Majalah Musik dan Dunia Seru Musisi Dalam Literasi

Majalah Musik dan Dunia Seru Musisi Dalam Literasi

Kembali lagi ke masa majalah musik masih menjadi rujukan, banyak hal menarik diangkat ke permukaan, dari mulai piknik alam bawah sadar ala Teenage Death Star, hingga pengakuan Otong Koil tentang dirinya yang Agnostik.

Dalam sebuah kesempatan atas nama waktu luang dan limpahan kuota internet, jari jemari mengarahkan pilihan untuk membuka kanal Youtube Soleh Solihun. Teknis kamera amatir dengan angle yang kurang sedap dipandang mata, namun nyatanya mampu menghadirkan konten-konten seru lagi bermutu seputaran musik dan dunia hiburan. Menjadi terasa related dengan orang-orang yang punya ketertarikan berlebih dengan musik, mengingat Soleh juga berangkat dari hal yang sama kala dia memutuskan menjadi wartawan untuk pertama kalinya. Dulu, ketika dunia komedi belum menjadi pilihan karirnya Soleh adalah penulis dari beberapa majalah ternama dari mulai Trax, Playboy, hingga Rolling Stone (tanpa s-red).

Tentang pengalamannya menjadi wartawan di majalah-majalah tersebut, kemudian Soleh ceritakan ulang di kanal Youtube nya lewat konten bernama “Bahas Majalah Lawas”. Ada diksi ‘lawas’ disana, dan menjadi relevan mengingat tidak ada majalah ‘baru’ yang mengulas musik secara detil seperti era ketika Soleh masih menjadi wartawan (dalam konteks majalah cetak/fisik-red). Maka apa yang dihadirkannya lewat kontennya tersebut menarik, pula mengobati kerinduan para pembaca majalah musik.

Bukan tanpa alasan jika pada akhirnya Soleh menjadi penulis di majalah dan menempatkan itu sebagai satu hal monumental dalam hidupnya, mengingat dari unggahan di blog pribadinya dia bercerita jika bahkan skripsinya pun membahas tentang perkembangan majalah musik di Indonesia, dari mulai majalah Aktuil masih berjaya, lewat penulis-penulis terkenal semisal Remy Sylado hingga Bens Leo.

Menariknya, majalah ini bahkan tercatat membuka jaringan kantor perwakilan dan korespondennya di luar negeri (Hamburg, München, Berlin, Swedia, Stockholm, Ottawa, Tokyo, Hong Kong, Kowloon, New York), hingga puncaknya pada tahun 1975, Aktuil juga mengejutkan publik Indonesia dengan mengundang kelompok musik Deep Purple untuk berpentas di Indonesia.

Menghubungkan majalah dengan keriaan di pentas musik menjadi satu hal menyenangkan, mengingat pada perannya majalah musik dan musisi menjadi satu hal yang tidak terpisahkan, kala si musisi butuh publikasi, dan majalah butuh isian bagi pembaca. Bahkan ketika majalah Rolling Stone masih berjaya, mereka kerap menggelar ‘Rolling Stone Release Party’ yang diadakan bersamaan dengan dirilisnya majalah tersebut setiap bulannya. Dan bicara soal Soleh lagi, dia bahkan secara tidak sadar mengawali karir Stand Up Comedy di panggung ‘Rolling Stone Release Party’, karena kerap menjadi solo MC dan berceloteh panjang lebar tentang band-band penampil, yang tak jarang dia kritisi di atas panggung. Namun tentu dalam konteks jokes atau becandaan, meski ada juga beberapa yang ‘baper’, ujar Soleh dalam suatu wawancara.

Beberapa penulis musik yang bekerja di sebuah majalah mungkin bisa dihitung jari dan bahkan tidak ada jika menghubungkannya dengan ‘hari ini’. Hal tersebut diakui atau tidak berpengaruh pula pada cara orang memandang musik, meski jika bicara referensi tidak akan kekurangan mengingat adanya banjir informasi dari dunia digital. Namun jika bicara konten ada hal-hal yang mungkin tidak ditemui di tengah derasnya arus informasi saat ini, mengingat bahasa digital menghendaki ulasan-ulasan pendek atau mungkin mengharamkan tulisan-tulisan panjang menghiasi layar datar gawai pintar.

Padahal jika kita kembali lagi ke masa ketika majalah Aktuil, Trax, Rolling Stone, hingga Majalah Ripple masih menjadi rujukan, banyak hal-hal personal lagi menarik diangkat ke permukaan, dari mulai piknik alam bawah sadar a la Teenage Death Star, hingga pengakuan Otong Koil tentang dirinya yang Agnostik. Hal seperti itu tidak hanya seru sebagai sebuah konten, tapi juga membuat pembaca tahu latar belakang si musisi, hingga akhirnya ketika berbuah lagu kita tahu dari mana sumber inspirasinya berasal.

Untuk coklatfriends yang penasaran seperti apa konten ‘Bahas Majalah Lawa’ dari vlog nya Soleh Solihun, bisa simak melalui tautan di bawah ini.

BACA JUGA - Pengamat Musik, Riwayatmu Kini

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner