Melirik Hal Esensial Mocca Lewat Lima Album Konseptual

Melirik Hal Esensial Mocca Lewat Lima Album Konseptual

Setelah Arina meninggalkan Bandung untuk ke Amerika bersama suaminya, Rico dengan projek The Triangle-nya, Toma dengan Mr Tomato, dan Indra dengan kerjaannya di bidang desain interior, akhirya mereka berempat kembali pulang ke rumahnya yang bernama Mocca. Rumah yang menjadi tempat berkumpulnya mereka menyatukan banyak rencana besar, berbagai ide dan konsep yang matang dalam setiap albumnya yang tematik, termasuk dengan album ke empat mereka berjudul Home. Mocca selalu konsisten dengan konsep yang tematik dalam setiap albumnya.

Dengan mengambil tema rumah di album terbarunya, Mocca ingin juga mengaplikasikannya ke dalam bentuk konser yang diselenggarakan mereka, dengan menggunakan dekorasi panggung layaknya sebuah rumah, beserta semua kekhasannya yang “Mocca banget”. Ke-empat personil dari Mocca ini menyambut para penikmat karyanya dengan suasana panggung yang nyaman dan homey, lengkap dengan tambahan sofa untuk bersantai, sampai mini bar dan dapur kecil untuk memasak kue, yang bahkan aroma khas dari kue yang dimasak bisa tercium oleh para penonton yang hadir.

Sampai akhirnya di album terbarunya, yang berjudul Lima, Mocca masih konsisten dengan konsep tematiknya. Belasan tahun dikenal sebagai band swing-pop yang terbiasa melahirkan lagu berbahasa Inggris, di album barunya ini Mocca menyuguhkan lagu-lagu berbahasa Indonesia. Ini mungkin bisa jadi pertaruhan tersendiri bagi band dengan ratusan penggemar bernama Swinging Friends ini, mengingat Mocca selalu identik dengan lagu berbahasa Inggris. Meskipun, pernah sekali waktu mereka merilis lagu berbahasa Indonesia berjudul “Hanya Satu”, yang kala itu dikhususkan sebagai soundtrack film “Untuk Rena”. Lagu tersebut terbilang sukses di pasaran, dan membuat Mocca diperhitungkan di industri musik tanah air.

Formula itu rupanya menarik perhatian bagi Mocca itu sendiri, dan pada akhirnya disajikan di album terbaru mereka, yang seluruh lagunya berbahasa Indonesia. Menariknya, album terbaru mereka ini melibatkan seorang musisi potensial, Mondo Gascaro. Mondo Gascaro sendiri adalah musisi bertangan dingin yang cukup banyak melahirkan lagu-lagu berkualitas baik, dari sejak dia masih tergabung bersama band Sore, atau ketika dia membuat musik yang fresh bagi projek solonya, sampai kelompok musik Payung Teduh.    

BACA JUGA - Dua Album Dengan Konsep Sebuah Diary

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner