Memaknai Kemerdekaan Dalam Bermusik

Memaknai Kemerdekaan Dalam Bermusik

Bicara tentang pergerakan musik yang ada di negeri ini, hal itu untungnya masih bisa terasa dengan cukup banyaknya pertunjukan musik yang ada, dari mulai skala kecil sampai skala besar hingga internasional.

Bandung sering disebut sebagai barometer musik di Indonesia, mengingat banyak sekali musisi yang memulai karirnya di kota ini, bahkan musisi besar seperti Iwan Fals pun meniti karirnya di Bandung, ketika dia bersama teman-temannya membentuk Trio Babadotan bersama Gugum dan Egi, yang pernah menjuarai festival musik country. Namun Bandung juga pernah menuliskan catatan kurang menyenangkan ketika tahun 2008 terjadi tragedi AACC, yang berimbas banyaknya pelarangan acara-acara musik di kota Bandung, terutama secara spesifik ditujukan pada jenis musik cadas seperti metal. Hal ini bahkan diabadikan dalam lagu Seringai berjudul “Dilarang Di Bandung”.

Sepuluh tahun berlalu, hal ini memancing pertanyaan tentang apakah musisi di Indonesia sudah merdeka dalam bermusik? Pertanyaan yang dijawab dengan ragam cara, mulai dari proses kreatif musisinya itu sendiri dalam membuat lagu, atau pun pergerakan yang mereka lakukan dalam bermusik.

Bicara tentang pergerakan musik yang ada di negeri ini, hal itu untungnya masih bisa terasa dengan cukup banyaknya pertunjukan musik yang ada, dari mulai skala kecil seperti studio show, gigs yang dibuat oleh suatu komunitas atau kolektif, sampai beberapa musisi/band yang menggelar tur di luar negeri. DCDC menuliskan lima cara yang dipakai musisi Indonesia untuk merayakan kemerdekaan mereka dalam bermusik.

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner