Keputusan Seorang Mike Marjinal Untuk Turun ke Jalan, Membuka Jalur Kehidupannya Hingga Saat Ini

Keputusan Seorang Mike Marjinal Untuk Turun ke Jalan, Membuka Jalur Kehidupannya Hingga Saat Ini

Sumber foto : Diambil dari instagram pribadi Mike Marjinal @mikemarjinalofficial

Mike mendeklarasikan bahwa punk baginya adalah suatu nilai kebebasan dengan mengesampingkan fenomena jika punkers harus begini begitu

Terus menerus menyebarkan energi positif perihal apresiasi, rubrik DCDC Legend Musician kali ini kembali hadir untuk mengangkat salah satu nama yang memiliki peran ataupun dampak signifikan atas sepak terjangnya di dunia musik. Salah satu nama kali ini datang dari skena musik punk ibu kota, di mana dirinya secara tegas telah bergelut dengan dunia yang ia pilih dan perjuangkan bersama musik, diketahui petualangannya dimulai sejak ia tumbuh di masa remaja. Memiliki nama asli Mikail Israfil, Mike begitu ia disapa memulai perjalanan karir musiknya di era pertengahan tahun 90-an dan masih konsisten di jalur berkesenian hingga hari ini.

Kesuksesan seorang Mike bersama band besutannya Marjinal telah mencatat deretan karya berupa album penuh, mini album, single lepasan dan masuknya marjinal kedalam beberapa album kompilasi. Seperti telah kita ketahui, sepak terjang seorang Mike bersama marjinal telah banyak meraih massa secara masif, bahkan pengikut marjinal terhitung berada di seluruh penjuru bagian di negeri ini. Nama besar Marjinal hingga menjadi salah satu band punk terbesar di tanah air, tak luput dari seorang Mike yang menghantarkan karya-karya musiknya.

Mundur ke masa lalu, paham atas jalur kehidupan yang dipilih Mike terbilang terjadi secara organik. Mike adalah seseorang yang sebenarnya dibesarkan di lingkungan militer, ayah nya merupakan seorang tentara pada saat itu yang mengharuskan jauh dari anaknya dikarenakan mengemban tugas negara. Mike tinggal bersama ibunya di komplek asrama tentara, keterbatasan ekonomi mengharuskan seorang Mike untuk turun kejalan mencari rupiah sendiri. Keputusan dan keberaniannya saat itu untuk menjadi seorang musisi jalanan merupakan gerbang pertama Mike memasuki jalur kehidupannya yang ia pilih hingga sekarang.

Nama Mike seperti tak dapat dipisahkan dengan nama bandnya Marjinal, band yang ia bentuk sebelumnya dengan nama AA (Anti ABRI, Anti Anak Buah Rhoma Irama) dan AM (Anti Military) setahun sebelum gejolak politik Indonesia memanas 1998. Mungkin, saat itu ia memiliki sentimen terhadap musik yang berkembang di permukaan, atas kegelisahannya lantas Mike merespon dengan melawan arus utama melalui band dengan nama tersebut, mungkin saja. 

Berselang beberapa tahun, Mike mengubah nama bandnya menjadi Marjinal. Sebuah nama yang didapat dan terinspirasi dari seorang tokoh perempuan asal Kota Surabaya Marsinah, yang sangat berani dalam memperjuangkan haknya sebagai seorang buruh. Dalam melaksanakan tugas sucinya, Marsinah gugur diakibatkan penyiksaan yang dilakukan aparat berseragam saat itu. Tak hanya disematkan menjadi nama untuk bandnya Marjinal, Mike dan Marjinal pun mengenang tokoh Marsinah di Album ke-3 Marjinal berjudul Marsinah lengkap dengan keberadaan potret seorang Marsinah yang menghiasi sampul depan.

Seorang Mike menjalani kehidupan sebagai seorang punk atas dasar pemikiran dan pemahamannya terhadap nilai-nilai yang ada dalam punk itu sendiri. Banyak pelajaran berharga tentang kehidupan yang menjadikan pribadi seorang Mike hingga saat ini. Dari karya yang ia hasilkan bersama Marjinal, Mike secara lantang berusaha menyampaikan pesan penderitaan rakyat atas keadilan dan persamaan hak. Melalui musik, Mike berbicara banyak soal pandangannya terhadap kaum politikus rakus dan ganasnya aparat yang tak patut sebagaimana tugas semestinya.

Selama aktif bermusik sebagai musisi punk di wilayah underground, Mike juga mendeklarasikan bahwa punk baginya adalah suatu nilai kebebasan dengan mengesampingkan fenomena jika punkers harus begini begitu. Mike melihat setiap orang dapat mengakses kebebasan untuk menjadi dirinya sendiri, jadi siapapun yang menjadi dirinya sendiri itu disebut punk, tanpa harus dibatasi dengan punk penampilan, ataupun musik. Karena dalam punk sendiri ada istilah ‘Do it Yourself’ yang sarat dengan kebebasan.

Keseharian seorang Mike juga telah lama diisi bersama komunitas yang ia bangun bersama Boby Marjinal yaitu Taring Babi. Sebuah rumah terbuka yang menjaga kondisi bagi siapa saja yang datang memelihara kebebasan. Komunitas Taring Babi menjadi tempat di mana saling berkontribusi, belajar dan berbagi atas berbagai potensi, baik itu pengetahuan maupun keterampilan. Mereka hadir di tengah keseharian masyarakat dan menangkis keraguan cap negatif anak punk dengan berbagai gerakan positif secara gotong royong.

Berani mengambil sikap untuk menjadi diri sendiri sebagai seorang punk dan gagasan-gagasan seorang Mike Marjinal dalam menjalani kehidupan sebagai seorang warga negara, semestinya telah membuka mata setiap anak di negeri ini. Berbicara lantang melalui karya musik adalah cara melayangkan protesnya terhadap berbagai macam polemik yang bergulir di ranah kekuasaan yang korup. Bersama Marjinal, MIke telah mengawal apa-apa yang menyangkut urusan kehidupan banyak orang, terutama kaum yang tertindas.

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner