Menertawakan Keseriusan dalam Sidang Umum Warga DCDC

Menertawakan Keseriusan dalam Sidang Umum Warga DCDC

Sidang Umum Warga DCDC dimulai pukul 19.30 WIB, mengambil tempat di Kantin Nasion The  Panas Dalam, Jalan Ambon No 8A, Bandung dipimpin oleh Rully Cikapundung yang bertindak sebagai Ketua Majelis Perwakilan Warga DCDC. Beliau membuka acara sidang sekaligus memandu jalannnya sidang umum sebagai moderator. Yang bertindak sebagai peserta sidang adalah perwakilan warga DCDC dari masing-masing presiden. Dalam sidang tersebut, hadir juga Iksan Skuter sebagai Presiden Balada yang diundang secara khusus untuk menyanyikan anthem "Berbeda-beda Bersama-sama" sekaligus dibarengi dengan pengibaran bendera DCDC.

Pidato pertanggungjawaban dimulai oleh Dr. Zastrouw yang menyampaikan keberhasilan program pembangunan infrastruktur di negaranya dengan membangun jalan layang untuk menumbuhkan perkembangan ekonomi. Jalan yang benar-benar melayang tanpa ada tiang penyangga. Selanjutnya, Budi Dalton menyampaikan pidato pertanggungjawaban mengenai keberhasilan program pertahanan dan keamanan di negaranya. Negara yang luasnya hanya 3x2 hektar dari hasil wakaf dan merupakan lahan bekas kuburan. Jumlah penduduknya pun hanya sembilan jiwa sehingga tak heran Bapak Presiden hafal semua nama penduduknya.

Man Jasad menyampaikan pidato pertanggungjawaban mengenai keberhasilan program lingkungan hidup dengan memberdayakan rakyatnya untuk menanam sejuta pohon dan pemanfaatan sumber air untuk kesejahteraan rakyatnya. Sebagai satu-satunya presiden tanpa ibu negara, di awal pidato Man Jasad sempat berpuisi untuk mengungkapkan kegundahan hatinya. Terakhir, Pidi Baiq yang menyampaikan pidato pertanggungjawaban mengenai kesuksesan program ekonomi kreatif dengan membangun berbagai sarana berekspresi bagi anak muda seperti membangun gedung-gedung pertunjukan, galeri dan ruang-ruang kreatif bagi seniman yang ingin berkarya dan berekspresi.

Setelah presiden diberikan kesempatan untuk memaparkan program kerja yang telah dilaksanakan selama mereka menjabat, mereka langsung direspon dengan pertanyaan dan sanggahan dari perwakilan warga DCDC berikut dengan bukti-bukti yang terjadi di lapangan. Ini semacam representasi dari memberikan hak tanya kepada warga DCDC sebagai salah satu bukti warga yang berdaulat. Ternyata, menurut warga DCDC ada beberapa isi dari pidato presiden yang tidak konsisten di lapangan. Seperti pertanyaan kepada Presiden Republik Jalanan terkait dengan program jalan layang namun temuan di lapangan jalan tersebut masih memakai tiang.

Begitupun dengan program pertahanan dan keamanan yang diusung oleh Republik Pacantel yang dalam pelaksanaannya masih terdapat pencurian ikan di wilayah negara tersebut. Semua program yang disampaikan maupun pertanyaan yang dilontarkan adalah realitas yang sering kita dengar dalam keseharian. Sesuatu yang seharusnya bisa dipahami sebagai sebuah aspirasi yang membutuhkan solusi. Bukan sekadar dongeng dan klaim sejarah yang masih perlu diuji keabsahannya.

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner