Lebih Dari Sekedar Reggae, PT Menggelora Lebih 'Bersuara' Dengan Musiknya

Lebih Dari Sekedar Reggae, PT Menggelora Lebih 'Bersuara' Dengan Musiknya

Musik reggae yang banyak orang identikan dengan cinta dan pantai agaknya tidak seratus persen disetujui oleh para personil PT Menggelora, yang meyakini jika reggae bisa juga diaplikasikan dengan lagu-lagu bertema perlawanan

PT.Menggelora merupakan sebuah project band yang terbentuk pada bulan April 2019 dengan personel Delluuyee, Rafi Gimbal dan Resha Stromp. Ketiganya sudah tidak asing lagi di dunia hiburan, khususnya musik. Dellu Uyee selain pemain perkusi di beberapa band dan aktif sebagai  seorang content creator. Rafi Gimbal, finalis dalam ajang pencarian bakat bergenre dangdut, dan Resha Stromp pemain gitar dari band reggae Momonon. Mereka sepakat untuk menyatukan visi dan misi mereka lewat sebuah band yang diberi nama PT Menggelora. Kata PT sendiri merupakan kependekan kata dari Pemuda Terancam Menggelora.

Ditemui disela-sela penampilan mereka di DCDC Pengadilan Musik, PT Menggelora menuturkan jika secara penamaan mereka mencoba mengangkat filosofi dari sebuah perusahaan atau PT yang produktif berproduksi hampir setiap hari, bahkan untuk menciptakan sebuah produk yang berkualitas mereka bisa menerapkan kerja lembur, dan hal itu diwujudkan dalam bentuk karya musik. Genre musik yang dimainkan mereka merupakan musik reggae dengan berbagai macam elemen nuansa Jamaican sound. Saat ini PT Menggelora telah memiliki satu album yg berjudul "Long Journey" yang mengemas 10 lagu yaitu; “Menggelora Bersama”, “Penyesalan”, “Biar Salah Tak Mengapa”, “Cerita Kita”, “Hanya Untukku”, “Lagu lama”, “Hanya untukku”, “I’am Sorry Rabb”, “Buruh Bukan Robot”, “Sahabat”.

Tentang proses kreatifnya sendiri, Dellu menuturkan jika dari mereka bertiga masing-masing punya perannya sendiri, dari mulai Rafi yang banyak mengambil porsi untuk urusan music, Rhesa, karena punya studio lebih banyak bermain peran untuk urusan mixing mastering, dan Dellu yang selama ini kita kenal sebagai content creator banyak memberi kontribusi untuk urusan pemasaran di PT Menggelora. Sedangkan untuk urusan penulisan lagu, menariknya ketiga personil PT Menggelora ini merupakan seorang penulis lagu, sehingga untuk urusan cipta karya mereka bertiga terbilang produktif.

Musik reggae yang banyak orang identikan dengan musik santai yang banyak berkisah tentang cinta dan pantai agaknya tidak seratus persen disetujui oleh para personil PT Menggelora, terutama Rhesa yang mengaku jika dirinya meyakini jika musik reggae bisa juga diaplikasikan dengan lagu-lagu bertema perlawanan. Beberapa lagu yang mereka buat, seperti salah satunya “Buruh Bukan Robot” turut pula menyuarakan tema-tema perlawanan seperti itu. Satu hal yang kemudian bermuara pada album mereka yang berjudul Long Journey. Sebuah tema tentang perjalanan yang diakui oleh mereka sebagai refleksi PT Menggelora dari apa yang mereka pernah buat sebelumnya. (Bersambung)

BACA JUGA - Lebih Jauh Tentang Single Baru The Panturas, “Balada Semburan Naga”

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner