Leon Koil, Perpaduan Antara Drummer Cadas dan Seorang Koki

Leon Koil, Perpaduan Antara Drummer Cadas dan Seorang Koki

Sumber foto : Diambil dari akun Instagram @leonkoil

Berawal dari keraguannya di industri musik, Leon memilih bisnis kuliner sebagai pegangan utamanya yang akhirnya berkembang menjadi rumah makan terkenal di kota Bandung

Kehidupan para musisi-musisi di Indonesia seringkali diluar dugaan. Aksi-aksi kerenya di atas panggung membuat banyak orang berdecak kagum. Dibalik aksi panggung yang keren tersebut, banyak musisi memiliki profesi lain yang tidak berkaitan dengan musik. Salah satu contohnya membuka usaha kuliner, seperti yang dialami oleh musisi satu ini, Leon Ray Legoh atau yang dikenal Leon “Koil”. Leon adalah seorang drummer dari band rock cadas yang sudah malang melintang di blantika musik rock Indonesia, yaitu Koil. Leon Koil sendiri dikenal karena permainan drumnya yang khas dan berkarakter di setiap lagu-lagu Koil. Selain dikenal karena permainan drumnya, Leon juga terkenal karena Rumah Makan yang sudah ia buka sejak tahun 2005. Berawal dari keraguannya di industri musik, saat itu para personil Koil tidak yakin dengan masa depan bandnya. Oleh karena itu mereka memutuskan untuk membuat usaha lain, beberapa memilih usaha clothing, dan Leon sendiri memilih bisnis kuliner dengan membuat Rumah Makannya sendiri yang ia beri nama Rumah Makan Legoh.

Jadi dulu ketika awal-awal bikin Koil tahun 90an, kita sebenernya ga yakin dan ragu bisa hidup cuma dari musik, soalnya waktu itu musik juga belum kaya sekarang yang gampang dikenal orang, apalagi musik rock, jadi susah lah buat dijadiin pegangan utama. Waktu itu juga saya udah mau lulus kuliah terus mikir kalo kerja kantoran nanti susah buat main band. Akhirnya kita coba buat usaha sendiri. Jadi temen-temen tuh ada yang buka bisnis clothing, ada yang terjun ke dunia kuliner kaya saya. Mungkin itu sih awalnya kepikiran buat buka restoran. Akhirnya pada tahun 2005 saya buka Rumah Makan Legoh ini yang bisa dibilang berawal dari ga percaya diri sama masa depan musik pada saat itu”, jelas Leon.

Berlokasi di Jalan Sultan Agung No. 9, Rumah Makan Legoh ini awalnya hanya rumah makan kecil. Seiring berjalannya waktu, rumah makan kecil ini kian berkembang dan bertambah besar sebelum akhirnya menjadi Rumah Makan Legoh seperti saat ini. Tidak memiliki latar belakang sebagai koki, Leon mulai belajar memasak ketika dirinya kehabisan uang saat harus membayar koki. Akhirnya Leon memutuskan untuk menjadi koki dengan resep seadanya. Berbekal ilmu yang ia dapatkan dari ibunya, Leon kemudian menjadikan masakan di rumahnya jadi menu utama di Rumah Makan Legoh miliknya. Selain itu, Leon juga mengakui bahwa dirinya sering memperhatikan proses memasak ketika ia sedang makan di restoran lain, dengan perkiraannya Leon mencoba mengaplikasikan pada masakannya. Lambat laun skill memasak Leon mulai berkembang dan berbagai resep mulai dikuasai olehnya.

Jadi pas awal-awal buka tuh ada koki sebenernya, tapi karena duitnya habis, ga bisa bayar koki, akhirnya saya coba untuk belajar masak. Mulai dari masakan yang saya bisa sampe belajar dari orang lain. Selain itu, masakan di rumah juga saya pelajari, nanya-nanya ke nyokap soal resepnya, atau juga saya sering kalo lagi makan di restoran orang, saya suka liatin proses masaknya, jadi saya kira-kirain dan coba masak eh ternyata enak, lama-kelamaan jadi berkembang dan bisa saya kuasai”.

Terdapat cerita unik ketika Rumah Makan Legoh ini masih dipegang oleh Leon seorang. Ketika Koil padat akan jadwal manggung, terpaksa Leon harus menutup rumah makannya karena pada saat itu hanya Leon yang masak di Rumah Makan Legoh. Tetapi untuk saat ini, sudah terdapat beberapa koki yang menghadle urusan dapur ketika Leon manggung bersama koil. Beberapa menu yang tersaji di Rumah Makan Legoh mempunyai ciri khas tersendiri hingga tetap bertahan dan banyak diminati pelanggannya seperti Nasi Goreng Item, Ayam Rica dan Keju Aroma. Menu tersebut sebenarnya adalah menu awal yang Leon sajikan ketika Rumah Makan Legoh pertama kali buka. Selain itu terdapat beberapa menu baru yang juga banyak diminati oleh para pelanggan seperti Sapi Cuka yang akhirnya jadi ciri khas tersendiri bagi Rumah Makan Legoh milik Leon.

Seperti rumah makan lain yang terdampak oleh pandemi, ternyata Rumah Makan Legoh pun tak bisa mengelak akan hal tersebut. Leon mengakui kesulitannya dalam menghadapi situasi pandemi ini yang tentunya sangat berdampak bagi keadaan Rumah Makan miliknya. Meskipun merugi, Leon tetap berusaha agar Rumah Makan Legoh yang sudah ia buka selama 15 tahun itu tetap buka dengan melakukan berbagai cara. “Sulit sih kita sebenernya rugi gede-gedean selama kurang lebih dua tahun ini. Berawal dari awal pandemi bulan Maret tahun lalu yang kita kira bakal beres dalam beberapa bulan eh ternyata engga. Sejak saat itu juga sebenernya kita merugi terus dari awal pandemi itu sampe sekarang. Apalagi PPKM sekarang itu yang paling berat dibanding dulu. Kita sampai saat ini mencoba bertahan dengan beberapa cara seperti menu yang dikurangin, pegawai juga terpaksa harus dikurangin, pengeluaran-pangeluaran tidak penting kita pangkas dan promo jadi lebih banyak. Mau gamau Rumah Makan Legoh ini harus ada di mode bertahan untuk sementara waktu sampai pandemi ini cepat berlalu. Terus dari musik juga ga bisa ngapa-ngapain jadi intinya “Bangkar” abis lah pokonya”, ujar Leon

Sebelum menutup obrolan, Leon kemudian berharap agar pandemi ini cepat berakhir agar Rumah Makannya bisa kembali normal seperti biasanya. “Harapannya cuma satu, semoga pandemi ini cepet selesai. Karena dampaknya sangat terasa dan merugikan, apalagi usaha kuliner seperti saya dan orang-orang yang sejalan dengan saya”, tutup Leon.

BACA JUGA - Alda ‘The Changcuters’, Musisi Sekaligus Juragan Beras

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner