Music Video Review: Morscode -

Music Video Review: Morscode - "The Urge"

Foto dan artwork didapatkan dari siaran pers.

Mengulas video musik perdana dari Morscode, "The Urge". Sebuah materi yang menghantarkan realita masa kini masyarakat Indonesia. Pada dasarnya; hak dasar manusia yaitu berhak untuk muak.

Jakarta, 4 Desember 2018 - Morscode, sebuah band indie rock alternative, meluncurkan video musik perdana bertajuk "The Urge" pada Minggu, 2 Desember 2018.

Penyesalan menjadi tema utama dari video musik ini. Ada sebuah penggambaran wujud dari seseorang yang menyesali banyak hal yang telah dilalui semasa hidupnya. Seolah ingin merekonstruksi kenyataan yang sedang terjadi dalam kehidupan masyarakat di Indonesia dewasa ini, penyesalan tak berujung yang terjadi dikarenakan tuntutan ruang lingkup di sekitarnya. Menuntut 'diri' menjadi  pribadi 'orang lain'. Bukan menjadi diri sendiri seutuhnya. "Diatur agar teratur."

Hendy Yudhistira sebagai penulis lirik mengatakan, “Sebenarnya ide lagu ini berawal dari muaknya gue dengan situasi sosial yang banyak maunya, serba perfeksionis, merasa paling benar dan mencoba mendikte cara hidup orang. Sebuah situasi dimana ya sah-sah aja bagi kita untuk bilang ‘Bangsat’, siapapun pasti pernah ketemu situasi itu.”

"Tuntutan sistem sosial yang selalu menuntut dan menginginkan orang lain untuk menjadi sesosok manusia maha benar, maha tinggi, seolah tidak pernah merasa puas dengan standar dan pencapaian yang telah diraih. Hingga akhirnya, membuat sosok kakek tua yang ada di dalam video ini hanya menjalani hidupnya seolah sebagai boneka tali, bergantung dengan dalang boneka itu sendiri serta penuh tatapan kosong," Morscode dalam rilisan persnya.

Superioritas sang kuasa kepada yang tak berdaya. Dominasi satu kelompok atau individu kepada  satu pihak. Mayoritas bergerak seenaknya, minoritas (dipaksa) mengikuti arahannya. Pelestarian sistem sosial yang salah kaprah diwariskan turun temurun. Dipelihara sedemikian asrinya di bumi pertiwi, keberagaman hendak diseragamkan. Politik praktis menjalar dalam relung-relung tatanan sosial masyarakat. Jangan ditanya soal hak bertanya, hak bersikap - bersuara lantang yang pelan-pelan kembali dibredel dipersempit. Keyakinan disusupi politik praktis, yang minoritas semakin menjadi 'terkecil', termarjinalkan. Terkungkung ruang geraknya. Sesak. Bergerak dan hidup, namun hanya berdasarkan arahan dan tuntutan sistem sosial yang ada di sekitarnya, bukan hidup sesuai keinginannya.

Sosok 'sang kakek', ditampilkan sebagai manusia yang kebingungan dan rasa penyesalan karena terkungkung oleh tekanan ruang lingkup masyarakat di sekitarnya. Hal ini pu diperkuat melalui salah satu bagian lirik yang tertulis, "the constant urge to spill it”.

Penonton akan diajak mengikuti aura penuh kebingungan dan kebimbangan yang menjadi-jadi selama durasi empat menit empat puluh detik. Video musik "The Urge" memperlihatkan scenes alur maju mundur, kesan tersebut diperkuat ekspresi raut wajah 'sang kakek' yang dipenuhi kegelisahan tak berujung. Emosi (penonton) di dalam video musik ini mulai perlahan menuju 'ledakan' di pertengahan lagu, ketika distorsi gitar mulai  mendominasi sebagian besar komposisi lagu dan beradu dengan dentuman floor tom dari penggebuk drum - Dioma Asatsuku yang dilengkapi suara humming dari vokalis dan gitar - Adhiwira Gautama dilengkapi lick-lick Hendy Yudhistira juga pada vokal/guitar dan cabikan Tantyo Anon Prasetya pada bass/vokal. Setelah merangkak pelan dari awal, menuju ke tengah, diakhiri klimaks penuh kemarahan dan kejengahan meledak-ledak di penghujung lagu. Keempat personel Morscode berhasil menggambarkan semuanya.

Selama pengerjaan video musik “The Urge”, Ralf Morscheck dipercaya oleh Morscode menjadi Director of Photography untuk memvisualkan atmosfir dan pesan yang ingin disampaikan dari lagu "The Urge" sendiri. Proses penyuntingan videonya sendiri dikerjakan oleh Dipo Rahardjo Wibisono di bawah naungan Dari Mata Creative.

Morscode sendiri beranggotakan empat pemuda berasal dari Bekasi dengan formasi Adhiwira Gautama (vokal/gitar), Hendy Yudhistira (vokal/gitar), Tantyo Anon Prasetya (bass/vokal), dan Dioma Asatsuku Pratama (drum).

“The Urge” sendiri merupakan salah satu materi yang diambil dari mini album (EP) Sentimental dari Morscode. Total akan ada lima materi yang terangkum di dalam EP tersebut, yang rencananya akan diluncurkan pada awal tahun 2019 mendatang.

BACA JUGA - Video Music Review : Kunto Aji - "Topik Semalam"

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner