkusi). Sejalan dengan namanya, mereka sepakat untuk menyajikan musik City Pop bernuansa Groove. Namun uniknya, mereka lebih memilih menghadirkan nuansa City Pop era 80’an, tentunya mereka poles dengan kreasinya sendiri.
Perjalanan musik Pelita Groove dimulai dengan perilisan single “Jingga Kota”, dan langsung mendapat respon positif dari para pendengar. Sebuah perkenalan yang mengejutkan. Pasalnya, mereka kini berada di tengah-tengah kecanggihan dan modernisasi, namun mereka memilih bebunyian City Pop 80’an. Dan dengan keunikannya itu, tentunya banyak atensi tertuju pada band ini.
Di penghujung bulan Agustus 2024, Pelita Groove membulatkan sebagian materinya dalam sebuah EP bertajuk Sendikale. Dalam EP ini mereka mengalami pendewasaan secara komposisi musik, di mana banyak elemen-elemen yang mampu menebalkan nuansa musik City Pop lawas. Enam lagu mereka sematkan, diantaranya “Flamboyan”, “Sendikale”, “Jingga Kota”, “Dalam Ramaiku Merasa Sepi”, “Kesedihan Ini”, dan “Sadar Diri”.
Membahas soal musikalitas yang mereka bawa, memang para personil band ini ahli dalam mengemas musiknya menjadi sebuah mesin waktu. Ya, ketika mendengarkan setiap rilisan band ini terasa seperti berada di masa lampau, tenang, dan tanpa beban. Terlebih warna City Pop yang kental, mampu menciptakan suasana senang, meskipun tak semua lagu menceritakan tema yang happy.
Karakter suara yang muncul dari setiap instrumennya memang sudah sepatutnya diacungi jempol. Pertama dari keyboard, Angger dengan apik merangkai setiap bebunyian menjadi satu musik, yang bisa dibilang memiliki nilai magis tersendiri. Lalu di bagian drum, Eky sangat piawai memainkan pattern gebukan ‘jadul’ yang ekspresif, menjadikan lagu terasa hidup. Pun dengan perkusi, Rafi banyak melakukan eksplorasi dan sukses memberikan warna tersendiri. Lalu dari suara bass, Feby mampu menunjukkan permainan bassline yang memikat, menciptakan isian lagu yang sempurna. Dan terakhir dari departemen vokal, Olan mampu memberikan suara yang sangat berkarakter dan mampu merealisasikan vibes era 80’an dengan sangat baik, yang terlihat dari tarikan dan juga liukan suaranya yang ciamik!
Secara keseluruhan, Pelita Groove sukses memberikan ‘perasaan’ dan pengalaman terbaik ketika pertama kali mendengarkan karya-karyanya. Di sisi lain, mereka mampu memberikan alternatif mendengarkan musik di masa kini. Atas pola kreasi yang disajikan serta warna musiknya yang unik, DCDC memilih Pelita Groove sebagai Rocka Rockie bulan ini. Congrats!
Comments (0)