Music Video Review : Dubyouth -

Music Video Review : Dubyouth - "Roots"

Sumber foto : Diambil dari hasil tangkapan layar video klip "Roots"

Dubyouth punya cara sendiri menerjemahkan bentuk perayaan, dengan boombox, tarian Angguk dan Jaranan, yang divisualkan dengan gaya pop art menarik.

Beberapa musisi kontemporer yang mencoba berkolaborasi dengan seni tradisi biasanya hanya meletakan seni tradisi tersebut sebagai pelengkap, atau hanya sekedar nempel, tidak membuatnya menjadi bagian dari keutuhan karya yang ingin ditampilkan. Namun itu menjadi berbeda dalam video klip lagu “Roots” dari kolektif musik asal Jogja, Dubyouth. Ditingkahi teknik Motion graphic dan Visual mapping, hasil karya dari Gilang Kusuma Wardhana dan Lepaskendali Labs, dengan visual bergaya pop art yang menyajikan ‘kearifan lokal’ dengan pendekatan lebih edgy dan eye catchy, membuat video klip “Roots” jadi sajian yang sayang untuk dilewatkan.

Kombinasi antara lekuk tubuh Risa Mursih dan Sri Panglaras yang menari tarian Angguk, juga tarian Jaranan dari Setiawan Jalu Pamungkas, lalu ditimpali musik dub dari Dubyouth sebagai latarnya, berhasil menginvasi setiap sudut Jogja jadi lebih berwarna. Hal ini seakan menegaskan jika Jogja memang istimewa, lengkap dengan segala hal yang bisa ditangkap oleh mata, telinga, dan perasaan yang tertinggal disana.

Hadirnya seorang penarik becak yang diperankan oleh Wahyu 'Hendi Bcx' Dwi Handoko, menjadi benang merah yang menyatukan dari detik pertama video ini diputar hingga akhir durasinya. Mungkin sedikit mengingatkan pada video klip Pandai Besi yang berjudul “Rintik”, dimana mereka juga menyuguhkan adegan yang lebih kurang sama, minus visual art yang disajikan dalam video klip “Roots”. Adegan yang mempertontonkan si tukang becak saat mendengarkan lagu “Roots” menjadi gambaran menarik, seperti halnya saat orang terbawa ‘pengaruh’ keisengan zat adiktif, yang berbuah visualisasi psikedelik yang melenakan mata dan pikiran.

Video klip yang disutradarai oleh Yohanes 'Hanes Lepaskendali' Catur Nugroho & Heru 'Heruwa' Wahyono ini menjadi penutup yang manis pada tahun 2018, yang sama-sama kita tinggalkan belum lama ini. Video ini juga jadi bentuk perayaan tersendiri, lepas dari pesta kembang api atau apapun yang bisa diasumsikan dengan hingar bingar pergantian tahun. Dubyouth punya cara sendiri menerjemahkan bentuk perayaan, dan salah satunya dengan boombox yang divisualkan dengan gaya pop art menarik.

Mungkin bukan yang pertama menyajikan lanskap kota dalam sebuah video musik, seperti misalnya video musik dari Bangkutaman atau C’mon Lennon yang sama-sama menyajikan kota Jakarta dalam perspectif mereka, atau Mocca dengan segala pernik menarik tentang Bandung. Namun video klip “Roots” ini selangkah lebih maju secara visual, karena ditimpali oleh Motion graphic dan Visual mapping itu tadi, yang untungnya masih bisa berjalan beriringan dengan musik, lirik, dan citra yang ingin Dubyouth bangun, sebagai kolektif yang memamerkan kombinasi menarik antara seni tradisi dan kontemporer. Atau jika tidak harus sejauh itu mengartikan ini, sederhananya mereka hanya ingin merayakan musiknya saja.

BACA JUGA - Music Video Review: Morscode - "The Urge"

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner