Menelisik Jejak Langkah Musisi Legenda

Tentang raga yang sudah mulai rapuh, atau bahkan sudah ditinggal ruh, namun karya mereka masih sanggup menerangi para musisi setelahnya dan penikmat karynya untuk terus ‘hidup’ dengan apa yang mereka buat

Tahun 2021 ini ada rubrik khusus yang dibuat DCDC bernama Legend Musician. Dari namanya tentu saja rubrik ini dibuat khusus untuk mengapresiasi para musisi ‘senior’ yang kiprahnya punya pengaruh besar bagi ranah musik tanah air. Tidak hanya melulu tentang musik, para musisi ini juga membuat cetak biru dengan semua terobosan dan eksplorasi yang mereka buat. Namanya kemudian sering menjadi rujukan bagi para musisi ‘hari ini’ jika kita bicara tentang musik dan semua hal yang berkaitan dengan itu, termasuk dalam konteks sejarah musik di tanah air.

Dari mulai musisi senior Ahmad Albar, Alm. Irvan Sembiring, hingga para musisi generasi 90an yang bisa dibilang mengawali lahirnya era scene musik ‘indie’ ini dimulai, seperti misalnya Yuki dan Richard ‘Pas Band’, Arian 13 yang santer terdengar kala masih bersama Puppen hingga bandnya sekarang, Seringai, Alm. Eben ‘Burgerkil’, hingga Otong ‘Koil’ yang kerap disebut musisi yang terlalu maju pada zamannya, karena alih-alih masih berkutat dengan efek/pedal gitar metalzone, Otong bersama Koil sudah akrab dengan music sequencer dan bebunyian sampling yang dia tambahkan di aransemen musik Koil.

Tidak berlebihan rasanya jika kata legenda disematkan pada para musisi ini, selain karena telah berkiprah di dunia musik lebih dari dua dekade (bahkan lebih bagi Ahmad Albar) para musisi ini telah melewati naik turun dalam karirnya, namun hingga hari ini namanya masih menyala, bersamaan dengan passion yang mereka nyalakan. Tentang raga yang sudah mulai rapuh, atau bahkan sudah ditinggal ruh, namun karya mereka masih sanggup menerangi para musisi setelahnya dan penikmat karynya untuk terus ‘hidup’ dengan apa yang mereka buat. Lewat musik, lirik, dan sejumlah pemikiran yang tertuang dalam bentuk lagu.