Lewat Musik, Mathology Bercerita Tanpa Lirik

Lewat Musik, Mathology Bercerita Tanpa Lirik

“biasanya lebih ke ngebayangin sih. Nah di lagu yang biasa kita buat, kita biasanya sambil ngebayangin dan main dinamika serta rasa. Jadi meski tidak disertai vokal tetap ada temanya”, ujar Ramcey dan Mondy secara bergantian.

Berdiri sebagai sebuah band instrumental bisa dibilang bukan pilihan popular bagi sebuah band, mengingat pilihan ini terbilang riskan karena pesan yang hendak disampaikan hanya lewat instrumen musik, tanpa pesan dalam sebuah lirik lagu. Namun hal tersebut nampaknya tidak dipersoalkan oleh sebuah band asal Jakarta bernama Mathology. Ditemui disela-sela syuting DCDC Musikkita, band yang digawangi oleh Ramcey, Mondy, Bistok dan Broto ini menceritakan awal mula membentuk band, dan alasan kenapa mereka cukup nyaman menjadi ‘band instrumental’.

Berdiri pada tahun 2015 lalu, Mathology menjalani empat tahun karir bermusiknya dengan melahirkan beberapa single yang terbilang ear catchy, lewat sederet permainan gitar yang memanjakan telinga. Sedikit kilas balik perjalanan mereka, Ramcey menuturkan jika dirinya dan Mondy sudah kenal lama dan sering bermain gitar bersama, hingga akhirnya mereka berdua sepakat membuat proyek musik yang terdiri dari dua orang gitaris. Merasa masih ada yang kurang secara komposisi, Broto akhirnya masuk melengkapi formasi Mathology.

Kata ‘Math’ dalam Matholgy kemudian memancing pertanyaan tentang apakah band Mathology merupakan band yang cukup memperhitungkan olahan musiknya secara teknis, dari mulai birama, hingga hal detil lainnya yang mungkin agak susah dicerna oleh awam. Menjawab pertanyaan ini Broto menerangkan jika pada awalnya Ramcey dan Mondy memang cukup banyak terpengaruh dengan band-band math-rock seperti Interval, Olivia, dan lain-lain, hingga akhirnya Ramcey mempunyai ide untuk menamakan bandnya Mathology.

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner