Menerka-nerka Indische Party Kini

Menerka-nerka Indische Party Kini

Keterangan foto: Suasana serunya perilisan single "Tell Me What To Do" milik Indische Party | Kredit foto: Anggik Yoga Prayuda.

Sebuah hymne.

Tetapi bukan milik ‘partai politik’ tiga serangkai yang menginspirasi pergerakan nasional bangsa. Sebuah hymne pancaroba pencegah hujan - menepis galau berlebihan dari grup musik asal Institut Kesenian Jakarta. Lupakan “November Rain” yang melengking membuat mulas, sampai pening menjalar ke ubun-ubun.

Saatnya berpesta, menghisap kretek lokal sambil menyesap buih fermentasi biji barley, dansa-dansi nikmati harmoni Indische Party yang beraksi di sebuah pub temaram salah satu sudut ibukota. Melupakan sesaat problema, sampai jumpa di lantai dansa.

Mari berpesta!

Bagi yang masih asing dengan nama Indische Party, sepertinya kalian kurang eksplorasi musik. Perjumpaan kalian dengan musik lokal, mungkin terbatas atau dibatasi. Mungkin juga sedang terjangkiti tren demam koplo dan fenomena ke-ambyar-ambyar-an. Sah-sah saja memang, toh musik itu soal selera. Tapi saran saya, sebaiknya perbanyak referensi dan gali lebih dalam artefak-artefak ekletik dunia musik di Indonesia. Jejali kuping dan perkaya selera kalian dengan membaca, mendengar, dan menonton wujud lain yang lebih berbobot. Bermakna. Tidak murahan. Tak lekang zaman.

Sejatinya,  suara’lokal’ di Indonesia jauh lebih kaya dari itu semua. Tercatat, sebagian besar dari mereka bukan pemain musik ‘liga utama’ pada awalnya, atau tetap konsisten di arus pinggir hingga kini. Beragam hal yang memantik kebangkitan entitas skala lokal di abad 20 dan 21, terpujilah globalisasi yang menjadi faktor utama, mulai menyingkap siapa saja  gerangan ‘mereka’ yang berdikari selama ini. Mulai menerka-nerka?

Salah satu dari sekian banyak adalah Indische Party.

Paska mati suri selama 2,5 tahun tidak mengeluarkan rilisan, grup musik asal IKJ yang pernah merekam lagu-lagunya di Abbey Road Studios, London Inggris ini melakukan perombakkan yang cukup signifikan pada materi musik terbarunya.

Didapuknya Jimi dijawab dengan kepiawaiannya dalam meracik formula dengan tepat. Hasilnya, musik Indische Party cenderung lebih nge-popMatraman Man menakarnya dengan akurat. Nyaris tak bercela. Dipolesnya aransemen sampai dengan tingkat sound. Lugas, cerdas, sederhana, tapi tetap berenergi. Hipnotik. Sehingga menghadirkan dimensi baru dari Indische Party, mampu membuat single “Tell Me What To Do” ini diputar berulang-ulang.

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner