Menyimak Kembali Kontradiksi Lagu Themilo

Menyimak Kembali Kontradiksi Lagu Themilo

Sumber foto : Diambil dari cover album Themilo - Photograph

Lagu berjudul “Don’t Worry For Being Alone” dari Themilo mempunyai semacam paradoks dalam musiknya, yang identik dengan suasana galau tersebut. Lagu ini jadi semacam suntikan energi positif bagi pendengarnya.

Sebuah lagu dengan isian lirik optimisme biasanya identik dengan irama lagu yang menghentak, dengan pola permainan musik yang cepat. Hal semacam ini biasanya dapat dengan mudah ditemukan dalam etalase lagu-lagu rock. Dengan pembawaan musik rock yang dinamis, lagu-lagu dengan isian lirik berupa pesan optimisme menjadi sejalan, dengan apa yang musik itu hadirkan. Namun bagaimana jadinya ketika sebuah lagu dengan isian lirik optimisme tersebut, disajikan dengan balutan musik shoegaze yang mengawang?

Pembawaan musik shoegaze, dengan semua warna dan pola musik yang disajikan, banyak diartikan orang sebagai musik galau. Olah tata suara delay pada permainan gitarnya, dan balutan vokal dengan tambahan efek reverb yang cukup tebal, menjadikan musik semacam ini identik pada sebuah nuansa galau. Hal ini merujuk pada ambience musik semacam ini. Karena seringnya diinterpretasikan seperti ini, akhirnya citra sebagai musik galau melekat dalam musik ini. Namun rupanya sangkaan itu tidak sepenuhnya benar, dan hal ini disanggah The Milo (yang dituliskan jadi Themilo sejak dirilisnya album Photograph tahun 2011), lewat lagu berjudul “Don’t Worry For Being Alone”. Single ini menjadi salah satu lagu yang masuk dalam kantong album mereka berjudul Photograph (2011).

Lirik pembuka lagu ini yang berbunyi “Lights guide you through the emptiness, there's something you could found In the dark”, cukup menegaskan jika lagu ini mempunyai semacam paradoks dalam musiknya, yang identik dengan suasana galau tersebut. Lagu dengan isian lirik sebuah ajakan untuk tidak menangisi kesendirian ini, jadi semacam suntikan energi positif bagi pendengarnya, terlebih bagi para Guardian Angels (sebutan untuk penggemar Themilo). Sedikit mengingatkan juga pada sebuah lagu dari band Konspirasi yang berjudul “Melawan Rotasi”, yang juga punya isian lirik untuk tetap optimis menghadapi kesendirian, karena menurut band ini segala yang berpasangan itu sudah ditetapkan, seperti halnya malam dengan bulan, dan siang dengan matahari. Sebuah potongan lirik hasil dari mengkaji surat Yasin ayat 36-40 ini, yang pada akhirnya membuat lagu ini punya muatan positif secara esensi karyanya.

Kembali ke Themilo. Hal paradoks dari Themilo tidak berhenti pada kontradiski musik dan liriknya saja, namun juga pada pembawaan sang vokalis mereka Ajie Gergaji, dalam setiap penampilannya bersama Themilo. Jika kamu pernah melihat penampilan Themilo secara langsung, maka kamu tidak akan asing dengan pembawaan Ajie yang sering ngabodor (istilah dalam bahasa sunda untuk orang yang suka bercanda/melucu). Hal ini jadi seperti mematahkan sangkaan orang terhadap musik shoegaze yang diusung Themilo, yang kadung tercitrakan musik galau tadi. Ajie mungkin menjadi antitesis tersendiri diantara musisi-musisi yang mengusung musik shogaze lainnya, yang tidak jarang menyuguhkan hal-hal depresif pada lagu dan sikapnya. Hal itu juga seolah menegaskan akan latar belakang Ajie sebagai orang sunda, yang katanya akronim dari kalimat SUka bercaNDA ini.

Lewat lagu “Don’t Worry For Being Alone” Themilo seakan menjadi band yang memicu banyak pendengarnya, yang merasa menjadi orang paling naas sedunia karena tidak mempunyai pasangan, untuk tidak takut sendirian, dan tetap optimis sampai akhirnya seorang special itu datang. Menariknya, dengan suguhan musik yang mengawang tersebut, menjadi cukup efektif bagi Themilo menyuarakan pesannya, karena musik semacam ini punya potensi untuk men-sugesti dengan beberapa pengulangan pada pola musiknya. Musik yang mengawang semacam ini seakan membawa pendengarnya ke alam bawah sadar mereka, dan ketika mereka telah larut dan masuk dalam lagu ini, akhirnya sugesti itu masuk dalam pikirannya, seperti halnya lagu “Gloomy Sunday” dari Rezso Seress. Untungnya lagu Themilo tidak menyebabkan pendengarnya bunuh diri, seperti halnya pendengar lagu “Gloomy Sunday". 

BACA JUGA - Ketika Lagu Air Mata Api Diterjemahkan Lewat Ragam Warna Musik

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner