Kaswari : “Kalo Masih Diatur Bukan Punk!”

Kaswari : “Kalo Masih Diatur Bukan Punk!”

Transkrip wawancara oleh Ganjar Pratama

“Kalo tiba-tiba kita mau bikin lirik cinta-cintaan gitu ya bodo amat itu terserah kita gitu. Kalo kita masih diatur bukan punk dong. Masa masih diatur sama orang

Dalam olahan musiknya grup musik Kaswari mengedepankan unsur musik punk sebagai pondasi utamanya. Kaswari menyuguhkan genre punk ala era 90an/2000an awal, yang juga dikombinasikan dengan jenis musik lain sebagai eksperimen. Hal tersebut tergambar pula dalam single mereka berjudul “Seruan Ombak”. Ditemui disela-sela syuting DCDC MusikKita, Wilman (vokal, gitar), Difie (bass) dan Ryo (drum), tiga orang personil dari Kaswari menceritakan tentang sejarah berdirinya band mereka, pandangan mereka tentang punk, dan dinamika menarik selama kurang lebih setengah dekade berdiri sebagai kolektif musik.

“Kita terbentuk dari tahun 2015, sempet vakum di 2018 karena punya kesibukan masing-masing dan juga karena ada yang menuntut ilmu. Lanjut lagi tahun 2019, dan di tahun itu kita ngerjain EP yang sempat tertunda, sampai akhirnya kita rilis debut single dari EP tersebut, terus terpilihlah lagu “Seruan Ombak” yang kita perkenalkan di akhir tahun 2019 lalu”, ujar Wilman.

Sang bassis, Difie menambahkan jika pada awalnya mereka terbentuk gara gara tongkrongan dan mempunyai musik dan selera yang sama. “Mainnya juga bareng jadi daripada ga ada kegiatan kita iseng aja ngeband, dan ternyata nyambung. Terus buat nama dan lanjut deh jalan, ujarnya.

Kaswari yang identik dengan musik punk mengaku cukup banyak terpengaruh oleh band-band punk rock dari Jepang era 90an. Menurut mereka yang menarik dari band-band punk era 90an berkaitan erat dengan pengalaman mereka yang memang tumbuh besar pada tahun-tahun tersebut. “Udah bawaan sih, udah terpengaruh aja gitu, tapi kita kemasnya baru, meskipun rasa yang kita bawa masih di nuansa 90an. Dari segi sound dan pas kita main kita arahnya udah kesitu gitu, emang udah jalannya aja terus kita sepakatin arahnya kesitu”, ujar Wilman yang diamini oleh Ryo dan Difie.

Musik punk yang identik dengan lirik-lirik perlawanan disikapi lain oleh Kaswari yang menuturkan jika dalam lagu-lagunya mereka lebih menekankan pada keresahan yang mereka rasakan. mungkin perasaan kita saat ini ada yang sama merasakannya disana. Tapi intinya apa yang kita rasain aja kita tulis. Kalo tiba-tiba kita mau bikin lirik cinta-cintaan gitu ya bodo amat itu terserah kita gitu. Kalo kita masih diatur bukan punk dong. Masa masih diatur sama orang”, ujar Difie.

Kaswari yang telah merilis single “Seruan Ombak” mengaku jika lagu yang mereka tulis tersebut berisikan tentang lirik yang mengajak pendengar agar jangan lupa rileks disela pekerjaan, baik itu di lapangan atau di kantoran. “Gua cuma mau menyerukan mereka jangan lupa untuk bersenang senang gitu. Sama jangan lupa istirahat”, ujar Wilman menutup obrolan dengan DCDC

BACA JUGA - Hampir Satu Dekade Berdiri, Camestay Masih Konsisten Dengan ‘Punk’ Sebagai Identitasnya

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner