Ketika Anak Band Bikin Konten

Ketika Anak Band Bikin Konten

Musik dan musisi sebagai pelakunya kiranya akan selalu berkaitan erat dengan yang namanya eksistensi, dan salah satu caranya mereka harus selalu punya konten dan ‘isu’ untuk diangkat

“Langit Terbuka Luas, Mengapa Tidak Pikiranku, Pikiranmu?”. Lagu dari Pure Saturday (selanjutnya ditulis PS) yang diambil dari album Utopia tersebut jadi satu hal yang kemudian menjadi sebuah kutipan paling terkenal dari Pure Saturday. Menariknya, kalimat tersebut lahir bukan dari salah satu personel Pure Saturday, melainkan dari seorang rapper paling diperhitungkan di ranah musik tanah air bernama Herry Sutresna a.k.a Ucok ‘Homicide’ a.k.a Morgue Vanguard. Ucok yang punya hubungan dekat dengan para personil PS (khususnya si kembar Adhi Udhi) nyatanya banyak dilibatkan dalam proses kreatif PS. Tidak hanya untuk urusan lirik atau judul lagu, Ucok juga nyatanya selalu punya peran penting dalam urusan visual Pure Saturday, khususnya cover album. Ucok mengaku kerap terlibat pekerjaan visual bareng mantan gitaris PS, Adhi, termasuk ketika Adhi dan dirinya kerap membuat desain visual PS di rumah Ucok.

Banyak cerita seru yang dipaparkan Ucok kala dirinya menjadi narasumber untuk sebuah program bernama “Di Bangku Taman”, yang bisa disaksikan di kanal Youtube Pure Saturday Official. Konten berisi obrolan santai antar musisi seperti ini belakangan menjadi satu hal yang cukup mencuri perhatian, di mana pada masa pandemi seperti ini, para musisi yang biasa menyapa penggemar di atas panggung berganti arena di depan layar kamera, berkisah tentang perjalanan bermusik mereka dan cerita-cerita unik lainnya, yang mungkin tidak didapatkan di media-media musik atau pun portal berita online. Terlebih dengan narasumber yang merupakan teman dekat si band seperti halnya kedekatan Ucok dan Pure Saturday, hal tersebut menjadi sebuah ‘obat rindu’ penggemar yang tidak bisa bersua dengan idolanya. Mendengar obrolan langsung dari si empunya cerita tentu selain otentik jadi satu hal yang punya value lebih.

Pure Saturday tidak sendirian sebagai band yang terkena dampak pandemi, sehingga kemudian berinisiatif membuat konten seperti “Di Bangku Taman”. Selain mereka ada juga Netral atau NTRL yang punya konten bernama “NTRL Bedah Lirik”, di mana mereka bercerita panjang lebar tentang lagu-lagu yang mereka buat. Bagus yang menjadi tokoh central dalam pembuatan lirik di lagu-lagu NTRL punya sudut pandang menarik akan lagu-lagu yang dia buat. Terkadang filosofis, namun tidak jarang juga dia menulis lirik ‘sekenanya’, tapi justru ketika diaplikasikan dalam bentuk lagu membuahkan hasil yang seru untuk diulas.

Dalam sebuah kesempatan wawancara, Hendra dari grup musik Rock N Roll Mafia menuturkan jika jadi musisi pada masa pandemi seperti sekarang ini harus bisa multitasking, karena selain bermusik mereka juga ‘dituntut’ untuk bisa membuat konten yang menarik dengan berbagai media. Beberapa diantaranya ada yang kemudian tampil ke permukaan dengan membuat kanal Youtube. Dari mulai tips and trick bermain musik sampai konten-konten menyerupai talk show mereka buat, guna mengisi kekosongan jadwal manggung kala pandemi seperti ini.

Menggaris bawahi tentang konten wawancara di kanal Youtube masing-masing musisi, dari mulai David Bayu dengan kanal Youtube nya yang bernama David BayuTube, lalu ada Buluk ‘Superglad’ dengan konten bernama Catatan Si Buluk, Eka Annash ‘The Brandals’, yang juga punya konten wawancara bernama Diskas! (Diskusi Bareng Eka Annash), hingga sang musisi legendaris Ari Lasso dengan kanal Youtube nya yang bernama Ari Lasso TV. Para musisi ini ternyata cukup piawai dalam menggali ‘isi’ si narasumber, hingga tersaji obrolan bergizi yang tidak hanya seputaran musik, tapi banyak hal lainnya yang menarik untuk diangkat ke permukaan.

Selain itu, hal menarik lainnya dari beberapa konten yang dibuat musisi, kita yang mungkin bagian dari penggemar mereka jadi tahu sisi lain musisi dengan semua kreativitasnya. Musisi Erix Soekamti bahkan lebih dulu menjadi seorang content creator lewat DOES (Diary Of Erix Soekamti) nya, bahkan kemudian berkembang pesat dan menjadi DOES University, yang memfasilitasi banyak ilustrator untuk membuat animasi dan pola-pola kreasi seru lainnya.

Bicara tentang covid 19 dan dampaknya bagi kelangsungan hajat hidup orang banyak (termasuk para musisi) band Barasuara punya inisiasi seru lewat konten yang mereka beri nama ‘Bara Family Business’. Konten atau program ini sendiri merupakan dukungan band Barasuara terhadap bisnis rumahan milik masing-masing personel dan tim produksi mereka @baragenk. “Produknya dibuat dengan 100% kasih sayang dan rasa kangen manggung, sementara belom bisa jumpalitan bareng, kita ketemunya lewat pesenan dulu ya”, ujar mereka dalam unggahan di akun instagramnya.

Ini bukan pertama kali Barasuara membuat konten seru perihal kegiatan mereka di luar manggung. Dari mulai ngejam online bareng, sampai kupas tuntas isi dapur rekaman lagu-lagu hits mereka, Barasuara nyatanya belum kehabisan akal untuk juga mengetengahkan bisnis orang-orang terkasih di lingkaran mereka. Karena di atas atau di bawah panggung roda ekonomi masih harus terus berjalan, maka harus selalu punya cara untuk mensiasatinya. Untungnya mereka punya solusi akan hal itu.

Diakui atau tidak baik pada era pandemi seperti saat ini atau pun sebelum dan sesudahnya, agaknya musisi memang perlu multitasking agar bisa tetap bertahan di industri musik. Musik dan musisi sebagai pelakunya kiranya akan selalu berkaitan erat dengan yang namanya eksistensi, dan salah satu caranya mereka harus selalu punya konten dan ‘isu’ untuk diangkat. Manajemen punya pengaruh kuat disini, karena sebagus apapun musisi/band jika tidak dinaungi orang-orang kreatif dibelakangnya rasanya mereka tidak akan kemana-mana. Mungkin sudah terlalu sering kita menemukan musisi/band bagus namun namanya tidak muncul ke permukaan. Salah satu faktornya mereka hanya berfokus pada kegiatan bermusik saja, tanpa membuat konten, mengangkat ‘isu’, atau pun lewat kolaborasi yang kemudian bisa menghasilkan sinergi menarik di permukaan.

BACA JUGA - Musik Bukan Agama, Boleh Dibecandain

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner