Lima Vokalis Paling

Lima Vokalis Paling "Mangprang" (Bagian Kedua)

Foto diambil dari akun Instagram @ginan_koesmayadi

DCDC merangkum lima orang vokalis band, yang dirasa bisa merepresentasikan kata “Mangprang” dalam sosoknya. Siapa saja mereka? 

Meneruskan artikel sebelumnya yang membahas tentang lima vokalis yang dirasa paling “Mangprang”, dua dari lima orang vokalis berikut ini, punya poin tambahan, kenapa akhirnya mereka bisa terpilih menjadi yang paling “Mangprang” diantara vokalis lainnya. Kedua orang vokalis ini hadir sebagai seorang yang ditempa banyak hal, yang membuat keduanya jadi punya mental kuat. Hadir sebagai perpanjangan tangan vokalis terdahulunya, kehadiran dua orang vokalis ini punya peran penting, yang membuat bandnya terus hidup, membesar, "berbahaya”, dan Mangprang, yang  dalam bahasa sunda, punya artian semangat yang berapi-api, juga punya pergerakan yang berani, dan bermental baja.  Siapa saja mereka? Simak daftarnya berikut ini :

Vicky Mono (Burgerkill)

Di awal kemunculannya di tubuh Burgerkill, Vicky langsung dihadapkan pada setumpuk tugas yang harus ditanggungnya, sebagai seorang yang meneruskan estafet dari almarhum Ivan Scumbag. Kehadirannya di tubuh Burgerkill bukan untuk menggantikan Scumbag, namun untuk meneruskan apa yang pernah Scumbag buat di Burgerkill, yang diakui atau tidak, hal tersebut tidak mudah, terutama untuk band sekelas Burgerkill, dengan fans militan, yang mungkin susah menerima orang baru di tubuh band ini. Perlu mental yang sangat kuat sampai akhirnya Vicky bisa berdiri sebagai orang terdepan di Burgerkill.  Hal tersebut dia lewati dengan berbagai tempaan yang tidak mungkin bisa dilalui jika tidak punya mental “Mangprang” dalam dirinya.

Dua album Burgerkill, Venomous dan Adamantine, menjadi ajang pembuktian Vicky sebagai seorang vokalis yang “Mangprang”, dan hal ini bisa terlihat diantaranya dari beberapa footage rekaman Burgerkill, yang menyajikan proses ketika Vicky take vokal. Vicky seperti besi baja yang tetap kokoh berdiri, sekeras apapun dia ditempa, hingga menghasilkan karakter vokal bertenaga bak monster yang siap menyalak. Vicky “menyalak” dan terus mengalami progres sejak dirinya didaulat menjadi vokalis Burgerkill, lewat berbagai panggung yang dia taklukan satu demi satu, dari mulai dalam negeri, sampai dataran Eropa. Dia menjelma sebagai seorang yang menurut istilah para Begundal, “Anjing Edan”, dan menjadi peluru dari fondasi yang dibuat Eben, Agung, Ramdhan, dan Putra dalam musik Burgerkill.   

Ginan Koesmayadi (Jeruji)

Seperti halnya Vicky, peran Ginan di tubuh Jeruji pun langsung dihadapkan pada setumpuk tugas, untuk meneruskan estafet yang pernah dibuat Themfuck di band ini. Sebagai band yang keras kepala dan lantang bersuara menyuarakan perlawanan ini, Ginan jadi pilihan tepat, dengan karakternya yang “Mangprang”, dan bahkan kata “Mangprang” seakan menjadi nama lain dari Ginan. Dia akan membuat siapapun malu dengan semangat yang dia punya. Sosoknya seakan menjadi cambuk bagi banyak orang jika sejatinya hidup adalah tentang perjuangan yang harus dilewati dengan semangat. Dan hal ini bukan hanya slogan saja, tapi juga dia buktikan, salah satunya, dengan mendirikan Rumah Cemara, pada tahun 2003. Sebuah rumah yang menjadi tempat rehabilitasi pemakai narkoba dan yang terinfeksi HIV. Hal ini didasari pengalaman hidupnya yang pernah terlibat narkoba, dan menjadi ODHA. Namun begitu, dia merasa jika hidup harus terus berjalan, yang kemudian dia tularkan bagi kawan-kawan yang bernasib sama dengan dirinya.

Semangatnya untuk terus menularkan limpahan energi yang dia punya, bahkan berbuah manis saat dirinya berhasil mengharumkan nama bangsa lewat sepak bola. Hal ini dibuktikannya saat dia terpilih menjadi Best Player, di turnamen Homeless World Cup (HWC) yang diselenggarakan di Paris, tahun 2011 lalu. Dia yang tadinya dianggap sebagai orang yang hidup dengan kesia-siaan karena latar belakang masa lalunya tersebut, pada akhirnya menjadi seorang inspirator bagi banyak orang. Bagi dia pilihannya hanya ada dua, menyerah dan pasrah dengan penyakit dan keadaan yang dideritanya, atau terus berjalan untuk hidup dengan penuh arti. Dan dia memilih pilihan yang kedua. Sampai akhirnya ketika dia harus pamit untuk selamanya, bukan karena dia kalah dengan penyakitnya. Bukan juga kalah dengan tempaan hidup yang berat. Tapi dia pamit sebagai seorang pemenang yang melampaui mimpinya. Hingga namanya akan dituliskan sebagai seorang inspirator, dan sebagai seorang vokalis yang “Mangprang”. Bukan hanya karena dia seorang vokalis band cadas, atau bukan juga karena teriakannya di atas panggung. Tapi dia “Mangprang” karena dia berhasil menampar orang-orang yang hampir menyerah dengan hidupnya, agar terus berjalan, sampai kematian datang dengan sendirinya, karena waktu, bukan karena kita yang menyerah. Rest In Power The Journey Walker, Ginan Koesmayadi.

BACA JUGA - Lima Vokalis Paling "Mangprang" (Bagian Pertama)

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner