Menggandakan CD, Menggandakan Teman Bersama Elora CD

Menggandakan CD, Menggandakan Teman Bersama Elora CD

Sumber foto : Diambil dari akun instagram @erwinniagara

Selain menggarap pasar lokal, kini Elora CD mulai merambah pasar luar negeri. Konsumen asal Malaysia, Singapura dan Australia pernah menjadi konsumen Elora CD

Berawal dari kecintaan Erwin Niagara pada dunia musik dan desain grafis, bisnis penggandaan CD yang dijalani oleh Erwin bisa bertahan hingga lebih dari satu dekade. Bermain drum pada sebuah band hardcore asal Bandung, Asia Minor menjadikannya mengenal seluk beluk industri musik independen. Awal terjun ke dunia duplikasi CD berbarengan dengan sepak terjang Erwin di band Asia Minor.

“Ketika masih di Asia Minor tahun 2006 saya bekerja di perusahaan digital printing. Jadi kalo Asia Minor mau manggung saya suka iseng bikin-bikin stiker band buat dikasih gratis. Kalo Asia Minor punya single baru saya beli CD kosong buat memperbanyak, terus cetak sendiri karena memang punya fasilitas ditempat kerjaan”.

Lambat laun aktivitas duplikasi yang dilakukan Erwin mulai ramai terdengar teman-teman musisi dikalangan komunitas. Banyak diantara mereka yang bertanya dimana tempat untuk menduplikasi CD. Akhirnya Erwin mulai mengajukan diri untuk menyanggupi permintaan duplikasi CD.

“Meskipun secara garis besar saya masih belum paham-paham amat tapi saya mulai memberanikan diri menerima order dari teman-teman. Modal memperbanyaknya saya beli CD kosong sama media laptop. Kalo ngeprint CD nya saya pake fasilitas di tempat kerja”.     

Erwin mengaku mengenal lebih dalam seluk-beluk dunia industri duplikasi ketika tahun 2011 Asia Minor menggarap album perdana mereka. Ketika menjalani proses tersebut Erwin menemukan banyak peluang dalam bisnis itu. Pada masa itu hampir semua band yang melakukan produksi album masih menggunakan sistem ‘ngecer’.

“Pada masa itu biasanya kalo band mau produksi CD masih misah-misah. Duplicating dimana, printing CD dimana, beli jewel casenya misah lagi, packaging misah juga. Belum ada yang dikerjakan dalam satu tempat”. Seiring waktu menjalankan bisnis dengan iseng Erwin mulai kebanjiran order.

“Saat itu saya ada dipersimpangan jalan. Karena kesibukan dibisnis duplicating CD konsentrasi saya dipekerjaan digital printing mulai terganggu. Secara pendapatan memang besar karena ada dua sumber penghasilan, tapi waktu saya bersama keluarga juga jadi kurang. Fisik dan otak bener-bener cape.”.

Melihat peluang tersebut akhirnya Erwin memutuskan untuk mulai serius menjalankan bisnis duplikasi CD. Langkah pertama yang dia ambil adalah keluar dari tempat kerjanya dibidang digital printing pada tahun 2014 dan mulai menyusun langkah promosi untuk usaha barunya menggunakan media sosial. Nama “Elora CD” dipilih sebagai identitas bisnisnya.

“Nama itu saya ambil dari nama tengah anak pertama saya”, Erwin menjelaskan makna dibalik nama tersebut.

Berkat jejaring yang dibangun semasa bermain band bersama Asia Minor, perlahan usaha yang dijalani mulai menemukan banyak konsumen.

“Sebenernya saya ga pernah secara resmi bikin iklan. Hanya mengandalkan pengalaman yang beredar dari konsumen yang pernah memperbanyak CD ditempat saya. Biar kualitas produk yang bicara”. 

Karena kesibukannya mengelola Elora CD akhirnya pada tahun 2015 Erwin mengundurkan diri sebagai drummer dari Asia Minor. Dengan bekal pengetahuan sebagai musisi yang sedikit banyak mengenal dunia audio dan pengalaman bekerja di dunia digital printing dan percetakan menjadikan Elora CD memiliki banyak kelebihan.

“Sebelum band mulai proses duplicating biasanya saya diskusi dulu sama mereka. Mulai dari kualitas file audio, benerin format track buat di CD, sampe bantu buat ngerevisi layout buat cover album. Jarang ada yang mau melakukan hal sedetail itu, karena rata-rata konsumen saya adalah temen-temen saya juga, makanya saya ga mau relasi pertemanan jadi rusak gara-gara kualitas yang tidak maksimal. Jejaring pertemanan adalah modal utama bisnis saya ”.  

Ditengah maraknya platform digital untuk merilis karya musik Erwin mengaku tidak khawatir, karena menurutnya bisnis yang dia jalankan memiliki segmen pasar yang berbeda dengan pasar digital.

“Konsumen saya kebanyakan dari dunia musik independen yang punya fans yang loyal. Misalkan satu band cuman punya 1000 penggemar, ketika band itu rilis album fisik, 1000 penggemar itu pasti beli. Beda sama band yang main di dunia mainstream. Penikmat dan pendengar mereka banyak tapi ketika mereka rilis album fisik hanya sedikit yang mau beli. Mereka ga mau gambling lah, makanya lebih memilih rilis lewat digital”.

Masa suram dalam bisnis pernah dialami Elora CD ketika masa pandemi melanda. Erwin mengaku masa awal pandemi pada tahun 2020, selama hampir 8 bulan Elora CD tidak mendapatkan konsumen sama sekali.

“Saat itu saya salah perhitungan. Pikir saya pada masa pandemi akan ada banyak band yang akan fokus rekaman karena acara festival musik dilarang. Ternyata pandemi juga berdampak pada produktivitas dan kreativitas mereka”. Pada tahun berikutnya perlahan kondisi tersebut mulai berubah. “sekarang sih sudah lumayan,  walaupun belum bisa dibilang normal”.

Kini selain memproduksi CD, Elora CD juga sudah mulai merambah pada rilisan kaset. “memang tidak banyak pasar untuk kaset, tapi pasarnya ada dan mulai berkembang lagi”.

Ketika disinggung apakah tertarik dengan bisnis produksi piringan hitam Erwin menjelaskan sampai saat ini sudah ada investor yang menawarkan, cuma Erwin masih belum berani untuk mengambil pasar tersebut. “Karena investornya menginginkan produksi yang masif sementara market piringan hitam yang ada di kita permintaannya belum banyak”. Selain menggarap pasar lokal, kini Elora CD mulai merambah pasar luar negeri. Konsumen asal Malaysia, Singapura dan Australia pernah menjadi konsumen Elora CD.

Elora CD kini menempati kantor merangkap rumah kediaman Erwin di Jalan Pameungpeuk III No.10 dikawasan Antapani Bandung.

“Hingga saat ini semua saya kerjakan sendiri. Kecuali kalo ada orderan banyak dan dikejar deadline yang berbarengan biasanya saya mempekerjakan tenaga lepas dari kalangan kawan-kawan sendiri”.

BACA JUGA - Jualan Brutal Versi Deni ‘Brutal Mind Records’

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner