Jika Para Musisi Bermain Bola, Posisi Apa yang Cocok Untuk Mereka?

Jika Para Musisi Bermain Bola, Posisi Apa yang Cocok Untuk Mereka?

Sumber foto : Pexels.com

DCDC mencoba berandai-andai jika para musisi ini jadi pemain sepak bola. Kira-kira posisi apa yang paling cocok untuk mereka? 

Sepak bola dan musik, keduanya adalah hal popular dengan jutaan penggemarnya. Saking popularnya olahraga ini, bahkan di Inggris sana beberapa grup band cukup sering diidentikan dengan tim sepak bola, seperti The Beatles yang identik dengan Liverpool, atau Oasis dengan club Manchester City. Kemeriahan sepak bola juga sering berbanding lurus dengan lagu-lagu hits yang popular karena sepak bola, seperti hajatan akbar piala dunia misalnya, yang melahirkan hits terkenal seperti lagu “La Copa de la Vida” dari Ricky Martin, atau pun Shakira dengan lagu “Waka Waka (This Time for Africa)”, yang jadi lagu tema piala dunia di Afrika tahun 2010 lalu.

Namun, apa jadinya jika peran musisi itu bukan hanya sebagai penyanyi lagu tema piala dunia saja, tapi si musisi nya sendiri yang menjadi pemain bola, dengan analogi yang dilatarbelakangi peran dia di sebuah band, dan posisinya di lapangan hijau. DCDC mencoba berandai-andai jika para musisi ini jadi pemain sepak bola. Kira-kira posisi apa yang paling cocok untuk mereka? Simak daftarnya berikut ini.

Penjaga Gawang : Leon “Koil”

Dengan postur yang besar, ditambah dengan kemampuannya bermain drum, Leon cocok ditempatkan pada posisi penjaga gawang, yang merupakan benteng terakhir dalam sepak bola. Hal itu sejalan dengan posisi pemain drum, dimana keberadaannya menjadi pondasi yang penting dalam bangunan musik sebuah band. Kemampuan Leon memasak juga mengurangi resiko kehilangan fokus karena lapar. Leon akan cukup konsentrasi karena pondasi dia secara fisik sudah kuat, dan jika dihubungkan dengan gaya bermain drum dia yang konstan dalam setiap ketukannya, Leon pintar menjaga rima permainan. Karena itulah dia cocok ditempatkan jadi penjaga gawang.

Back/Pemain Belakang : Erick Soekamti, Morgan “Raja Singa”, Gerald Situmorang, Sammy Bramantyo

Sama seperti halnya Leon, secara fisik Erick bisa menjadi ancaman dengan postur tubuhnya. Ditambah dengan posisinya sebagai basis band punk, yang terbiasa dengan pola-pola permainan cepat, Erick bisa bergerak lincah menghadang pergerakan lawan yang ingin masuk benteng pertahanan timnya. Sedangkan Morgan dengan “auman” nya yang garang bersama band Raja Singa, cukup membuat lawan terintimidasi ketika memasuki daerah pertahanannya. Sama seperti Erick, Morgan yang juga terbiasa dengan pola permainan grindcore yang cepat, akan bisa membantu Erick yang bergerak dinamis, menghadang pergerakan lawan yang mencoba menembus daerah pertahanan.

Selain dua musisi di atas, ada Gerald dan Sammy, basis dari band yang cukup diperhitungkan di tanah air, Barasuara dan Seringai. Gerald Situmorang atau biasa disingkat Gesit, jadi kata yang pas untuk menggambarkan dia di atas panggung. Bersama Barasuara, Gerald juga aktif memancing penonton untuk mau menggerakan badan, bersamaan dengan bangunan ritmis yang dia buat dengan Marco Steffiano, drummer dari Barasuara. Pola permainan dia di atas panggung yang gesit dan lincah, ketika itu diterapkan di lapangan hijau akan membuat lawan kewalahan menghadapinya. Apalagi jika gerak lincah Gerald diimbangi pula oleh Sammy Bramantyo. Basis band Seringai ini punya pergerakan yang juga dinamis, dan posisinya yang ditempatkan dengan Erick, Morgan, dan Gerald, akan jadi benteng yang sulit dilewati, sebelum akhirnya sang lawan berhadapan dengan Leon dibawah mistar gawang.

Playmaker & Pemain Tengah : Eben “Burgerkill”, Doni “Koil”, Ricky “Seringai”, Stevie Item

Jika ada satu pertanyaan tentang kenapa band Burgerkill bisa sampai sebesar sekarang? Dengan segala hormat dan tanpa mengurangi peran personil lainnya, maka jawabannya adalah karena Burgerkill punya arsitek bernama Eben. Dia cukup detail memikirkan Burgerkill secara estetika, maupun gimmick yang sejalan dengan citra yang ingin dia ciptakan, hingga di tangan Eben Burgerkill menjelma jadi monster berbahaya di atas panggung. Jika hal itu diterapkan pada sepak bola, maka Eben cocok ditempatkan pada posisi playmaker, yang bertugas membuat pola-pola serangan terhadap lawan.

Kejelian dia menangkap peluang, baiknya diimbangi pula oleh Doni dan Ricky, dari band Koil dan Seringai. Baik Doni atau Ricky, keduanya masuk dalam jajaran gitaris jenius, dengan kejelian mereka merangkai olah tata suara gitar jadi rentetan distorsi yang menggigit. Doni kuat dengan nuansa industrial rock nya, sedangkan ricky dengan stoner rock nya. Jika tiga musisi ini digabungkan maka akan lahir pola serangan yang mematikan, dan makin dikuatkan oleh rentetan permainan melodi bak dewa dari Stevie Item. Analoginya, rentetan melodi bak dewa dari Stevie itu seperti halnya dengan gocekan maut Ronaldo atau Ronaldinho dalam sepak bola, yang siap memberi umpan indah bagi sang striker, atau bahkan bisa langsung merobek jala gawang lawan.

Striker/Penyerang : Arian 13, Aldi “Keparat”

Satu hal yang bisa menggambarkan tentang striker ini adalah kalimat straight to the point. Seorang striker harus bisa melihat peluang dan menyambarnya langsung, tidak berbelit-belit, atau pun larut dalam permainan yang lambat. Hal-hal seperti itu dimiliki dua orang vokalis ini, dimana setiap lirik lagu yang mereka nyanyikan langsung menuju poinnya, tanpa berputar-putar dalam jalinan prosa atau metafora yang punya ragam interpretasi. Adalah Arian 13 dan Aldi “Keparat”, dua vokalis dari band Seringai dan Keparat. Keduanya punya warna vokal yang jauh dari merdu, namun punya daya ledak seperti sambal yang langsung terasa pedas di gigitan pertama.

Jika pola itu diterapkan dalam sepak bola, mungkin mereka cukup sesuai jika digambarkan dengan sosok striker seperti Ruud van Nistelrooy, yang meskipun tidak terlalu pintar dalam urusan gocek bola, namun punya kejelian merobek jala gawang hingga berbuah gol. Pun begitu dengan Arian dan Aldi. Keduanya enggan berbasa-basi dengan permainan kata-kata, karena mereka lebih senang langsung menghajarnya dengan sumpah serapah dan makian dalam lagu-lagunya. Gamblang, dan Straight to the point!

Itulah 11 orang musisi yang menurut DCDC cocok jika ditempatkan pada posisi tertentu dalam sepak bola. Ke sebelas orang itu dinilai bisa jadi "the dream team" versi DCDC.  Kalau kalian punya “the dream team” versi kalian sendiri, boleh dituliskan di kolom komentar ya.

BACA JUGA - Menganalogikan Band Dengan Hidangan Untuk Berbuka Puasa

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner