Menyimak Akselerasi Musik dan Citra Unik Pasukan Zombie Dari Cicalengka

Menyimak Akselerasi Musik dan Citra Unik Pasukan Zombie Dari Cicalengka

Selain karena agresfitas musik dari Deadharmonic, kostum para personil band ini juga menarik, dengan aksen darah-darah pada bajunya. Untuk hal ini, mereka punya filosofi tersendiri yang menarik untuk disimak.

Ada yang berbeda pada gelaran Shout Out! Day Kab.Bandung, pada 13 Mei 2018 minggu lalu, yang diadakan di Warung Alam Cibutak Jl. Raya Pacet no. 325. Adalah Deadharmonic, sebuah band yang menggabungkan subgenre teknikal deathmetal, metalcore, dan deathcore asal Cicalengka ini, punya kekhasan yang mudah memancing mata, untuk kemudian tertarik menyaksikan band yang berdiri sejak 27 Februari tahun 2014 silam ini. Selain karena agresfitas musik yang mereka bawakan di atas panggung, kostum para personil band ini juga menarik, dengan aksen darah-darah pada bajunya. Untuk hal ini, mereka punya filosofi tersendiri tentang alasan kenapa mereka memutuskan untuk mempunyai konsep kostum seperti itu.

Setelah menyelesaikan penampilannya dengan deretan lagu-lagu bertensi tinggi seperti “Embrio Mata Berdarah”, “Merajut Dendam”, “Gelap dan Jiwa” (Kolaborasi dengan Yoko), dan “Harmonisasi Kematian”, DCDC berkesempatan menemui mereka  disela-sela penampilannya di panggung Shout Out Stage. Band yang terdiri dari Ica (Vokal), Icang (gitar), Naya (Drum), Zifar (Gitar) dan Deden (Bass) ini menuturkan tentang single mereka yang berjudul “Harmonisasi Kematian”, yang merupakan karya pertama mereka yang telah direkam. Single ini mendapat respon yang positif dari banyak penikmat musik cadas di tanah air, khususnya Bandung. Dan ini terbukti dengan antusiasme penonton yang menyaksikan mereka di gelaran Shout Out! Day minggu lalu. Mereka sendiri menuturkan jika selain single “Harmonisasi Kematian”, mereka juga tengah mempersiapkan rekaman lagu “Merajut Dendam”, dari ke empat single yang mereka “tabung” untuk album mereka kedepannya.

Lalu ketika ditanya tentang konsep kostum panggungnya, mereka menuturkan jika mereka ingin menghadirkan suatu karakter berbeda dengan band yang lain.  Namun tidak hanya itu saja, karena konsep kostum panggung Deadharmonic itu juga punya filosofi tersendiri, dimana menurut mereka kostum dengan aksen berdarah-darah tersebut adalah sebagai gambaran, bahwa di muka bumi ini manusia sudah hidup saling memangsa dan melukai. Karena itulah mereka aplikasikan dalam kostum panggung yang menyerupai zombie, dengan aksen darahnya itu.

Sedangkan ketika ditanya tentang persamaan musik dan kostum panggung mereka, Ica dan Icang, vokalis dan gitaris band ini menuturkan jika mereka juga menyesuaikan antara musik dan kostum, dengan pemilihan notasi lagu yang disesuaikan, sehingga itu bisa selaras ketika dipadukan dengan balutan tiga warna musik deathmetal, metalcore, dan deathcore, yang menjadi kekhasan mereka dari segi musikalitas. Hal ini menurutnya agar musik dengan citra mereka di atas panggung bisa menyatu dan selaras, hingga melahirkan benang merah yang sama. Dengan berbagai pengaruh dari beberapa influence mereka dari segi musikalitasnya, seperti misalnya band Periphery. Mereka juga menambahkan jika sekarang yang menjadi fokus Deadharmonic adalah bisa merekam keseluruhan materi lagu mereka, dan merilis albumnya tahun ini. 

BACA JUGA - Pola Repetitif Menarik Lagu "Be Found" Milik Atsea

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner