Menyimak Jamaican Musik Rasa Jepang A La Grisness Culture

Menyimak Jamaican Musik Rasa Jepang A La Grisness Culture

Kami ingin dikenal sebagai band yang nakal tapi puitis, dan juga bisa terus melahirkan karya, hingga bisa menjadi soundtrack dalam kehidupan para pendengar kami.

Berdiri sejak pertengah September 2015, Grisness Culture merupakan gabungan dari dua universitas di Semarang, UPGRIS (Universitas PGRI Semarang) dan UNNES (Universitas Negeri Semarang). Dua kampus itu melahirkan satu inisial yang mereka namakan dengan Grisness. Sedangkan penambahan kata Culture di belakang nama Grisness, menurut mereka hal tersebut merujuk pada musik ska yang menjadi identitas karya dari Grisness Culture, dimana tidak hanya musiknya saja, tapi juga secara budaya ska nya mereka pelajari, agar ketika diaplikasikan musik ska a la mereka ini punya nyawa, ketika itu disuguhkan ke khalayak banyak.

Lebih kurang empat tahun berdiri, Grisness Culture telah melahirkan satu buah album berjudul Kembang Pujaan, yang mana album itu sendiri dikuatkan dengan dua buah single, lengkap dengan sajian visual berupa video klip untuk lagu “Kasmaran” dan “Imaji Senja”. Menariknya, diakui oleh mereka jika dalam album Kembang Pujaan dibuat seperti sebuah diary, yang berkisah tentang cerita cinta seseorang. Satu hal yang diamini pula oleh sang gitaris, Adam, yang juga merupakan salah satu personil paling banyak membuat lagu di album ini. “itu kita buat dari lagu pertama sampai terakhir nyambung ceritanya, dan jika disatuin akan seperti kisah cinta seorang remaja lah bisa dibilang”, ujar Adam.

Secara musik, meski yang mereka mainkan berakar pada jamaican musik, namun mereka mengakui jika pengaruh terbesar dalam musik yang mereka mainkan justru datang dari band-band ska/rocksteady asal Jepang. Hal tersebut kemudian mereka sepakati untuk dijadikan influence yang merangkum benang merah musiknya, karena jika merunut pada latar belakang masing-masing personil, pengaruh musik dari mereka berbeda-beda, seperti contohnya sang basis, Abram, yang sebelumnya merupakan seorang gitaris dari band hardcore asal Semarang. “jadi sebenarnya jarang ada personil yang dari awal sudah memainkan musik ska. Kita semua jadi belajar sama-sama apa itu ska/rocksteady untuk dijadikan identitas karya dari Grisness Culture ini”, ujar Abram.

Salah satu yang dijadikan ‘peluru’ dalam album Kembang Pujaan ini adalah single berjudul “Imaji senja”. Menariknya, penambahan kata senja dalam sebuah lagu belakangan ini menjadi satu hal yang banyak menimbulkan pro dan kontra. Tentang hal tersebut Grisness Culture menuturkan jika pemilihan diksi senja sebenarnya lebih kepada mencari padanan sajak yang pas saja dengan keseluruhan lirik lagunya. “ga ada alasan atau filosofi khusus sih kenapa kami memakai kata senja di lagu kami. Lagipula kata senja sendiri sebenarnya sudah tidak hype lagi, semenjak ada lagu senja-senja tai anjing itu”, ujar Adam, yang disambut tawa dari personil lainnya.

Lebih jauh tentang perjalanan musik dan banyak hal menarik lainnya dari Grisness Culture akan banyak diulas di program DCDC MusikKita, yang bisa disaksikan pada hari Sabtu, 24 Agustus 2019 di GTV, pukul 23.00. Grisness Culture juga akan tampil bersama Momonon, yang tentunya sayang jika dilewatkan ya coklatfriends!

BACA JUGA - Tentang Olegun Gobs, Barbershop, dan Jatinagor Waves

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner