Laze : “Sebenarnya Gue Bukan Tipe Raper Yang Keras”

Laze : “Sebenarnya Gue Bukan Tipe Raper Yang Keras”

Sumber foto : press rilis Laze 

Melihat Laze dengan album debutnya ‘Waktu Bicara’, adalah seperti sebuah gambaran bahwa musik Hip Hop juga dapat dinikmati secara meluas tanpa harus adanya embel-embel underground didalamnya.

Hampir menginjak satu bulan, Waktu Bicara telah disebar dimana-mana. Sebelum disebar, album tersebut mempunyai cerita cukup mendalam bagi Laze atau pria asal Jakarta yang bernama asli Havie Parkasya tentang Culture Shock. Tepatnya ketika saat ia bertandang ke Bandung untuk berkuliah, dan setelahya kembali ke ibukota dengan suasana yang berbeda hingga akhirnya Waktu Bicara pun tercipta sebagai album penuh pertama dari karir musik Hip Hop yang dijalaninya sedari satu dekade silam.

Secara general, Waktu Bicara yang didistribusikan oleh Demajors itu adalah sebuah album Hip Hop kelas populer. Dalam artian, aura musik sertal irikal didalamnya dikemas cukup ramah lingkungan dan mudah diterima segala kuping tanpa harus mengubah isi dari tema tentang Culture Shock itu sendiri. Mendengar album ini tanpa harus paham terlebih dahulu grup semacam apa Wutang Clan, N.W.A, Public Enemy atau semacamnya cukup mendengarkan saja beberapa album dari Jay-Z. Maka Waktu Bicara akan mudah masuk kedalam telinga pendengarnya. Berbeda jauh dengan karya Hip Hop yang kental dengan rima menantang seperti yang mulai bermunculan belakangan ini di ranah musik lokal. Dan tak lupa, album ini juga adalah sebuah kisah dari Laze, terutama tentang masa kecilnya dan kepahlawanan yang menjadi cita-citanya.

 

Sejak kapan sih loe ada di permusikan Hip Hop kayak sekarang ?
Sebenarnya gue memang udah suka Hip Hop itu sejak kecil. Terus, sekitar tahun 2008 itu gue ikut Rap Battle, nama acaranya kalau nggak salah Soulnation. Waktu itu umur gue masih 15 tahun, dan kebetulan di acara itu gue menang. Udah dari situ, gue yakin kayaknya gue memang cocok di jalur musik ini, makanya gue push terus aja. Mulai bikin lagu, kenal sama musisi-musisi lainnya, sama ikut di beberapa acara dan sampai sekarang aja. Cuma, bedanya sekarang gue lebih mau nyentuh orang-orang yang diluar komunitas Hip Hop. Dan kalau bisa yang nikmatin musik gue bukan cuma komunitas gue doang, tapi diluar komunitas pun bisa.

Beranjak setelah dari Rap Battle, apa aja yang loe persiapin biar masuk ke jenjang yang lebih serius ini ?Spontan aja sih gue mesti persiapin ini dan itunya. Setelah gue beres dari Rap Battle itu, adalah dimana tahap-tahap gue buat bikin lagu terus, tanpa ada strategi khusus cuma banyakin latihan aja. Dan alhasil dari latihan itu juga, gue lebih produktif dan gue nemuin karakter musik gue dibandingin musisi lainnya. Kurang lebih kayak gitu aja sih.

Terus untuk masalah referensi materi, biasanya musik yang loe bikin lebih mengarah kemana ?
Kalau untuk referensi gue lebih cenderung ke rapper-rapper New York. Semacam Nas, Jay-Z, Kanye West yang mereka dikaryanya bisa mainin kata-kata dengan cerdas tanpa terdengar sok pintar. Menurut gue itu bahasa-bahasa yang cukup cerdas. Terus juga tema-tema yang diangkat lebih relatable buat orang-orang. Dan untuk album Waktu Bicara ini bisa gue bilang masih cukup rendah, dan nggak terlalu underground.

Bisa dibilang fase loe bermusik udah satu dekade, dari 2008-2018 sekarang ini. apa aja yang loe rasain selama 10 tahun itu dan udah sama siapa aja loe kolaborasi ?
Selama satu dekade, gue rasa dulu Hip Hop nggak ada exposure kayak sekarang. Di 2008 itu gue sempat ngerasa masih agak nggak yakin, serius menjadi rapper atau nggak. Sampai akhirnya gue yakin, ini harus gue jalanin. Selama perjalanan bermusik, gue pernah kolaborasi sama beberapa musisi semacam : Candil (Serius), Pandji Pragiwaksono, Young Lex dan lainnya. Tapi, gue bukan cuma seorang rapper, gue juga beatmaker dan produser. Gue pernah kolaborasi sama The Law, mereka itu masih satu manajemen sama Ahmad Dhan. Waktu itu gue sempat bikin beat buat musiknya mereka. Sebenarnya banyak banget sih kolaborasi gue sama musisi-musisi lokal, dan mulai intensnya kalau untuk masalah kolaborasi ini gue rasa di atas 2010-an lah.

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner