Menyelami Parodi Dalam Musik

Menyelami Parodi Dalam Musik

Sumber foto : https://terlalurisky.wordpress.com

Musik menjadi hal yang erat kaitannya dengan budaya popular, dan musisi atau band-band yang ada di dalamnya jadi santapan empuk, ketika itu dikombinasikan dengan hal-hal yang dijadikan pemancing tawa lewat parodi.

Dalam beberapa kali kesempatan di gelaran DCDC Pengadilan Musik, ada satu orang pembela, Yoga PHB, personil dari grup orkes Pemuda Harapan Bangsa, yang kerap kali memakai kaos plesetan, dari band-band yang menjadi terdakwa di Pengadilan Musik. Hal ini seakan menguatkan asumsi, jika budaya parodi ini, menjadi satu hal yang tidak bisa dipisahkan dalam ranah kreatif, termasuk dunia musik.

Parodi juga pernah menjadi primadona, ketika P Project sukses membawa namanya ke ranah musik arus utama, dengan beberapa album parodi, yang dirilis label rekaman besar, dan laris di pasaran. Hal seperti ini jika merunut pada disiplin ilmu komedi, adalah sebuah pola patahan logika, ketika apa yang dimunculkan ke permukaan, nyatanya dibelokan dari apa yang umum diketahui banyak orang. Atau dalam istilah Kamengski (sebuah brand yang juga memakai parodi sebagai cirinya), jadi sebuah istilah bernama Parodesain (parodi dan desain). Hal ini jadi semacam counter culture atau counter jamming, ketika Kamengski “menyerang” sesuatu yang popular, dengan patahan logika yang jenaka, lewat kearifan lokal yang biasa ditemui sehari-hari.

Musik menjadi hal yang erat kaitannya dengan budaya popular, dan musisi atau band-band yang ada di dalamnya jadi santapan empuk, ketika itu dikombinasikan dengan hal-hal yang dijadikan sebuah jokes pemancing tawa, seperti yang dilakukan Yoga PHB dan Kamengski tadi. Namun hal jenaka tersebut bisa mengenai titik sasarannya, jika orang yang menjadi target pasarnya, tahu dengan dua hal yang dikombinasikan itu. Misalnya saja logo band Misfits, yang dikombinasikan dengan kata Misteri, atau plesetan Megadeth menjadi Megizeth. Dua hal tersebut, jika salah satunya tidak dikenal, maka sisi komedinya tidak akan sampai. Oleh karena itu, parodi ini harus melibatkan sesuatu yang memang sangat popular, agar tujuan untuk membelokan logika, dari apa yang umum diketahui orang menjadi berhasil.

Tentang parodi atau plesetan itu sendiri, setidaknya ada dua band lokal yang namanya diambil dari plesetan, seperti Burgerkill yang berasal dari kata Burger King, dan Ragaji Mesin, yang berasal dari nama band Rage Againts The Machine. Tentang Rage Againts The Machine sendiri, diakui oleh band Ragaji Mesin, sebagai band yang cukup banyak memberi pengaruh bagi musik mereka. Band ini juga pada awalnya banyak memainkan lagu cover version dari Rage Againts The Machine. Bahkan citra yang melekat pada band Ragaji Mesin, sering dihubungkan dengan band Rage Againts The Machine. Hal ini didasari karena persamaan warna musik, dan nama kedua band ini.

BACA JUGA - Potongan Lirik Lagu yang Menarik Dibuatkan Kaos

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner