Ketidakwarasan Kolektif Irama Lagu Cinta

Ketidakwarasan Kolektif Irama Lagu Cinta

Dadaisme dalam musik yang membuat ketidakwarasan kolektif, lewat sebuah lagu berdurasi 38 detik berjudul "Kejatuhan Rona Jiwa Yang Meronta-Ronta Dalam Estetika Psikedelis".

Setiap orang bisa dengan mudah membuat daftar atau kumpulan lagu cinta menurut versi mereka, dari lagu-lagu asal musisi penganut tema cinta garis keras. Tapi, jika ditelisik lebih dalam, lagu-lagu cinta yang muncul ke permukaan begitu banal, dan hanya menampilkan cinta dari kacamata telanjang tanpa melihatnya lebih dalam. Jika Anji dalam lagunya berpesan tentang cinta melalui bahasa isyarat, maka grup musik Modern Day Sky berbicara cinta lewat komposisi musiknya. Dadaisme dalam musik yang membuat ketidakwarasan kolektif, lewat sebuah lagu berdurasi 38 detik berjudul “Kejatuhan Rona Jiwa yang Meronta-Ronta dalam Estetika Psikedelis”, hasil gubahan lagu dari grup musik eksperimental, Sungsang Lebam Telak.

Sebuah lagu dari grup musik Sungsang Lebam Telak ini dibongkar dan dipadu ulang oleh Anzarra Djahran, yang mencoba memindahkan konsep lukisan ke dalam musik. Untuk tujuan ini, ia memulai sebuah proyek bernama Modern Day Sky, sebuah eksperimen musik yang mendapat influens, di antaranya dari Gorillaz dan Aphex Twin. Di bawah asuhan Dr. Mr. J. Otizan, seorang Self-Honorary Doctor dalam bidang Plagiatry & Art with Pirated Media asal pinggiran London, Inggris, ia mulai merekam sepuluh lagu dengan berbagai tema dan konsep.

Lagu berjudul “Kejatuhan Rona Jiwa yang Meronta-Ronta dalam Estetika Psikedelis” ini mungkin menurut masyarakat awam tidak terstruktur beraturan, baik dari segi bagan lagu sampai aransemen musiknya. Sebuah lagu yang tidak “diniatkan” bercerita tentang cinta (dan mungkin memang bukan lagu cinta juga), namun bisa menerjemahkan begitu baik tentang bagaimana ketika cinta harus diwakili melalui sebuah lagu.

BACA JUGA - Festival Musik Noise Terus Bergeliat di Yogyakarta

Mungkin, baik Modern Day Sky atau Sungsang Lebam Telak tidak seperti sedang bermain musik, karena terkesan berantakan dengan musik yang mereka mainkan. Susah untuk mencari relevansi antara judul lagu dan cara mereka memainkan lagunya. Namun, itulah cinta. Ketika seseorang jatuh cinta, tidak akan ada yang benar-benar bisa merasakannya, selain dari orang yang mengalaminya sendiri. Ketika mereka bermain musik, tidak peduli apakah orang lain akan mengerti atau tidak dengan musik yang mereka mainkan, toh sepertinya mereka sangat menikmatinya ketika bermain musik. Seperti itulah cinta yang mereka rasakan, untuk kemudian ingin mereka coba terjemahkan dalam lagunya. Coba saja ulangi lagunya setidaknya lima kali dalam sehari. Mungkin dalam rentang waktu seminggu, kamu bisa mengerti apa itu cinta secara hakiki. (Simak lagu mereka melalui tautan http://www.inmyroom.us/moderndaysky/)

Ketika kita mendengarkan lagunya, rasanya kita seperti mendengar orang yang sedang bercinta, dengan segala hasrat yang ditumpahkan melalui bentuk nada dan harmoni yang porak poranda dalam rima. Walau begitu, biarkan saja mereka memainkan lagunya sampai selesai. Setidaknya, ungkapan ketika jatuh cinta dunia serasa milik berdua adalah benar adanya, yang dalam hal ini menjadi milik Modern Day Sky.

Tapi lepas dari itu, sekeras apapun kita mencoba menerjemahkan apa itu cinta, maka jawabannya tidak akan pernah ada. Karena, cinta itu sendiri adalah sebuah intuisi dari perasaan, yang kiranya sulit dijelaskan melalui lisan atau tulisan. Pun begitu, ketika cinta yang diwakili oleh sebuah lagu dan musik yang mencoba menangkap esensi dari cinta itu seperti apa. Tapi, lewat lagunya Modern Day Sky berhasil menerjemahkan cinta dalam artian yang benar. Ringkasnya, cinta adalah abstrak dan tergantung siapa yang merasakannya. Ada yang menganggapnya manis, ada yang menganggapnya pahit. Terserah saja, seperti ketika memaknai musiknya Modern Day Sky.

 

Sumber Foto: http://www.inmyroom.us/moderndaysky/

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner