Menganalogikan Band Dengan Hidangan Untuk Berbuka Puasa

Menganalogikan Band Dengan Hidangan Untuk Berbuka Puasa

Sumber foto : http://pixdaus.com

Apa jadinya jika karakter sebuah band dianalogikan dengan hidangan untuk berbuka puasa? DCDC merangkum tiga band yang dianalogikan dengan hidangan untuk berbuka puasa. Siapa saja mereka? Simak daftarnya berikut ini :

Sebuah band lahir dengan segala keunikan dan karakter yang dibawanya. Meskipun misalnya hadir dengan balutan warna musik yang sama, namun pada penyajiannya, setiap band akan menampilkan karakter berbeda, yang bisa tergambar lewat ciri khas pada karakter sound musiknya, kostum panggungnya, atau pembawaan para personilnya. Namun apa jadinya jika karakter band-band tersebut dianalogikan dengan hidangan untuk berbuka puasa? DCDC merangkum tiga band yang dianalogikan dengan hidangan untuk berbuka puasa. Siapa saja mereka? Simak daftarnya berikut ini.

Kurma – Teenage Death Star

Di Indonesia, kurma merupakan buah yang mungkin hanya akan ditemui pada bulan ramadhan saja. keberadaan buah ini jarang ditemui, tidak seperti apel atau jeruk, yang mungkin setiap hari bisa kita lihat. Singkatnya, kurma merupakan buah yang cukup ekslusif karena ada di momen tertentu saja, seperti bulan ramadhan ini. Lalu ketika ini dihubungkan dengan sebuah band, maka yang paling menggambarkan ekslusifitas kurma ini adalah band Teenage Death Star (TDS). Dalam setahun mungkin TDS hanya manggung sekali sampai dua kali saja, tergantung momennya, atau dalam hal ini diterjemahkan menjadi tergantung mood  para personilnya, mau manggung atau tidak. Atau kalau pun manggung, tidak jarang band ini menggelar konser sendiri, sehingga ke-ekslusifitasan band ini bisa terasa dari sana. Sama seperti kurma yang menjadi “sakral” karena dikonsumsi nabi, TDS pun menjadi band mitos, yang sekalinya manggung menjadi “sakral”, saking jarangnya band ini tampil di atas panggung. Meskipun secara teknis mereka tidak benar-benar “bermain”, karena penampilannya yang chaos, sehingga tidak sekali dua kali Sir Dandy sang vokalis hanya berguling-guling saja di atas panggung tanpa bernyanyi, lalu Iyo dengan ampli bas-nya yang mati, dan Gitar Alvin yang melayang diantara penonton. Namun sekali lagi, penonton baik-baik saja dengan itu, karena seperti Kurma, TDS menjadi band mitos yang “sakral”, dan ditunggu dalam setiap konser yang mereka gelar.

Sop Buah –  Mocca

Pembawaan Mocca dengan musiknya yang manis dan mudah dicerna, baik itu oleh orang tua sampai anak-anak, membuat band ini cukup cocok jika dianalogikan dengan sop buah. Isian sop buah yang beraneka macam itu sejalan dengan musik Mocca yang dinamis, hasil dari campuran berbagai macam warna musik, dari mulai swing jazz, pop, funk, sampai ballad. Campuran berbagai warna musik tersebut kemudian disajikan manis lewat lantunan suara Arina, dengan karakternya yang melenakan. Sop buah jadi sajian khas bulan ramadhan, dan menjadi primadona tersendiri karena kesegaran yang ditawarkannya. Pun begitu dengan Mocca yang pernah menginvasi MTV Indonesia sekitar tahun 2000an awal, lewat kesegaran warna musiknya, yang seakan mengobati dahaga para penikmat musik, yang sudah bosan dijejali suguhan musik pop dengan pembawaan yang sama. Kala itu Mocca menjadi pelepas dahaga para penikmat musik tanah air, seperti halnya semangkok sop buah yang tersaji di meja makan ketika maghrib tiba. Persamaan keduanya, sama-sama bisa menghapus dahaga dengan rasa manis dan aneka macam “buah” didalamnya.

Kolak – Mustache and Beard

Lain dengan sop buah lain lagi dengan kolak. Meskipun keduanya sama-sama manis, namun kolak punya rasa manis yang lain, yang juga menjadi berbeda dengan sop buah karena disajikan hangat. Manisnya kolak ini bisa sejalan dengan band Mustache and Beard, dimana musik folk yang mereka bawakan bisa tersaji manis, namun punya kadar manis yang berbeda jika dibanding dengan manisnya band Mocca misalnya. Sedangkan unsur hangat yang dipunyai kolak, sejalan dengan pembawaan sang vokalis band ini kala melantukan sebuah lagu. Ada sisi maskulin diantara sajian manis yang mereka suguhkan, dengan karakter suara berat namun melenakan. Karakter suara yang punya potensi menghadirkan nuansa romantis, namun tidak tersaji menyek-menyek. Band ini juga punya kadar musik yang “mengenyangkan”, lewat berbagai olahan dan komposisi musik yang mereka bangun. Pun begitu dengan kolak. Kolak dengan olahan santan kelapa dan aneka macam tambahan, dari mulai pisang, ubi, hingga kolang kaling, membuat sajian berbuka ini cukup mengenyangkan untuk disantap saat maghrib tiba.

BACA JUGA - Paduan Kuliner Menarik Hasil Olahan Para Musisi

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner