Lewat

Lewat "Obcid", Melt Sajikan Lagu Innocent dan Defresif Dalam Waktu Bersamaan

Sumber foto : diambil dari soundcloud.com/melt_core/obcid

Lagu ini mengarahkan pendengar pada ambang persimpangan antara nalar dan kegagapan mental, dari sisi psikologis manusia, yang tersaji innocent dan defresif pada waktu yang bersamaan.

Shahida Manzoor, dalam disertasinya yang mengutip Ovid Methamorposes, menyatakan bahwa “before ocean was, or earth or heaven, nature was all a like, a shapeless chaos”, yang menjelaskan tentang adanya keadaan tertib diawali dengan ketidaktertiban. Lalu ketika itu dihubungkan dengan musik, yang disajikan tanpa tampilan kosmetik berupa olah tata suara hasil olahan perangkat digital, dengan segala macam manipulasi pada outputnya, maka sebuah lagu menjadi terdengar amatir dan mentah. Namun uniknya masih mampu menstimulus pendengarnya pada hal-hal imajinatif, lepas dari lagu itu bercerita tentang apa. Kenikmatan mendengar audio yang tanpa tendesi apapun karena lagunya tersaji telanjang, dan hanya berisi noise di beberapa sudutnya ini, hadir lewat lagu berjudul “Obcid” dari band Melt.

Ada kesan panik dari sisi ritmis lagu ini, lewat ketukan drum yang sedikit tergesa-gesa mengawal lagu, bersamaan dengan bass line nya, sehingga lagu ini mengarahkan pendengar pada ambang persimpangan antara nalar, dan kegagapan mental, dari sisi psikologis manusia. Hal ini dilengkapi pula dengan bangunan vokal, yang secara teknis kurang menempatkan notasi lagu pada garis nada seharusnya. Cara bernyanyi sang vokalis makin menguatkan rasa panik itu tadi. Seperti sebuah kamuflase pada nada riang lagu ini, yang dipresentasikan sebaliknya.

Masuk menit kedua, ada sensasi kejomplangan dinamika musik yang dibangun di lagu ini. Menjangkau lebih jauh kedalaman pikiran, dengan semua asumsi dan sangkaan yang berujung kepanikan, namun malah melahirkan rasa adiktif, terlebih pada cara Melt menghadirkan warna pada olah tata suara gitarnya. Sedikit mengingatkan pada rilisan-rilisan Sarah Records, yang banyak “menelanjangi” musik pop lewat kumpulan nada ringan nan menyenangkan. Pola musik seperti ini dirasa bisa membuat pendengarnya ada dalam satu frekuensi yang sama, jika itu dihubungkan oleh keinginan bermusik tanpa tendensi apapun, selain dari mengembalikan arti bermain musik, dengan menggaris bawahi kata main disana.

Mungkin Melt tidak akan menjadi siapa-siapa, dan lagunya juga tidak akan berujung pada ruang-ruang diskusi, yang memperdebatkan tentang “Musik Indonesia Hari Ini”. Namun beberapa pasang telinga yang menangkap lagu mereka, bisa dengan fasih menuturkan jika lagu Melt ini bisa mewakili perasaan mereka, ketika apa yang Melt hadirkan dalam lagu berjudul “Obcid” ini, tersaji innocent dan defresif pada waktu yang bersamaan. Dua kolaborasi rasa yang susah dijelaskan ketika itu dijabarkan melalui verbal. Namun lagu adalah perasaan yang bisa didengarkan. Dan oleh karena itu, Melt telah berhasil menyuarakan tentang apa yang sulit disuarakan, andai itu tidak diterjemahkan dalam sebuah lagu. Atau lebih tepatnya lagu dengan komposisi dan aransemen musik seperti yang Melt sajikan.

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner