Jay Dawn, Tukang Mutilasi Musik Jadi Duit

Jay Dawn, Tukang Mutilasi Musik Jadi Duit

Foto didapatkan dari Jay Dawn.

Menekuni profesi sebagai seorang beat maker bukan opsi yang banyak dipilih, tapi ternyata inilah pilihan yang dijalani oleh Jay Dawn. Proses yang ia lalui hingga ada di posisi hari ini ternyata tidak mudah dan tidak jarang menuntut Jay untuk putar otak.

Dikenal dengan nama Jay Dawn, ia adalah seorang beat maker yang tahun lalu baru saja merilis karya mini album solo berjudul Darker Dawns Ahead di bawah kendali Grimloc Records. Ia juga masih aktif  tergabung di grup hip-hop Eye Feel Six dan Krowbar. Karya musiknya tidak hanya berkutat di dunia hip-hop belaka, namun banyak menghiasi berbagai macam band lintas aliran musik di Indonesia. Tidak banyak orang yang mengambil peluang di profesi ini, namun bagi sosok Jay Dawn yang juga penggila band Slayer, profesi ini justru yang mampu membuatnya bertahan hidup hingga kini.      

Di awal tahun 1990an, Jay mengawali karir bermusik sebagai vokalis di sebuah band hardcore dan thrash metal bernama Nomad bersama tetangganya, Badick yang sekarang tergabung di Savor of Filth. Di saat tergabung di band Nomad, Jay mempunyai kesempatan untuk melakukan banyak eksplorasi bermusik. Salah satu yang mencuri perhatiannya adalah sebuah lagu kolaborasi  "Bring The Noise" antara Anthrax dan Public Enemy, yang mana karya tersebut mempertemukan gabungan musik hip-hop dan thrash metal. Dari situlah awal ketertarikan Jay pada musik hip-hop mulai muncul.

Selepas lulus SMU, Jay sempat berkeinginan untuk melanjutkan sekolah DJ, namun sayangnya tidak direstui orang tua. Akhirnya, Jay pindah ke Jakarta untuk bekerja dan eksplorasi Jay terhadap hip-hop harus berhenti dan fokus untuk bekerja. Di tengah kesibukannya bekerja, Jay menyempatkan diri untuk mengenal musik techno yang saat itu marak diputar di beberapa klab malam Jakarta. 

Sepulang dari Jakarta, Jay kembali bekerja sebagai koki di sebuah kafe di Bandung. Kebetulan, tempatnya bekerja kerap dipakai nongkrong komunitas hip-hop Bandung. Keinginan Jay untuk mengenal lebih dalam musik hip-hop semakin besar setelah sering ngobrol dan berdiskusi dengan komunitas tersebut. Hingga akhirnya, Jay memutuskan berhenti bekerja dan memilih membentuk grup hip-hop bernama D’Army bersama Gaya yang sekarang juga bersamanya di Eye Feel Six. Dari sinilah bakat Jay sebagai beat maker makin terasah.

Dengan modal komputer pentium empat hasil pemberian orang tua dan mengandalkan perangkat lunak Fruity Loops 4, Jay mulai bereksperimen membuat musik. Dengan teknik "mencuri" potongan suara instrumen dari beberapa band, seperti Slayer, Max Cavalera Conspiracy dan Led Zeppelin, Jay memulai petualangan baru sebagai seorang beat maker.

Melalui situs Facebook dan My Space, Jay mulai mempromosikan karyanya secara online. Selain itu, promosi lewat mulut ke mulut juga kerap terjadi di lingkar komunitas hip-hop. Namun, responnya tidak terlalu bagus karena beat atau musik yang dibuat Jay dianggap terlalu aneh dan sulit diterima di komunitas hip-hop.

Tapi ternyata, apa yang dilakukan Jay justru menarik perhatian Ucok Homicide kala itu, hingga akhirnya Jay dipercaya untuk menjadi produser musik untuk D’Army. Melalui banyak diskusi bersama Ucok, Jay mengaku mendapakan banyak masukan dan referensi yang berharga terkait dengan cara memproduksi musik di ranah hip-hop, seperti bagaimana pentingnya sebuah tema dan memperluas eksplorasi di ranah musik lain. Perlahan, Jay mulai serius berdagang musik dan mulai mendapatkan konsumen di lingkar komunitas. Sebagian penghasilannya ditabung untuk upgrade peralatan produksi musiknya.

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner