Payung Teduh Gambarkan Sedih dan Senang Dalam Hati yang Gelisah

Payung Teduh Gambarkan Sedih dan Senang Dalam Hati yang Gelisah

Sumber foto : Diambil dari Video Klip Payung Teduh - “Lagu Duka”

Dibalut dengan latar padang rumput, pepohoan gersang serta pantai yang sejuk, video klip ini seperti menggambarkan antara kesedihan dan kesenangan bersatu padu dalam sebuah hati yang sedang gelisah.

Terbentuk pada tahun 2007, Payung Teduh, band asal kota Jakarta ini namanya kian meroket selepas dirilisnya lagu pertama mereka berjudul “Angin Pujaan Hujan”, yang memunculkan warna musik keroncong dibalut nada jazz yang asik. Seiring waktu berjalan, Payung Teduh kembali memunculkan lagu-lagu yang sangat melekat dihati para penggemarnya, hingga pada akhirnya mereka merilis album indie pertamanya pada penghujung tahun 2010. Selepas itu selang lebih kurang dua tahun  mereka kembali produktif dengan menghasilkan album berjudul Dunia Batas, yang diproduseri oleh Mondo Gascaro, dengan berisikan delapan lagu didalamnya. Album tersebut sukses membawa band yang di gawangi oleh Muhammad Istiqamah Djamad atau Is (vokal/gitar), Comi Aziz Kariko (contra bass), Ivan Penwyn (gitar/gitarlele/vokal latar), serta Alejandro Cito (drum,cajon) ini dikenal banyak orang.

Lanjut pada akhir tahun 2017 Payung Teduh kembali merilis album bertajuk Ruang Tunggu dengan single “Akad” yang membawa nama mereka lebih dikenal banyak orang. Tetapi sebagian orang berpikiran lagu “Akad” tersebut seperti menghilangkan cara bermain musik Payung Teduh, yang terlihat dari segi ketukan irama dan nadanya yang cukup up beat, beda dengan lagu-lagu pada album Dunia Batas yang lebih sendu. Kemudian pada awal tahun 2018 Payung Teduh mendapat kabar bahwa Is memilih mundur dari band yang membesarkan namanya tersebut, dan dilanjut dengan Comi yang keluar. Namun dengan keluarnya dua orang personel, Payung Teduh tetap melanjutkan karir musiknya yang dibangun sejak lama, hingga hanya menyisakan Ivan dan Cito. Meski hanya berdua, Ivan dan Cito terus berkarya melampaui ambang kesedihannya, hingga mereka pun berhasil melahrikan karya barunya, lewat single yang berjudul “Lagu Duka”, dengan dilengkapi video klip yang bisa di lihat di kanal youtube Payung Teduh.

Lewat “Lagu Duka” nya tersebut, Payung Teduh seakan ingin menggambarkan lirik “Aku” dalam lagu ini sebagai dirinya (Payung Teduh) yang tak ingin “melukai” para penggemarnya. Digambarkan pula dalam video klip yang mereka buat, “Lagu Duka” tersebut diperankan oleh wanita buta yang sedang berusaha menulis isi hatinya kedalam puisi berjudul “Lagu Duka”, hingga dia pun tak sengaja menyimpan puisinya itu di atas bebatuan pantai, dan tulisan tersebut ditemukan oleh wanita yang kemudian gelisah mencari apa arti dalam tulisan yang dia temukan di bebatuan pantai tersebut. Dibalut dengan latar padang rumput, pepohoan yang gersang serta pantai yang sejuk, visual video klip ini seperti menggambarkan antara kesedihan dan kesenangan bersatu padu dalam sebuah hati yang sedang gelisah.

Namun pada akhirnya kegelisahan wanita itu pun usai. Hal ini terlihat ketika wanita tersebut bertemu dengan sekumpulan anak kecil, yang jika disangkutpautkan dengan lirik “aku hanya ingin, menyebarkan rasa bahagia”, ini mungkin cocok dengan gambaran tersebut. Karena tidak menemukan siapa penulisnya, lantas dia pun menyimpan kembali tulisan itu dengan berbagai kenangan yang melekat didalam pikirannya. Uniknya, bunyi seruling dalam lagu ini menjadi elemen musik yang penting, karena disetiap bagian liriknya diisi dengan bunyi alat musik seruling, hingga lagu berakhir.

BACA JUGA - Polka Wars Mengumpulkan Kepingan Orang Hilang Lewat "Rekam Jejak"

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner