Konser

Konser "Awakening", Ketika Revenge The Fate dan Colony Mengukir Sejarah Bersama


Anggi dan seorang Colony yang stage dive | Konser "Awakening", 2 Desember 2018

Naik turun penonton yang berebut ke atas panggung terus terjadi. Menguasai area depan panggung untuk stage dive dan diangkat hingga ke belakang. Revenge The Fate dan Colony berbagi energi langsung, tanpa batas. Beberapa terlihat sempoyongan, entah karena lelah atau terlalu banyak substansi. Ada juga yang kehabisan tenaga dan harus dibopong ke area belakang Spasial yang merupakan ruang terbuka. Tapi, yang menarik adalah tidak ada dari mereka yang saling tojos, malah saling membantu ketika ada yang terjatuh atau butuh bantuan. Crowd tetap kondusif, saling “menyelamatkan” teman maupun keseluruhan acara.

Setelah empat lagu dibawakan tanpa henti, Revenge The Fate beristirahat sejenak dan panggung dipadamkan. Memberi waktu untuk Colony duduk meluruskan kaki dan menghela nafas sebelum kembali bersenang-senang. Sejak awal dimulai, terlihat tiga “kubu” penonton yang hadir di sana. “Kubu” pertama, penonton yang memadati depan panggung, headbang dan berinteraksi langsung dengan personil Revenge The Fate. “Kubu” kedua, para pemanas moshpit dengan buncahan euforia. “Kubu” ketiga, tentu saja kawan-kawan yang berdiri di pinggir dan belakang, angguk-angguk santai, beberapa tertawa, beberapa ketakutan karena tubuh yang saling tabrak. Untungnya, tidak ada kubu para pasukan “kung-fu” di sana. Mungkin, karena saya tidak besar di generasi “kung-fu”, saya terganggu dan cenderung tidak suka jika ada mereka. Semacam anak-anak pamer kekuatan, tidak saling menyatu dalam satu energi yang sama. Sebenarnya, ada satu-dua yang mulai aksi bela diri di tengah crowd, dan saya menyeringai lebar ketika melihat mereka dihajar oleh kawan-kawan yang moshing atau terpental karena circle pit.

Lima menit berselang, sebuah sampling kembali terdengar dari sumber suara. Colony kembali berdiri dan bersiap memberikan dukungan terbaiknya. Setelahnya, lagu dari album Redemption, “Kashmir” dan dari EP Awakening “Enormity” dibawakan dengan apik di atas panggung, meski terlihat memang stamina dari Revenge The Fate mulai menurun. Meski begitu, hantaman drum yang rapat, soliditas double gitar berdawai tujuh dan bass berdawai lima, ditambah suara vokal yang sangat stabil terus menghantam gendang telinga dan memaksa Colony untuk tetap brutal.

Usai dua lagu, Anggi memanggil seorang vokalis untuk berkolaborasi di atas panggung. Ia adalah Anggun Rawskin, vokalis dari grup musik cadas Bye Bye Bunny. Dengan format dua vokalis, Revenge The Fate menghajar panggung dengan nomor selanjutnya, “Bencana”. Bagai peluru-peluru panas, dua karakter vokal yang berbeda beradu apik dengan sangar. Makin menyeimbangkan suara padat distorsi, membakar tanpa ampun.


Anggun Rawkskin berkolaborasi dengan Revenge The Fate | Konser "Awakening", 2 Desember 2018

Selesai berkolaborasi dengan Anggun Rawkskin, para personil Revenge The Fate berhenti sejenak dan untuk memberi sebuah pengumuman, diwakili oleh Sona. Di panggung ini lah, secara resmi Revenge The Fate diperkuat oleh dua orang gitaris baru, Mow Harahap dan Gery Otre, memperkuat tiga pilar yang sudah kokoh sebelum mereka, Anggi Ariadi pada vokal, Sona Purnama pada bass dan Zacky Achyar pada drum. Di sesi ini, Mow dan Gery menyapa Colony, disambut riuh tepuk tangan. “Semoga dengan hadirnya saya memberi energi baru untuk Revenge The Fate,” ucap Gery. Tentunya, ada harapan bahwa ini akan jadi formasi yang bertahan selamanya, membangun kembali semangat Revenge The Fate dengan dua amunisi segar untuk selanjutnya berkarya dengan lebih produktif. Sesi ini ditutup dengan pemberian hadiah pada Mow dan Gery, berupa satu buah foto formasi teranyar yang dibingkai dan mereka berfoto bersama Colony.

Setelah meresmikan formasi termutakhir, Revenge The Fate menggeber lagu yang baru saja dirilis untuk EP Awakening, “Paranoid”. Lagu ini dimulai dengan permintaan Anggi untuk membuat sebuah wall of death. Colony yang belum habis tenaga segera terbagi menjadi dua bagian, dan segera setelah Anggi selesai memberi aba-aba, mereka langsung berbenturan di tengah moshpit, masih dihiasi beberapa orang yang diangkat setelah stage dive dari panggung.


Richie berkolaborasi dengan Revenge The Fate di lagu "Ambisi" | Konser "Awakening", 2 Desember 2018

Akhirnya, Revenge The Fate sampai di akhir repertoar. Mereka membawakan lagu yang sudah diminta sejak awal oleh para Colony, lagu dari album Redemption berjudul “Ambisi”. Di sesi ini, Revenge The Fate mengajak gitaris terdahulunya, Richie untuk menyumbang tambahan distorsi di panggung. Dengan format tiga gitaris, lagu ini macam bara yang panas dan membakar, meski sudah di ujung penampilan. Anggi bahkan sempat stage dive dan tetap bernyanyi dengan stabil. Total, 13 lagu dibawakan oleh Revenge The Fate. Secara keseluruhan, mereka memainkan dengan sangat apik. Durasi satu setengah jam dirasa sangat pas, tidak sampai membuat penonton keburu bosan karena daftar lagu yang terlalu banyak.


Anggi diangkat kerumunan Colony | Konser "Awakening", 2 Desember 2018

Sekitar pukul sembilan malam, acara selesai. Beberapa penonton sempat mengambil alih mikrofon dan menyanyikan sebagian lagu “Ambisi”, macam tidak mau usai dari serangan euphoria. Dengan begini, konsep yang diangkat Revenge The Fate dalam menggelar konser “Awakening” bisa dibilang berhasil dan sukses, intim dan kondusif. Meski begitu, masih saja ada kejadian yang harus menurunkan rasa senang di sini, ketika beberapa gawai hilang dan masuk saku yang bukan miliknya (F*CK YOU, ini konser, ajangnya senang-senang!). Panitia bahkan sempat melakukan screening ulang ketika penonton keluar area Spasial, mengantisipasi jika para maling itu masih di sana. Tapi setidaknya, manajemen Revenge The Fate sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menghindari hal-hal macam itu. Menjadi bodoh adalah pilihan, dan itu lah yang dipilih oleh para kaum “terbelakang”.

Akhir kata, selamat kepada Revenge The Fate! Semoga, konser, EP dan formasi terbaru ini mengantarkan mereka ke arah yang lebih bersinar dan makin berbahaya!

BACA JUGA - DCDC ShoutOut! Day - Energi Tanpa Batas di Ujung Sumatera

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner