Literatur Musik di Tahun 2019

Literatur Musik di Tahun 2019

Di Indonesia sendiri, zine berkembang seiring dengan makin besarnya komunitas independen dan munculnya kesadaran untuk menciptakan media sendiri. Berbagai zine dengan aneka bahasan hadir menjadi bagian dari dinamika pergerakan musik independen. Masing-masing hadir dengan karakter dan ciri khasnya masing-masing. Ada yang fokus dengan bahasan sosial politik, propaganda perlawanan, gaya hidup vegetarian, atau yang hanya fokus pada genre musik tertentu.

Nilai informasi yang spesifik dan topik bahasan yang tidak dapat ditemukan di media pada umumnya berhasil menjawab kebutuhan informasi di kalangan komunitas independen. Misalnya, media mana yang mau mengupas habis tentang album barunya Cannibal Corpse? Atau melakukan liputan studio gigs yang isinya penampilan band grindcore dan punk? Walaupun tidak terbit secara berkala, namun kehadiran mereka selalu dinantikan dan banyak diburu untuk sekedar dikoleksi.

Namun, seiring dengan dengan makin berkembangnya teknologi komunikasi, dalam hal ini internet, maka perlahan media zine mulai ditinggalkan dan para penggiat skena di komunitas mulai beralih dan menggunakan media internet sebagai sarana penyebaran informasi. Alasannya, media internet dinilai lebih praktis dan murah, serta penyebaran informasinya dinilai lebih cepat.

Melalui berbagai aplikasi sosial media, pemanfaatan media digital mulai menggeser peran teknologi manual, dalam hal ini media cetak yang menjadi karakter utama dari media zine. Perlahan, media cetak zine mulai ditinggalkan dan para jurnalis serta musisinya mulai beralih ke media digital sebagai sarana ekspresi dan promosi.

Namun, seiring dengan maraknya kembali tren rilisan fisik, maka dunia literasi di bidang musik pun seolah mengalami kebangkitan kembali. Jika dulu motif utama dari produksi literasi adalah menyebarkan informasi dengan segala keterbatasannya, maka di era digital motif ini berubah ke arah pendokumentasian dalam bentuk data fisik. Menjadi arsip berbentuk fisik yang dapat disimpan dan dibuka kembali kapanpun kita mau tanpa harus repot menggunakan media penghubung digital seperti laptop ataupun telepon pintar. Hadirnya kembali rilisan buku fisik yang fokus di ranah musik independen seolah melepas kerinduan kita pada sesuatu yang "nyata".

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner